Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Fangirling : Apa Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental?
14 Desember 2022 23:53 WIB
Tulisan dari Ratu Abyanti Nursadhrina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Apakah kamu pernah mendengar nama EXO, Red Velvet, BTS, Blackpink, atau NCT? Mungkin banyak dari kita yang sudah merasa tak asing lagi dengan nama boyband dan girlband tersebut, ya. Fenomena K-pop (Korean Pop) memang sudah bukanlah hal yang asing lagi bagi sebagian besar masyarakat dunia sekarang. “Virus” Korean Wave dengan mudahnya masuk dan menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Menurut survei BLIP yang diambil dari jumlah viewers konten Korean Pop di Youtube, Indonesia berada pada peringkat 2 dengan meraih 9,9% dari total viewers. Tinggi sekali, bukan? Itu berhasil menempatkan Indonesia sebagai penikmat konten K-Pop nomor satu selain Korea Selatan sendiri.
ADVERTISEMENT
Anggota girlband dan boyband Korea bukan hanya membawa banyak hal baru dan berbeda ke dalam dunia musik, tetapi juga memiliki citra menarik yang membuatnya mudah untuk memenangkan hati masyarakat dunia. Mereka juga memiliki banyak sekali kemampuan yang luar biasa. Menjadikan hal-hal yang berbau Korea banyak diminati oleh orang-orang dari berbagai usia, terutama generasi Z yang sampai memutuskan masuk ke dalam fandom dan melakukan kegiatan fangirling.
Apa Sih Fangirling Itu?
Ada banyak istilah yang digunakan di kalangan K-Popers, yang mungkin orang lain sering dengar tapi tidak tau apa artinya. Salah satu contohnya yaitu “Fandom”. Apa itu fandom? Menurut Witianalatas (2021), fandom merujuk pada sekelompok orang yang menggemari dan memberikan dukungan pada entitas populer seperti selebritas, seniman, atlet, film, buku, anime, klub, olahraga, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Contoh fandom dalam grup K-Pop seperti EXO-L yang merupakan fandom dari EXO, Army yang merupakan nama dari fandom BTS, Blink yang merupakan fandom Blackpink, dan masih banyak lagi nama fandom grup K-Pop lain yang mempunyai maknanya tersendiri. Selain “fandom”, istilah lain yang sering digunakan oleh para penggemar K-Pop yaitu fanboying (sebutan untuk penggemar laki-laki) dan fangirling (sebutan untuk penggemar wanita).
Hal-hal yang membuat seseorang memilih untuk menjadi fangirl sangat bermacam-macam, mulai dari stage performance, penampilan, bakat, perilaku, dan gaya hidup (lifestyle) yang bisa menginspirasi mereka. Dengan fangirling, kita bisa berinteraksi dan berteman dengan fangirl lain yang memiliki latar belakang berbeda tetapi minat yang sama melalui berbagai media sosial seperti Instagram, Tik-Tok, dan Twitter.
ADVERTISEMENT
“Fan Account” adalah sebutan untuk akun yang memang dibuat secara khusus oleh fans untuk membahas berbagai macam informasi tentang idola kesukaan mereka, biasanya ditunjukkan dengan menggunakan foto profil sang idola. Banyak hal yang dilakukan oleh seorang fangirl K-Pop, seperti menonton konten di Youtube, membeli album/merchandise, mengikuti konser/fansign, mengadakan event, dan juga membaca fanfiction/AU (Alternative Universe). Walaupun fangirling terkadang dipandang sebelah mata, tetapi nyatanya banyak sekali loh manfaat fangirling terhadap kehidupan dan kesehatan mental seseorang. Apa aja sih? Sini-sini aku kasih tau!
Dampak Positif
Banyak penggemar K-Pop, termasuk fangirl, yang berkata bahwa setelah mengenal K-pop dan menjadi salah satu bagian dari fandom, mereka merasa lebih bahagia dalam hidupnya dan lebih sehat secara mental. Secara psikologis, menjadi seorang fangirl memang dapat membantu menjaga kesehatan mental kita loh! Dr. Laurel Steinberg, seorang psikoterapis dan juga profesor dalam bidang psikologi di Universitas Columbia, menyatakan bahwa terhubung dengan orang-orang yang didasari dengan minat yang sama, nyatanya baik untuk kesehatan mental karena membantu menciptakan rasa aman seperti persaudaraan atau keluarga.
ADVERTISEMENT
Buktinya, banyak fangirl yang merasa lebih bisa menjadi diri sendiri ketika mereka sedang berada di media sosial dan berinteraksi dengan teman virtualnya. Itu karena mereka merasa lebih diterima didalamnya. Di sosial media, sesama fangirl bisa saling bercerita tentang keseharian, menjadi support system satu sama lain, saling membantu apabila ada yang punya masalah, dan bersama-sama mendukung idola mereka tanpa memandang perbedaan sosial yang ada. Sense of belonging yang seperti ini yang dapat membangun energi dan emosi positif dalam diri individu.
Mengikuti konser dan fansign merupakan impian dari hampir semua fangirl, Mengapa? Karena euforia dan pengalaman yang dirasakan selama acara berlangsung dianggap menjadi healing tersendiri bagi seorang penggemar. Bertemu dengan idola, bernyanyi bersama, bahkan di-notice oleh sang idola, berhasil memberikan kebahagiaan bagi seorang fangirl. Sebagian besar penggemar menemukan banyak sekali kekuatan dan penyemangat saat mendengarkan lagu idolanya karena memiliki lirik yang dirasa relate dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-harinya.
ADVERTISEMENT
Ketika mengidolakan seseorang, kita pasti akan menghabiskan waktu untuk mencari berbagai informasi ataupun update terbaru terkait idola tersebut. Ini bisa menjadi salah satu hiburan untuk memberi jeda sejenak dari rutinitas kehidupan. Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan hobi, di mana kita mempunyai minat akan hal tersebut, adalah salah satu cara menghindari burnout.
Optimisme dan kerja keras seorang idol yang ditunjukkan dengan sikap, perilaku, dan cara pandang mereka dapat sedikit banyak menginspirasi fans. Membuat fans merasa lebih kuat dan kembali memiliki harapan, keteguhan, kesabaran, motivasi yang lebih lagi dalam hidup mereka. Oleh karena itu, sosok idol bagi fandom dianggap mampu mengobati ataupun mencegah stres.
Selain berpengaruh pada kesehatan mental, fangirling ternyata juga mempunyai pengaruh bagi kesehatan fisik. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, maka berinteraksi dengan orang lain dan memiliki kehidupan sosial yang baik mampu menekan kecemasan dan kecenderungan depresi sehingga meminimalkan risiko penyakit yang membahayakan.
ADVERTISEMENT
Dampak Negatif
Kita semua tau bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidak akan membawa dampak yang baik. Walaupun banyak sekali dampak positif yang bisa didapatkan dari fangirling, faktanya fangirling juga memiliki dampak negatif loh. Banyak fans yang masih belum bisa membuat batasan. Mereka biasanya akan kecewa apabila idolanya tidak sesuai dengan harapannya. Banyak juga terjadi perang antar fandom, karena fans yang membela idolanya secara berlebihan hingga menjelek-jelekkan idol lainnya.
Tidak sedikit penggemar K-pop yang bersikap berlebihan dalam menyukai idola mereka. Ternyata, fenomena tersebut ada hubungannya dengan ilmu psikologi. Sikap ini disebut dengan Celebrity Worship. Celebrity worship syndrome dapat diartikan sebagai gangguan obsesif seseorang terhadap orang yang mereka kagumi, biasanya selebritas atau orang-orang terkenal lainnya. Semakin tinggi tingkat Celebrity Worship, maka makin rendah kesejahteraan psikologisnya. Contoh perilaku yang dilakukan oleh orang yang memiliki Celebrity Worship Syndrome adalah menguntit kehidupan pribadi idola yang mereka sukai, dan mengikuti kemanapun idola tersebut pergi. Dalam dunia K-pop, penggemar yang suka menguntit kehidupan idola sering disebut dengan "sasaeng".
ADVERTISEMENT
Menghabiskan waktu untuk meng-update berita terbaru sang idola juga dapat membawa dampak negatif apabila itu semua dilakukan sampai membuat fans mengabaikan kewajiban sehari-harinya. Bukannya membawa dampak positif, tetapi yang didapat nantinya malah kecanduan, disfungsional dalam beraktivitas, dan perilaku konsumtif.
Oleh sebab itu, sebagai seorang fangirl kita harus tetap membuat batasan antara dunia nyata dan dunia fangirling. Kita harus mendukung dan mencintai seorang idola secukupnya aja. Jangan sampai berkembang sampai tahap obsesi loh ya. Jadilah seorang fangirl yang sehat, yang masih dalam batas wajar, bisa membagi waktu antara hobi dan kewajiban, bisa mengontrol diri dalam mengidolakan seseorang, dan mengetahui batasan.
Referensi:
https://www.kompasiana.com/renitawijayanti0496/61c57dd99bdc4078fc69a5f2/pengaruh-k-pop-pada-kesehatan-mental?page=all#section1
https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00269788.html
http://repository.binadarma.ac.id/56/2/bab%201.pdf
https://www.kompasiana.com/aufananda27/62c543fa297d6871ab689e92/sisi-lain-menjadi-seorang-fangirl-k-pop#:~:text=Fangirl%20merupakan%20sebutan%20bagi%20seseorang,hidup%20yang%20membuat%20mereka%20terinspirasi
https://www.beautynesia.id/life/jadi-fangirl-bisa-memicu-gangguan-jiwa-simak-faktanya-di-sini/b-237431
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/cognicia/article/download/15059/8975/46834
https://www.idntimes.com/korea/knews/w-dachi/hubungan-antara-fandom-dan-kesehatan-mental-c1c2
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Psikobuletin/article/view/9858