Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Mengupas Perubahan Arti Semantik lewat Komentar Valentino Jebret di Asian Games
16 Desember 2020 6:34 WIB
Tulisan dari Raudhatul Aslami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Sumber: Tirto.id](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1608046562/cklfoahhvnurmc55jowe.jpg)
ADVERTISEMENT
Berbicara adalah salah satu kemampuan berbahasa yang mesti dikuasai oleh setiap manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya, baik untuk bertukar gagasan, mengutarakan perasaan dan pendapat, dan bentuk komunikasi lainnya. Salah satu kegiatan berkomunikasi dilakukan oleh pemandu acara dalam memandu seorang atau sekelompok orang pada suatu kegiatan. Contohnya, Komentator sepak bola, yang memandu berjalannya acara agar dapat menarik dan dinikmati oleh para penonton. Oleh karena itu, seorang pemandu acara, khususnya dalam acara sepak bola, harus interakitf, memberikan kesan yang istimewa, membangun suasana menjadi ceria, dan menguasai acara, salah satunya dengan penggunaan bahasa yang menarik. Sehingga para penonton semakin menikmati setiap detiknya dari acara dimulai hingga akhir acara.
ADVERTISEMENT
Bung Jebret, sapaan yang disematkan untuk Valentino Simanjuntak seorang komentator olahraga, pengacara, serta pengajar komunikasi. Valentino semakin dikenal oleh para pecinta olahraga karena ciri khasnya yang nyentrik dalam membawakan acara olahraga. Seperti pada pesta olahraga Asian Games 2018, ia menjadi komentator Indonesia, diantaranya pada cabang sepak bola dengan penggunaan bahasa yang terkesan lucu, menarik, dan menjadikan suasana lebih seru. Dalam kaca mata semantik, beberapa kata yang digunakan oleh Valentino dalam membawakan acara tersebut mengalami perubahan arti atau makna.
Semantik dan Perubahan Arti
Menurut Grifith dalam Subuki, semantik mengkaji arti bahasa yang terdapat dalam kosakata bahasa yang membentuk suatu arti dalam pola penggunannya dari satuan linguistik tertinggi hingga tingkatan kalimat (Subuki, 2011: 33). Sementara, Darmawati (2019: 7) menyebutkan bahwa semantik merupakan ilmu yang mempelajari arti dalam bahasa dengan cakupan arti yang berkaitan dengan bahaasa sebagai alat komunikasi verbal.
ADVERTISEMENT
Salah satu objek kajian semantik ialah perubahan arti. Seiring perkembangan waktu, arti suatu bahasa dapat berubah-berubah karena dipengaruhi beberapa faktor. Keterkaitan antara bahasa dengan pemikiran manusia juga mempengaruhi munculnya perubahan-perubahan arti suartu bahasa. Hal ini dikarenakan manusia memakai bahasa sesuai dengan pemikirannya yang juga dipengaruhi perkembangan wkaktu dan lain hal.
Subuki membagi jenis-jenis perubahan arti kepada kedua kelompok yaitu, evaluasi denotatif dan evaluasi konotatif. Kelompok pertama, evaluasi denotatif berkaitan dengan evaluasi wilayah arti dari suatu ucapan. Evaluasi denotatif meliputi dua jenis perubahan arti yaitu perluasan arti (generalisasi), dan penyempitan arti (spesifikasi). Sementara, evaluasi konotatif adalah perubahan arti mengenai nilai emotifnya dan mencakup dua jenis perubahan arti, yaitu ameliorasi dan peyorasi (Subuki, 2011: 119). Berikut penjelasan lebih rinci mengenai keempat jenis perubahan arti tersebut.
ADVERTISEMENT
1. Perluasan arti (generalisasi), gejala arti sebuah kata atau leksem yang berubah menjadi lebih luas dari arti sebelumnya.
2. Penyempitan arti (spesifikasi), gejala arti sebuah kata atau leksem yang berubah menjadi lebih sempit dari arti sebelumnya.
3. Ameliorasi, gejala arti sebuah kata atau leksem yang berubah menjadi lebih baik dari arti sebelumnya.
4. Peyorasi, gejala arti sebuah kata atau leksem yang berubah menjadi lebih buruk dari arti sebelumnya.
Nursida menyebutkan tiga jenis lain dalam perubahan arti, yaitu perubahan total, penghalusan (eufemia), dn pengasaran (disfemia) (Nursida, 2014: 53). Perubahan total yaitu berubah arti secara keseluruhan dari arti sebelumnya (aslinya). Penghalusan merupakan munculnya kata atau leksem yang lebih halus artinya dari penggunaan kata atau leksem sebelumnya. Sedangkan disfemia adalah upaya menggantikan kata atau leksem yang artinya halus dengan kata atau leksem yang memiliki arti lebih kasar.
ADVERTISEMENT
Penyebab perubahan-perubahan arti di atas secara garis besar terdiri dari sebab kebahasaan dan non kebahasaan. Jika pada sebab kebahasaan berasal dari bahasa itu sendiri, sebab non kebahasaan mencakup faktor eksternal dari bahasa itu. Sebab non kebahasaan antara lain perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan sosial, perluasan bidang pemakaian, pengaruh asing, kebutuhan istilah baru, dan tabu (Subuki, 2011: 106). Nursida menyebutkan, perubahan arti juga di sebabkan oleh adanya asosiasi, perbedaan tanggapan, pengembangan istilah, akibat ciri dasar oleh internal bahasa, akibat proses gramatik, akibat unsur kesejarahan, dan faktor emotif (Nursida, 2014: 51-52).
Perubahan Arti oleh Komentator Sepakbola Asian Games 2018
Valentino Jebret menggunakan ragam bahasa yang nyentrik dibanding komentator lainnya. Hal ini menjadikan pertandingan semakin seru untuk dinikmati para penonton. Pada unggahan video di kanal youtube Surya Citra Televisi (SCTV), dengan judul Chinese Taipei 0 vs 4 Indonesia : Full Highlights Sepak Bola Asian Games 2018 itu ditemukan banyak variasi kata atau leksem yang mengalami perubahan arti.
ADVERTISEMENT
Klik : https://youtu.be/pdIv-Qce9bs untuk menonton video.
1. Tiba-tiba ada gerakan dari fano, nyeruduk masuk dan gol gol gol.
Kata nyeruduk pada komentar di atas mengarah kepada bentuk aktif menyeruduk yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti menyusup , menyundul atau menabrak. Menyeruduk dengan arti menyundul pada dasarnya mengacu kepada binatang, seperti kerbau yang menyeruduk (menyundul) orang. Sementara pada konteks ini, kata nyeruduk ini digunakan untuk mendeskripsikan pemain bola yang menyundulkan bola ke dalam gawang. Dengan demikian, terdapat generalisasi atau perluasan arti pada kata nyeruduk dalam konteks ini. Perluasan arti ini disebabkan oleh perluasan bidang pemakaian, yang semula digunakan untuk binatang tetapi digunakan pula di bidang sepak bola untuk manusia.
ADVERTISEMENT
2. Kita liat ini bagaimana umpan membelah lautan menuju stefano.
Frasa umpan membelah lautan tergolong ke dalam metafora bahasa Indonesia, karena pada logikanya lautan tidak bisa dibelah, dan umpan tidak bisa membelah lautan. Ungkapan metaforis ini mengalami perluasan arti dari arti sebelumnya. Kata membelah pada mulanya memiliki arti menetak, memisah, atau memecah sesuatu menjadi dua bagian atau lebih dari dua. Sementara, arti membelah dalam hubungan frasa umpan membelah lautan adalah umpan bola yang ditendang melewati banyak pemain hingga sampai ke pemain yang dituju dengan kiasan sejauh lautan. Perluasan arti disini disebabkan oleh faktor emotif karena adanya analogi dan perbandingan dalam hubungan metaforis umpan membelah lautan.
3. Iii cantik ulalala.
ADVERTISEMENT
Kata Cantik dalam KBBI memiliki dua arti. Arti pertama terkait dengan molek wajah perempuan, sedangkan arti kedua ialah indah dalam bentuk dan buatannya. Pada konteks ini, kata cantik yang disebut oleh komentator mengacu kepada tendangan pemain bola yang apik dalam menendang bola. Merujuk kepada arti cantik adalah sesuatu yang indah dalam bentuk dan buataany. Dengan demikian, kata cantik dalam komentar Valentino Jebret mengalami penyempitan arti. Jika sebelumnya sesuatu yang indah itu masih umum tujuannya, dalam konteks ini kata cantik khusus untuk menggambarkan indah dan apiknya tendangan yang apik dari pemain sepakbola tersebut, hingga membuahkan gol. Pada dasarnya, perubahan arti pada kata cantik ini menunjukan adanya hubungan metonimi yang disebabkan oleh adanya asosiasi.
ADVERTISEMENT
4. Tendangan LDRnya.
LDR atau Long Distance Relationship yang berarti hubungan jarak jauh selalu dikaitkan dengan hubungan asmara antara kekasih. Sementara, dalam hal ini, kata LDR digunakan untuk mendeskripsikan tendangan jarak jauh. Oleh karena itu, kata LDR mengalami perubahan arti yang meluas disebabkan kebutuhan istilah baru di bidang sebak pola dan juga pengaruh bahasa asing.
Berdasarkan uraian di atas, kita telah mengupas perubahan arti terkait perluasan arti dan penyempitan arti dengn sebab-sebab non kebahasaan.
Sumber:
Darmawati, Uti. 2019. Semantik: Menguak Makna Kata. Bandung: Pakar Karya.
Nursida, Ida. 2014. Perubahan Makna Sebab dan Bentuknya: Sebuah Kajian Historis. Jurnal Alfaz Vol. 2 No. 2. http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/alfaz/article/view/582.
Subuki, Makyun. 2011. Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa. Jakarta: Transpustaka.
ADVERTISEMENT