Mewujudkan Indonesia Modern melalui Konstruksi Modular

Raul Zahran
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan
Konten dari Pengguna
30 Agustus 2021 19:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Raul Zahran tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bangunan Futuristik Berkonsep Modular, Kredit : Image by StockSnap from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bangunan Futuristik Berkonsep Modular, Kredit : Image by StockSnap from Pixabay
ADVERTISEMENT
Untuk merespons kebutuhan infrastruktur warga Indonesia yang kian meningkat, konstruksi modular hadir sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Konstruksi modular dapat mengimbangi permintaan konsumen karena dapat mewujudkan suatu proyek konstruksi yang memiliki tingkat efisiensi tinggi dalam segi waktu dan biaya. Penerapan konstruksi modular juga terus digencarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terutama dalam pembangunan rumah susun. Selain itu, beberapa perusahaan konstruksi di Indonesia seperti Wijaya Karya dan Waskita juga telah mengelola banyak proyek konstruksi berkonsep modular.
ADVERTISEMENT
Efisiensi waktu dari konsep konstruksi modular dapat berperan dalam penyediaan hunian layak bagi penduduk Indonesia yang semakin bertambah jumlahnya. Ahmad Mushlih (2021 : 37) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa persiapan bahan baku konstruksi modular dapat dijadwalkan sehingga dapat menghemat waktu sangat banyak. Hal itu sangat dibutuhkan dalam menciptakan lahan hunian layak untuk penduduk Indonesia yang semakin bertambah dari waktu ke waktu. Berdasarkan website resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jenderal Perumahan, Pemerintah Indonesia lewat Program Sejuta Rumah telah berhasil membangun sebanyak 965.217 unit dalam rangka mewujudkan tempat tinggal bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan rumah tersebut juga tidak hanya terpusat di Pulau Jawa, tetapi dilakukan dari Provinsi Aceh hingga Papua.
ADVERTISEMENT
Konstruksi modular membutuhkan anggaran biaya yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan konsep konstruksi konvensional, sehingga infrastruktur negara dapat direalisasikan secara lebih cepat dan merata. Tidak dapat dipungkiri bahwa konsep modular belum menjadi suatu hal yang umum, sehingga menyebabkan perbedaan harga bahan baku dengan konsep konvensional. Hal tersebut dapat dilihat pada proyek pembangunan Underpass Mayjend Sungkono Surabaya, “Dari analisa biaya kontruksi desain alternatif yaitu desain modular/precast menghasilkan pembengkakan biaya sebesar Rp. 30,000,000,- atau 0.04% dari nilai awal proyek (desain eksisting).” (Alya Risdiyanti, Siswoyo 2008 : 76). Walaupun anggaran biaya lebih rendah belum sepenuhnya terealisasi, persentase sebesar 0.04% merupakan angka yang sangat mungkin untuk ditekan hingga menjadi lebih sedikit dari anggaran biaya awal.
ADVERTISEMENT
Stigma orang Indonesia yang lebih nyaman ketika menjalani suatu kebiasaan turun-menurun dapat menjadi tantangan terbesar dalam aktualisasi konsep konstruksi modular. Jika telah terbiasa dengan suatu konsep, maka orang Indonesia cenderung akan terus menetap pada zona nyaman tersebut dan tidak berani mengambil risiko untuk mencoba suatu hal yang baru. Tanpa disadari, hal tersebut dapat menghambat perkembangan negara Indonesia dan dalam hal ini pada bidang konstruksi. Stigma tersebut sudah saatnya diubah, layaknya seekor anak penyu yang perlu dibiarkan berenang seorang diri ke tengah lautan agar terbiasa mandiri. Manifestasi Indonesia modern perlu diiringi dengan kemauan penduduk Indonesia untuk mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman.
Prospek dari konsep konstruksi modular sangatlah menjanjikan jika terus dikembangkan dan disempurnakan. Dalam waktu dekat, bukan hal yang tidak mungkin apabila konsep konstruksi konvensional sepenuhnya tergantikan oleh konsep konstruksi modular. Hal tersebut perlu diiringi dengan manajemen sumber daya tenaga ahli dalam bidang terkait untuk terus melakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa tahun ke depan, perkembangan konstruksi modular sangat bergantung kepada sarjana teknik sipil yang dihasilkan oleh institusi pendidikan terbaik dari bangsa ini. Dengan demikian, konsep konstruksi modular diperlukan untuk mewujudkan infrastruktur Indonesia yang modern dan futuristik.
ADVERTISEMENT