Transgender di Lingkungan Masyarakat serta Persepsi dalam Islam

Rachmi Tursina
Kaum Santri Mahasiswi UIN SUKA
Konten dari Pengguna
20 Januari 2021 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rachmi Tursina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Transgender, kaum minoritas yang sering kita temui di setiap daerah di Indonesia. Bahkan di beberapa tempat mereka memiliki
Illustration by Aiste Stancikatie.
wadah perkumpulan yang dikenal banyak orang. Seperti di Jogja kita sering mendengar “Sarkem” dan “Pesantren Waria”. Kota gede. Namun banyak dari kita yang sering memandang salah terhadap pelaku Transgender ini. Padahal ada juga dari mereka yang sebenarnya tidak menginginkan hal tersebut terjadi dalam dirinya. Salahnya pemahaman juga akan berimbas pada solusi penanganan dan cara menghadapi Transgender ini. Dalam islam pun memiliki pembahasan mengenai hukum dari Transgender .
ADVERTISEMENT
Secara etimologis transgender berasal dari dua kata yaitu kata trans dan kata gender. Kata trans yaitu pindah (tangan; tanggungan) pemindahan, Sedangkan kata gender yaitu jenis kelamin
Transgender yang sering juga disebut waria merupakan seseorang yang memiliki identitas diri, ekspresi diri, perilaku, dan menjalani peran gender yang berbeda dengan identitas gender yang diasosiasikan dengan jenis kelaminnya sejak lahir. Ada berbagai macam hal yang menjadikan seseorang berkeinginan menjadi transgender. Secara medis hal itu disebut Gender Dysphoria, merasa dan meyakini dirinya adalah seorang yang berbeda antara kelamin biologis dan identitas gendernya atau tidak selaras dari jati dirinya. Bisa disebabkan oleh faktor hormon atau lingkungan. Menurut National Health servis ada beberapa faktor penyebab Gender Dysphoria, yaitu :
ADVERTISEMENT
1.Hiperplasia Adrenal Kongenital
Kondisi ini terjadi jika kadar hormon pria di dalam janin perempuan terlalu tinggi sehingga saat lahir sang anak akan merasa dirinya adalah laki-laki dan bukan perempuan.
2.Interseks (khunsa)
Kondisi ini terjadi jika bayi mengalami perbedaan antara alat kelamin eksternal dengan alat kelamin internal (testis dan ovarium)
3.Sindrom ketidakpekaan Androgen atau Androgen Insensitivity Syndrome (AIS)
Sindrom ketidakpekaan Androgen disebabkan karena kelainan genetik pada Kromsom X. Kelainan ini menyebabkan tubuh tidak mampu merespons hormon yang mengatur karakteristik pada laki-laki atau bisa disebut dengan hormon testosteron.
Selain itu faktor lingkungan juga lebih sering menjadi penyebab seseorang ingin atau memutuskan menjadi transgender. Perlakuan di lingkungan sosial keluarga, pergaulan sosial dan semacamnya.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam para pelaku transgender atau waria ini disebut mukhonnits (laki-lai yang berperilaku seperti perempuan) atau mutarajjilat (perempuan yang berperilaku seperti laki-laki). Sedangkan untuk perilakunya Islam menyebut sebagai takhannuts. Mukhannits ini terbagi menjadi dua, yaitu mukhannits bil-khalqy (yang sudah terlahir dg sifat keperempuanan) dan mukhonnits yang dia tidak sengaja berusaha berperilaku seperti perilaku para wanita, pakaian, ucapan dan gerakan-gerakannya. Lalu yang kedua, orang yang sengaja berusaha berperilaku seperti perilaku para wanita, gerakan-gerakannya, diamnya, ucapan dan pakaiannya.
Mukhannits yang disebutkan pertama, mereka tidak tercela, tidak berdosa, tidak memiliki cacat dan tidak dibebani hukuman karena sesungguhnya dia orang yang ma’dzur (dimaafkan sebab bukan karena kesengajaan dan usaha darinya). Sedangkan Mukhannits yang dikatakan dalam redaksi hadis, di mana Rasulullah melaknat mereka adalah mukhannits yang kedua. Yang mana mereka sengaja melakukannya. (Lihat Al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwadzi, Beirut, Darul Fikr Al-Ilmiyah, cetakan kedua, 2003 M, jilid VIII, halaman 57).
ADVERTISEMENT
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم لَعَنَ الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلاتِ مِنَ النِّسَاءِ
Artinya, “Sesungguhnya baginda Nabi SAW melaknat para lelaki yang mukhannits dan para wanita yang mutarajjilat,” (HR Al-Bukhari dan Abu Dawud).
Mukhannits yang disebutkan pertama mereka tetap diterima dalam masyarakat. Dengan berbagai pertimbangan yang harus dimengerti. di mana tetap harus adanya rasa kasih sayang terhadap meraka dan memerhatikan mereka dengan maksud membantu dan menangani mereka dengan bijak dan baik. Supaya mereka dapat kembali kepada jati diri yang sebenarnya.
Sayangnya, karena kesalahan pemahaman tentang transgender yang ada di masyarakat membuat para transgender justru dikucilkan, termarginalkan dan tidak mendapat perhatian. Padahal pasti ada diatara sekian banyak transgender yang pada dasarnya mereka ingin kembali pada jati dirinya. sebab kurangnya perhatian tadi dan pandangan remeh masyarakat justru membuat transgender semakin merasa rapuh.
ADVERTISEMENT
Bahkan disaat mereka masih mempercayai Tuhan dan masih tetap ingin mendekat kepadaNya. Masyarakat di luar sana yang tak begitu mengerti malah memvonis dengan pemahaman salah itu secara tidak baik. Adanya stigma yang melekat pada transgender ini harus segera diubah di kehidupan kita. Selain sebagai cara supaya mereka percaya diri, merasa diperhatikan serta untuk membantu mereka kembali.
Adanya pesantren waria di daerah yogyakarta contohnya. Mereka mulai membaur dengan masyarakat walaupun pada mulanya mereka mendapat pandangan yang kontra. Akhirnya masyarakat sekitar dapat memahaminya dan bisa berbaur bersama.
Satu hal yang paling penting adalah harusnya mengubah stigma masyarakat tentang transgender dengan pemahaman yang benar seperti yang penulis jelaskan di atas. Supaya kita dapat bisa hidup berdampingan tanpa adanya rasa pembeda tetapi justru supaya membantu mereka dalam mengatasi masalah yang dialami.
ADVERTISEMENT
Hidup berdampingan bersama walaupun tak selaras merupakan suatu keindahan. Perbedaan adalah suatu rahmat yang diberikan Allah pada makhluknya. Sebagai sarana bersama meraih kebaikan dan saling memahami meski banyak pembeda. Allah telah menciptakan dunia ini dengan keberagaman. Maka dari itu yang beda tak perlu disama-samakan, terimalah perbedaaanya dan yang sama jangan dibeda-bedakan jadilah satu dalam menggapai kebaikan dan keridhoan Pencipta.