Pelecehan Seksual Nonverbal di Universitas Gunadarma

Ratri Galih Ardiyanti
Mahasiswi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
13 Desember 2022 21:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ratri Galih Ardiyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber:Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber:Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelecehan seksual yang terjadi di Universitas Gunadarma yang dilakukan secara nonverbal oleh pelaku bernama Tegar Putra Pradanta. Ia adalah mahasiswa semester 1 jurusan Ilmu Komuniskasi angkatan 2022. Melakukan kekerasan secara nonverbal kepada korban-korannya. Salah satu tragedi pelecehannya di Universitas Gunadarma tersebut lebih tepatnya di kamar mandi pada tanggal 2 Desember 2022
Sumber: Laman Instagram @anakgundardotco dan @xeronav
Pada kronologi tersebut sang korban sudah berusaha melawan dari pelaku kejahatan pelecehan seksual tersebut. Pelecehan seksual yang dilakukan oleh pelaku bukan hanya dilakukan sekali, sampai saat ini korban yang speak up sudah sebanyak 3 orang.
ADVERTISEMENT
Mari kita bahas, apa itu pelecehan seksual nonverbal dan apa dampak untuk para korban secara psikologisnya.
Jenis-jenis Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual dibagi menjadi dua, yaitu verbal dan nonverbal. Pelecehan seksual secara verbal merupakan pelecehan yang bersumber pada ucapan yang disengaja maupun tidak sengaja yang bertujuan melecehkan perempuan. Contohnya adalah bersiul kepada perempuan, menggoda menggunakan hal-hal yang berbau sensitif, bercanda dengan menyelipkan unsur seksual, dan bercerita dengan lawan jenis dengan konteks dewasa sehingga terkesan membuat lawan bicara tidak nyaman. Semua contoh tersebut termasuk ke dalam pelecehan seksual secara verbal.
Selain itu, pelecehan seksual dapat dilakukan secara nonverbal. Apakah pelecehan seksual nonverbal tersebut? Pelecehan seksual nonverbal adalah pelecehan seksual secara fisik atau menggunakan tangan dan indra penglihatan, yaitu mata. Contoh yang sering terjadi adalah melihat bagian-bagian tubuh wanita secara tidak sopan, menyentuh payudara, merekam video tanpa adanya izin, lalu mengarahkan kamera ke bagian tubuh perempuan yang sensitif, misalkan dada, dan mengirimkan gambar tidak senonoh kepada lawan jenis.
ADVERTISEMENT
Dampak yang Dialami Korban Pelecehan Seksual secara Psikologis
Terdapat banyak dampak secara psikologis yang dialami korban pelecehan seksual, seperti korban akan merasa dirinya rendah dan kotor karena telah dinodai oleh para pelaku biadab tersebut, korban akan selalu merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekitarnya, dan mengalami trauma mendalam akibat dari pelecehan seksual tersebut.
Apakah terdapat Cara untuk Menghindari Pelecehan Seksual?
Secara khusus, tidak terdapat cara menghindar dari pelecehan seksual karena pelecehan seksual bukanlah salah korban, yaitu perempuan. Banyak pihak yang berpendapat bahwa faktor utama terjadinya pelecehan seksual adalah perempuan atau korban itu sendiri. Faktor penyebab utama terjadinya pelecehan seksual adalah mata dan pikiran laki-laki atau pelaku yang salah karena melihat dan memikirkan hal-hal yang dapat menimbulkan gairah dan mendorong pelaku melakukan aksi pelecehan seksual tersebut.
ADVERTISEMENT
Apa yang Sebaikanya Korban Lakukan?
Bagi perempuan yang menjadi korban pelecehan di tempat umum, jangan takut untuk berteriak dan meminta tolong agar pelaku tidak sampai menjalankan aksi tersebut. Berani berbicara tidak akan membuat perempuan terlihat lemah. Bahkan, perempuan yang berani berbicara adalah perempuan yang keren karena telah berani membela dirinya. Dengan keberanian berbicara, akan membuat perempuan menjadi lebih hati-hati dan waspada terhadap kejadian pelecehan seksual di lingkungan sekitar, dan membuat pelaku mendapatkan hukuman dari tindakan tercela yang dilakukan kepada perempuan.
Apakah Kalian Paham Bahwa Perempuan yang Telah Menjadi Korban Harus Dirangkul?
Ya! Korban dari pelecehan seksual haruslah dirangkul. Dengan kita merangkul para korban, hal tersebut akan membuat mereka merasa dipedulikan dan dilindungi. Bukan malah sebaliknya, korban tidak butuh dinasihati. Korban membutuhkan pundak dan bahu untuk bersandar dan menceritakan keluh kesah yang dirasakan. Mengapa demikian? Karena apabila memendamnya sendiri, hal tersebut justru membuatnya semakin terluka dan menimbulkan trauma yang dalam.
ADVERTISEMENT
Pelecehan seksual bukan hanya terjadi sekali atau dua kali, tetapi sering kali terjadi. Sebagai upaya mengurangi kasus pelecehan seksual, perempuan wajib menjaga dan melindungi diri sendiri, dan menjauhi orang-orang yang sekiranya akan melakukan pelecehan seksual. Berani speak up hal yang dirasakan juga membantu kaum perempuan agar tidak merasa sendiri dan lebih berhati-hati lagi untuk ke depannya.