Konten dari Pengguna

Meningkatkan Daya Tarik Wisata Kuliner Mie Alakathak di Kabupaten Sukoharjo

RAYHAN ARVA PRADIPA
Mahasiswa S1 Pariwisata, Universitas Gadjah Mada Angkatan 2024
12 November 2024 15:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari RAYHAN ARVA PRADIPA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mie Alakathak dalam Kemasan Teadisional (Rayhan Arva/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mie Alakathak dalam Kemasan Teadisional (Rayhan Arva/Kumparan)
ADVERTISEMENT
Pembangunan pariwisata di Indonesia, sesuai dengan slogan "Wonderful Indonesia", bertujuan untuk mempromosikan kuliner lokal sebagai bagian dari daya tarik wisata global. Namun, potensi besar ini masih belum tergali dengan optimal, terutama di pedesaan, di mana banyak makanan tradisional yang berlimpah tetapi kurang dimanfaatkan. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengemas Mie Alakathak dalam konsep wisata kuliner yang menarik bagi wisatawan, terutama generasi muda yang sangat aktif di media sosial.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan perkembangan media sosial, terutama platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, semakin banyak orang yang tertarik untuk menjelajahi dan berbagi pengalaman kuliner tradisional. Hal ini membuka peluang besar bagi Mie Alakathak untuk diperkenalkan kepada khalayak yang lebih luas melalui konten-konten menarik yang mengedepankan proses pembuatan mie secara tradisional. Pengunjung yang datang ke Sukoharjo dapat menikmati pengalaman langsung melihat dan mencoba proses pembuatan Mie Alakathak, yang akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, khususnya yang berasal dari kota besar.
Untuk meningkatkan daya tarik wisata kuliner Mie Alakathak, penulis mengusulkan sebuah paket wisata yang dimulai dari lokasi strategis seperti Bandara Adi Soemarmo, Stasiun Balapan, atau Gedung Menara Wijaya. Wisatawan yang mengikuti paket ini akan diajak menuju desa tempat produksi Mie Alakathak. Di sana, mereka akan diajak untuk melihat dan ikut serta dalam proses pembuatan mie secara tradisional. Setelah mie matang, para pengunjung dapat mencicipi kelezatan Mie Alakathak yang khas. Bagi mereka yang tertarik, mie ini juga dapat dibawa pulang sebagai oleh-oleh dalam kemasan modern yang lebih menarik dan praktis.
ADVERTISEMENT
Proses pengemasan yang lebih menarik akan memberikan nilai tambah, terutama sebagai oleh-oleh yang praktis dan mudah dibawa pulang. Dengan kemasan yang lebih modern, Mie Alakathak tidak hanya menjadi makanan tradisional yang lezat, tetapi juga sebuah produk yang memiliki daya tarik komersial di pasar global. Hal ini juga membuka peluang bagi UMKM di Sukoharjo untuk berkembang dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Untuk mewujudkan gagasan ini, diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dinas Pariwisata, Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida), Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), serta para influencer dan pelaku industri kreatif diharapkan dapat mendukung pengembangan wisata kuliner ini. Dinas Pariwisata dan Bapperida akan memberikan masukan serta dukungan regulasi, sementara Diskominfo dapat membantu dalam penyebaran informasi secara masif. Influencer, yang memiliki pengaruh besar di media sosial, juga dapat berperan dalam mempromosikan wisata kuliner Mie Alakathak kepada masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Agar gagasan ini dapat terwujud, penulis menyusun langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak dan stakeholder terkait. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Menyampaikan ide kepada dinas terkait untuk mendapatkan masukan mengenai regulasi dan persiapan yang dibutuhkan (1-2 minggu).
2. Koordinasi dengan dinas terkait untuk memastikan bahwa gagasan ini dapat direalisasikan dan menjadi wisata unggulan di Sukoharjo (2-4 minggu).
3. Merancang paket wisata yang dimulai dari lokasi strategis menuju rumah produksi Mie Alakathak dan proses pembuatan mie (2-3 minggu).
4. Finalisasi dan promosi paket wisata tersebut melalui berbagai media, termasuk media sosial dan website (2-6 minggu).
Sebagai bagian dari promosi, penulis juga mengusulkan pembuatan landing page yang akan mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi mengenai paket wisata ini. Website ini dapat menjadi sarana bagi wisatawan untuk mengetahui lebih lanjut tentang Mie Alakathak dan merencanakan kunjungan mereka ke Sukoharjo.
ADVERTISEMENT