Konten dari Pengguna

Menjaga Pakaian Anak Tetap Cemerlang dengan Vanish

19 September 2020 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ratnadewime tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menjaga Pakaian Anak Tetap Cemerlang dengan Vanish
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Punya anak kecil berarti harus punya kelapangan pikiran dan hati yang luas untuk mendukung tumbuh kembangnya. Belajar dari pengalaman masa kecil saya, ketika punya anak saya akan membiarkannya belajar sebanyak mungkin dari lingkungan dan pengalamannya. Saya seminimal mungkin akan melarang atau menegurnya jika itu bukan karena sesuatu yang membahayakan. Salah satu hal yang saya biarkan anak saya dalam masa tumbuh kembangnya adalah soal eksplorasi makan yang dilakukannya.
ADVERTISEMENT
Sedikit cerita soal masa kecil saya. Saat kecil, bapak saya adalah termasuk orang tua yang sangat galak sama anak. Untuk urusan makan saja, saya nggak boleh makan berantakan di meja. Ada sebutir nasi yang jatuh saja suka dimarahi. Apalagi kalau sampai ada noda-noda makanan yang mengotori baju. Waahhh bisa ngamuk besar bapak saya. Karena sejak kecil diperlakukan keras seperti ini, akhirnya saya jadi picky eater. Nggak cuma itu, efeknya bahkan sampai sedewasa ini. Sekarang kalau saya makan ada percikan kuah atau nasi yang jatuh ke meja langsung bikin gemetaran. Saya harus buru-buru mencari tisu buat membersihkannya. Kalau makan berantakan saya selalu ketakutan. Nah, saya nggak mau yang begini terjadi pada Aqsa, anak saya, juga. Saya mau, dari kotor dan noda-noda itu dia bisa belajar.
Anak-anak belajar banyak hal dari proses makan

´Kotor´ sebagai Bagian dari Proses Belajar Makan

Dulu sebelum saya tahu bahwa proses makan bukan cuma memasukkan makanan dalam mulut, saya maunya semua serba praktis. Saya tinggal menyuapi Aqsa saat makan apa saja sampai beres. Saya nggak mengizinkannya makan sendiri karena akan berakibat kotor dan memperlama durasi. Akibatnya, saya sempat terjebak dalam drama GTM (Gerakan Tutup Mulut) anak hingga berat badannya stuck untuk naik. Dari situ saya akhirnya mencari tahu tentang proses makan pada anak. Ternyata makan juga erat kaitannya dengan aktivitas sensori. Aktivitas sensori berhubungan dengan proses anak untuk mengenal tekstur, warna, bentuk, dan rasa makanan. Dari situlah baru saya sadar, anak juga perlu dikenalkan langsung dengan makanan. Bukan hanya terus-menerus disuapi.
ADVERTISEMENT
Saya mau anak saya belajar proses makan secara alami. Membiarkannya memegang, memilih, dan memasukkan sendiri makanan ke dalam mulutnya. Saya mau dia belajar soal tekstur, rasa, dan warna makanan. Saya mau dia belajar banyak hal. Yah, walaupun risikonya adalah tempat di sekitar dia makan jadi berantakan bahkan hingga meninggalkan noda makanan di baju-baju. Tapi menurut saya, ya itulah proses belajar. Saya nggak mau karena nggak berkenan melihat bajunya kotor, ia lantas urung belajar dan efeknya trauma panjang seperti saya. Big no no!! Itulah kenapa sekarang saya membiarkannya untuk makan sendiri saat ia mau makan. Hasilnya memang sekarang proses makan anak saya jadi gampang.
Namun memang tiap pilihan yang kita pilih dalam hidup tentu ada konsekuensinya. Memilih membebaskan Aqsa mengenal makanan apa saja berarti harus siap dengan kotor dan noda-noda di lantai, high chair, bahkan bajunya. Di sinilah skill saya sebagai ibu diuji. Bukan hanya skill untuk membersihkan semuanya jadi cemerlang lagi, tetapi juga kelapangan dan kesabaran hati saya diuji. Saya harus merelakan semua kekacauan karena bekas-bekas makanan itu demi untuk tumbuh kembang anak. Dan nyatanya saya pun bisa.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang ibu, saya juga nggak mau karena proses belajarnya lantas membuat penampilannya jadi kumal. Baju-bajunya boleh kotor saat proses belajar, justru di sini tugas saya untuk memutar otak mencari cara membersihkannya. Saya nggak mau juga donk kalau noda-noda makanan itu bertahan lama di baju, membuat baju jadi kelihatan lecek dan kotor, trus jatuhnya saat dipakai oleh Aqsa malah anaknya jadi kelihatan kayak anak jorok. Kalau Bahasa Jawanya adalah lethek atau kemproh. Di sinilah kecerdikan saya sebagai ibu diuji. Bagaimana saya bisa mencari cara agar anak saya tetap belajar tapi baju-bajunya tetap bersih.

Menghilangkan Noda Makanan pada Baju dengan Vanish

Untungnya sekarang zaman serba canggih. Banyak cara bisa dilakukan untuk tetap menjaga warna dan kebersihan pakaian anak. Salah satunya adalah dengan menggunakan Vanish Penghilang Noda. Jadi saya bisa membebaskan Aqsa bereksplorasi dengan makanan yang ingin dia makan tetapi tetap bisa menjaga kebersihan serta keutuhan warna pakaiannya.
ADVERTISEMENT
Vanish Penghilang Noda pada keluarga saya tuh ibarat kayak kunci pembuka kebebasan bereksplorasi buat Aqsa. Karena ada Vanish, ia saya bebaskan untuk mengeksplorasi apa saja dari makanan hingga mainan tanpa takut bajunya kotor karena terkena noda. Sebagai pemakai Vanish selama beberapa tahun terakhir ini, saya sudah tahu banget bagaimana cara kerja dan hasilnya pada baju. Alhamdulillah, sejauh ini baju saya sekeluarga pun tetap terlindungi dengan baik berkat Vanish.
Sebagai bagian dari proses mencuci di rumah selama bertahun-tahun, saya sudah mencoba Vanish Pembersih Noda baik itu yang bubuk atau cair. Tapi sejauh ini saya lebih banyak menggunakan Vanish Pembersih Noda cair karena gampang ditemukan di minimarket dan juga praktis. Cara kerja Vanish Pembersih Noda pun cepat dan praktis. Cara kerjanya, antara lain:
ADVERTISEMENT
Seperti contoh salah satu baju Aqsa yang terkena noda tetesan air jeruk ini. Noda ini merupakan noda tetesan jeruk semalam (baju dicuci keesokan harinya pada siang hari). Jadi ada jeda lumayan lama antara terkena noda dan waktu mencuci (sekitar 10 jam). Jeda waktu ini biasanya membuat noda berwarna pada baju sulit hilang dan membandel. Itulah sebabnya, lebih baik jika baju terkena noda langsung segera dicuci. Namun karena kondisi, nggak semua baju yang terkena noda bisa langsung dicuci, kan?
Kalau sudah begini, nggak usah khawatir lagi karena sudah ada Vanish Pembersih Noda. Untuk noda yang sudah lumayan lama dan membandel, saya hanya perlu teteskan sedikit Vanish Pembersih Noda varian Pink pada spot-spot baju yang terkena noda. Setelah itu, diamkan sebentar sekitar 5-10 menit (tetapi jangan sampai Vanish kering). Barulah kemudian rendam menggunakan deterjen sebentar dan cuci seperti biasa. Hasilnya bisa dilihat sendiri dalam foto ini.
Noda perlahan akan menghilang setelah kita kucek baju. Kalau diamati secara seksama, noda masih meninggalkan bekas yang sangaaattt tipis atau samar saat kondisi baju masih basah. Namun setelah baju benar-benar kering, voila… noda nggak kelihatan sama sekali. Pakaian pun kembali bersih seperti semula. Serat kain pun tetap terjaga karena baju tetap bertekstur seperti semula, tidak bertambah tipis, ataupun berbulu. Dan anak saya pun kembali bebas bereksplorasi kembali tanpa takut dengan noda-noda di baju. Hebatnya lagi, Vanish bukan sekadar penghilang noda di baju, tetapi juga membunuh kuman pada pakaian. Untuk pakaian anak, poin ini menjadi sangat penting mengingat pakaian yang nyaman untuk anak bukan sekadar yang terlihat bersih dari noda tetapi juga dari kuman.
So far, Vanish juga nggak menyebabkan efek samping pada saya. Cairannya ´ramah´ saat terkena di kulit dan tidak menyebabkan iritasi atau gatal. Berbeda dengan beberapa pembersih noda pakaian lainnya yang akan menimbulkan rasa panas saat terpercik ke kulit atau tangan saya. Saat digunakan pada pakaian anak pun, hasil akhirnya tidak menimbulkan sensasi apa-apa di kulit anak setelah pakaian kering dan dipakai.
ADVERTISEMENT
Selalu sedia Vanish di rumah akhirnya menjadi suatu keharusan bagi saya sebagai seorang ibu. Kini, saya nggak lagi takut baju anak menjadi kotor karena bereksplorasi. Yang paling penting adalah saya punya cara agar baju anak tetap bersih dan cemerlang sementara Aqsa bisa bereksplorasi dan bertumbuh kembang sesuai dengan usianya. Vanish Pembersih Noda pun secara nggak langsung membantu perkembangan Aqsa untuk mengenal banyak hal.
Jadi, mari bebaskan anak-anak kita bereksplorasi. Bagian kotor-kotornya, biar para orang tua yang tangani.
#Vanishxkumparan