Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Fenomena Remaja Jompo di Indonesia: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
9 Desember 2021 9:07 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Raya Rahmawati Ruhiat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Saya bagian dari ikatan remaja jompo Indonesia." Ucapan seperti itu sering kali kita dengar saat ini baik di lingkungan sekitar maupun media sosial, sebenarnya apa itu Remaja Jompo Indonesia, dan apa penyebabnya?
ADVERTISEMENT
Marilah kita pahami terlebih dahulu berapa usia yang termasuk ke dalam golongan usia remaja. Rentang usia remaja menurut World Health Organization (WHO) yaitu 12 tahun sampai 24 tahun. Seorang remaja identik dengan semangatnya yang luar biasa, karena remaja adalah individu yang mulai memasuki dunia baru, mencoba hal-hal baru, semangat dalam diri remaja yang seharusnya sangatlah besar.
Tetapi saat ini muncul fenomena remaja jompo. Apa yang menjadi penyebab munculnya fenomena ini, dan apa yang sebenarnya dialami para remaja yang mengaku bahwa dirinya bagian dari Remaja Jompo Indonesia? mari kita bahas.
Alasan munculnya fenomena ini yaitu ketika para remaja yang mengeluh bahwa diri mereka jompo, alasan mereka menyebut diri mereka jompo yaitu karena kata jompo menggambarkan cepat lelah, renta, atau lemah fisik. Para remaja ini merasakan bahwa akhir-akhir ini mereka berubah menjadi orang yang mudah sekali pegal-pegal, masuk angin, nyeri pinggang, pusing dan sebagainya. Padahal mereka baru melakukan aktivitas sebentar, sebagai contoh ketika mereka baru saja belajar, tidak lama kemudian mereka akan merasakan pegal-pegal.
ADVERTISEMENT
Ada juga remaja-remaja yang ketika belajar atau melakukan aktivitas lain harus tersedia minyak angin, koyo, minyak kayu putih, dan lain sebagainya untuk persediaan karena mereka akan cepat lelah, pegal-pegal, dan mudah merasa tidak enak badan. Lalu ketika mereka menceritakan hal tersebut ke media sosial, seperti twitter, tiktok, dan instagram ternyata banyak remaja lainnya yang bernasib sama atau mengalami hal yang sama dengan apa yang mereka alami. Dari situlah muncul fenomena baru yaitu remaja jompo. Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan para remaja saat ini mudah merasakan lelah, sakit, pegal-pegal, dan lain sebagainya?
Hal berhubungan juga dengan adanya pandemi covid-19. Karena dapat dibilang fenomena ini muncul dan mulai dibicarakan saat pandemi covid-19 terjadi. Saat pandemi covid-19 pemerintah memberlakukan aturan agar masyarakat yang tidak memiliki keperluan mendesak untuk tidak keluar dari rumah, dan kegiatan seperti belajar, beribadah, dan juga bekerja dilakukan dari rumah. Karena hal itu, para remaja ini tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah, karena setelah belajar mereka bisa langsung tiduran, bermalas-malasan, dan jarang berolahraga.
ADVERTISEMENT
Banyak juga para remaja yang merasakan ketika rebahan atau tiduran dalam waktu yang cukup lama, kemudian ketika berdiri merasa lemas dan pusing, Ekida seorang konten kreator kesehatan di tiktok mengatakan bahwa hal tersebut disebut dengan darah rendah atau tekanan darah rendah, dalam kedokteran biasa disebut Hipotensi Ortostatik. Hal itu itu terjadi karena ketika kita sedang dalam posisi tiduran, darah banyak berkumpul di kaki, lalu ketika tiba-tiba berdiri, belum siap sempurna ke jantung sehingga otak kurang mendapat aliran darah, sehingga munculah gejala lemas dan pusing.
Selain itu, biasanya para remaja juga sering mengalami pegal-pegal khususnya pegal pada bagian punggung. Hal ini juga disebabkan karena posisi duduk kurang sempurna atau tidak benar, maka dari itu dapat menyebabkan pegal-pegal atau sakit di bagian belakang. Posisi duduk yang benar yaitu, kepala tidak menunduk, posisi bahu santai, gunakan kursi berbantal untuk menopang paha bawah, tinggi monitor sejajar, dan kaki menapak ke lantai. Dengan posisi ini maka tidak mudah merasakan pegal-pegal dan sakit pada bagian belakang atau punggung.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi tingkat kejompoan pada remaja dan mengurangi remaja mudah mengalami pegal-pegal, masuk angin, pusing dan mudah lelah saat beraktivitas pada masa pandemi ini, bisa dengan rutin berolah raga ringan. Perbanyak aktivitas dan kurangi waktu rebahan atau bermalas-malasan. Penuhi juga kebutuhan vitamin, perbanyak untuk memakan buah dan sayur, makan-makanan sehat, kurangi makan makanan yang kurang sehat, perbanyak untuk minum air putih, dan juga tidur yang cukup. Marilah kita menjadi remaja yang tidak mudah capek dan jompo, karena seharusnya seorang remaja itu penuh dengan semangat.