Konten dari Pengguna

Bisnis Batik di Masa Pandemi, Keuntungan Sampai Puluhan Juta

Ratih Nurul utami
Mahasiswi Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang
14 Februari 2022 14:46 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ratih Nurul utami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembuatan batik menggunakan canting. Dok: SHUTTERSTOCK/RADITYA
zoom-in-whitePerbesar
Pembuatan batik menggunakan canting. Dok: SHUTTERSTOCK/RADITYA

Salah satu bidang industri yang tetap eksis meskipun dalam masa pandemi Covid-19 adalah bidang busana atau pakaian. Seiring perkembangan zaman, bidang industri busana semakin menunjukkan inovasi baik dalam hal kualitas maupun keunikan busana

ADVERTISEMENT
Masa pandemi Covid-19 menjadikan para pebisnis semakin kreatif dan inovatif untuk lebih giat dalam memanfaatkan fasilitas digital pada era revolusi industri 4.0 ini. Seorang pebisnis juga harus mampu untuk berasaptasi dengan segala perubahan regulasi yang akan terjadi.
ADVERTISEMENT
Batik merupakan salah satu warisan dunia dari Indonesia yang memiliki perpaduan seni dan nilai budaya. Beragam corak batik yang telah dimodifikasi menjadikan konsumen semakin percaya diri dalam mengenakan busana dengan motif batik. Selain menunjang penampilan, mengenakan batik juga salah satu bentuk cinta terhadap tanah air Indonesia. Baik untuk acara formal atau non-formal batik masih bisa dipakai, bahkan dewasa ini banyak busana muslim bagi perempuan berhijab yang memadukan motif batik dalam busananya.
Sebagai warisan dunia, Indonesia berperan penting dalam pelestarian batik. Tak jarang wisatawan asing berkunjung ke Indonesia untuk melihat secara langsung proses pembuatan batik. Keunikan dan keindahan ragam motif serta proses pembuatan yang dinilai unik menjadikan sebagian besar wisatawan asing kagum dengan batik.
ADVERTISEMENT
Tingginya minat konsumen terhadap batik menjadikan pelaku bisnis berusaha untuk mengembangkan batik menjadi salah satu usaha bisnis dengan berfokus pada keunikan batik, salah satunya batik jumputan. Salah keunikan batik jumputan adalah hasil gradasi warna yang ditampilkan terbentuk secara alami.
Yogyakarta adalah salah satu kota penghasil batik terbesar di Indonesia. Butik Dea Modis merupakan salah satu butik di Yogyakarta yang memproduksi berbagai jenis, motif, dan warna batik mulai dari batik tulis, batik cap, maupun batik jumputan. Tingginya permintaan batik juga tidak menjadikan butik Dea Modis membuang limbah hasil produksi batik dengan sia-sia. Beliau mengolah limbah batik menjadi masker kain, pouch bag, dan sandal. Hal ini menjadikan keuntungan besar bagi butik Dea Modis yang meningkat pesat dengan pemanfaatan sumber daya yang dilakukan secara maksimal.
ADVERTISEMENT
Peningkatan keuntungan butik Dea Modis tidak terlepas dari kerja keras karyawannya. Kinerja karyawan tersebut menjadikan pemilik butik Dea Modis selalu ingin mengembangkan keterampilan karyawan dengan memberikan wadah peningkatan keterampilan melalui pelatihan dan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk karyawan.
Peningkatan pendapatan butik Dea modis juga berdasarkan pada sektor pemasaran melalui berbagai media sosial, seperti Instagram, Tik Tok, Facebook dan Whats App. Selain secara online, butik Dea Modis juga melakukan promosi rutin secara offline. Promosi ini dilakukan dengan mengikuti acara dinas provinsi atau kota dan ikut berpartisipasi dalam pameran di beberapa pusat perbelanjaan di kota Jogja.
Meskipun sempat mengalami penurunan penjualan hingga defisit di awal pandemi, pemilik butik Dea Modis terus berusaha menciptakan kreatifitas dan inovasi terbaru dengan memanfaatkan sumber saya secara maksimal. Kreatifitas menghadirkan jenis produk lain dari batik jumputan berupa masker, pouch bag serta sandal dari bahan sisa kain, menjadikan butik Dea Modis mengalami pelonjakan pesanan hingga harus memotong kain utuh untuk membuat produk tersebut.
ADVERTISEMENT
“Di masa pandemi ini, butik saya bisa mendapatkan laba bersih mencapai 10-20 juta dengan pendapatan kotor sekitar 40 juta” Ucap pemilik Dea Modis, Bapak Zeha. Beliau juga menyampaikan rencana bisnis yang akan dikembangkan kedepannya, yakni membuat cindera mata dengan harga yang terjangkau serta target pasar di kalangan menengah kebawah.
“Saya berharap dengan adanya penambahan jenis produk baru ini dapat menjangkau konsumen baik kalangan atas maupun menengah ke bawah” Ungkap Bapak Zeha.