Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Fenomena Bidan Meresepkan Obat dan Peran yang Semestinya
23 Mei 2023 16:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rayhan Hafidz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Bidan Sebagai Profesi
ADVERTISEMENT
Bidan merupakan suatu profesi yang berfokus untuk mempersiapkan dan menolong persalinan. Tetapi kenyataannya di masyarakat, bidan telah melakukan hal yang di luar kompetensinya.
ADVERTISEMENT
Bidan memiliki kompetensi untuk melakukan tindakan asuhan/perawatan bayi dan balita sehat yang berarti tindakan bidan hanya terbatas pada tindakan pengawasan, pencegahan, serta pengidentifikasian penyakit pada balita adapun pengobatan ataupun pemberian obat tidak termasuk di dalamnya.
Namun, pada kenyataannya bidan seringkali memberikan resep obat kepada pasien dan bahkan terkadang menjual obat itu sendiri. Padahal bidan tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai tentang obat-obatan diluar pengetahuan imunisasi karena kompetensi ini sejatinya dimiliki oleh dokter.
Profesionalitas Bidan
Bidan sebagai tenaga professional seharusnya melakukan rujukan kepada dokter umum atau dokter anak apabila ingin memberikan obat-obatan kecuali dalam keadaan gawat darurat. Hal ini perlu dilakukan karena tanpa pengetahuan obat-obatan, bidan bisa saja salah memberikan dosis ataupun malah memperburuk keadaan pasien.
ADVERTISEMENT
Contohnya jika seorang bidan asal memberikan antibiotik dan tanpa dosis yang tepat kepada pasien maka bisa saja malah akan memberikan kekebalan kepada kuman. Selain itu obat-obatan sendiri terkadang bisa berdampak satu sama lain sehingga obat yang diberikan bisa saja menjadi tidak berefek atau malah menjadi berbahaya apabila diberikan secara bersamaan.
Oleh karena itu, bidan sebagai pemberi layanan kesehatan tidak seharusnya memberikan resep obat kepada pasien dan hal ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk menindaklanjutinya.
Keterbatasan Pasien
Fenomena bidan yang meresepkan obat di masyarakat sudah bukan suatu hal yang baru dan tidak terbatas pada bayi dan balita tetapi juga orang dewasa. Hal ini marak terjadi terlebih di daerah yang terbelakang dan jarang dokter sehingga memaksa masyarakat untuk menggunakan jasa bidan karena sulitnya menemukan dokter.
ADVERTISEMENT
Jarangnya dokter atau sulitnya menjangkau dokter bisa menjadi sebuah faktor penyebab terjadinya fenomena ini karena sebuah penyakit terlebih lagi yang bersifat gawat darurat perlu ditangani secara cepat sehingga mendorong pasien untuk mencari pertolongan terdekat dan tercepat yang bisa didapatkan.
Selain itu, faktor biaya juga dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pasien karena berobat ke dokter dapat dikatakan lebih mahal dibandingkan berobat ke Puskesmas ataupun bidan. Hal ini dapat diatasi dengan peningkatan layanan kesehatan oleh pemerintah melalui pemerataan dokter dan subsidi biaya kesehatan.
Stigma Masyarakat
Stigma masyarakat bahwa bidan adalah dokter juga dapat menjadi sebab fenomena ini. Stigma yang dimaksud di sini tidak hanya terbatas pada bidan tetapi pada semua tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
Misalnya jika seseorang di desa memutuskan untuk kuliah yang berkaitan dengan kesehatan maka, setelah dia lulus dan kembali, dia akan dianggap sebagai seseorang yang paling mengerti tentang kesehatan dan kemudian orang-orang akan mulai berobat kepada orang tersebut karena hanya orang tersebut yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan.
Dalam konteks ini dia sama saja memiliki peran sebagai seorang dokter padahal belum tentu dia belum memiliki kompetensi yang sesuai untuk memberikan obat-obatan.
Stigma seperti inilah yang perlu diatasi jika kita ingin mengatasi permasalahan bidan yang meresepkan obat ini karena jika orang-orang mengerti dan paham kepada siapa mereka seharusnya berobat maka tidak akan ada bidan yang mendapatkan pasien melebihi kompetensinya.
Untuk melakukannya, lagi-lagi pemerintah memiliki peranan besar untuk mengedukasi dan memberi pemahaman terkait sistematika yang tepat untuk berobat kepada tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT