Kutukan Made In Germany

Rayhan Naufal Hibatullah
Financial writer, startup enthusiast, embedded system engineer, polyglot
Konten dari Pengguna
23 September 2019 3:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rayhan Naufal Hibatullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Made in Germany menjadi peringkat pertama dalam MICI index atau Made-in-country-index. Produk-produk Jerman dinilai aman, dapat diandalkan dan robust. Made In Germany sekarang menjadi stempel atas jaminan kualitas suatu produk. Tapi tahukah anda bahwa pada awalnya stempel ini merupakan kutukan bagi jerman agar negara-negara Eropa tidak membli produk Jerman?
ADVERTISEMENT
Kisahnya dimulai sekitar 150 tahun lalu ketika Inggris menjadi tempat lahirnya revolusi industry pertama. Dengan adanya penemuan mesin uap, Inggris menjadi pemimpin dunia dalam hal produksi barang secara efisien dengan mutu tinggi. Negara-negara Eropa lainnya khususnya Jerman menjadi sangat tertinggal. Lalu Jerman berpikir, bagaimana caranya supaya Jerman bisa mengalahkan Inggris? Jerman lalu melakukan apa yang dilakukan Cina hari ini yaitu Nachahmung atau Imitasi. Alfred Krupp kemudian pergi Ke inggris dan memulai berbisnis dengan Ingris secara lebih intensif. Bukan hanya berbisnis biasa, Alfred juga membawa kru untuk belajar bagaimana Inggris bisa memeiliki kualitas produk yang sangat bagus.
Setelah belajar ‘How it is done in England’, Alfred dan kru nya balik ke Jerman dan mulai memproduksi barang-barang tiruan (KW). Barang-barang Jerman lalu dijual dengan harga yang sangat murah karena harga tenaga kerja Jerman yang saat itu masih sangat murah.
ADVERTISEMENT
Sama seperti barang-barang Cina hari ini, barang-barang Jerman juga waktu itu akhirnya laku keras di pasar Eropa sebagai barang kw. Inggris yang saat itu menguasai dunia marah besar. Bersama dengan negara-negara Eropa lainnya, Inggris membuat aturan Stempel ‘Made in’. Jadi di setiap produk harus ada stempel dari mana produk tersebut dibuat. Hal ini dilakukan Inggris untuk membedakan mana produk yang benar-benar diproduksi di Inggris dan mana barang tiruan yang dibuat Jerman.
Setelah adanya stempel ini penjualan Jerman menurun tajam. Jerman lalu berpikir ulang tentang reputasinya sebagai negara pembuat barang kw yang dianggap rendah. Berbekal ilmu yang sudah mereka ‚curi‘ dari Inggris dan harga tenaga kerja yang masih sangat murah mereka lalu meningkatkan kualitas produk-produk mereka. Kualitas produk ditingkatkan tapi harga produk masih sama dengan harga barang kw.
ADVERTISEMENT
Para pembeli barang kw dari Jerman lalu menyadari peningkatan mutu dari barang-barang yang mereka beli. Jadilah Jerman terkenal sebagai negara pembuat barang-barang berkualitas dengan harga yang jauh lebuh murah dari Inggris. Barang-barang Jerman akhirnya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Eropa.
150 tahun kemudian, Made in Germany bukan lagi menjadi stempel kutukan tapi menjadi jaminan mutu produk-produk berkualitas. Hari Ini Made in Germany bahkan mengalahkan Made in England. Bukan Hanya itu, Jerman sekarang menjadi pemimpin Eropa sebagai negara terkaya dilihat dari GDP nya. Apa yang bisa kita pelajari dari kisah ini? Tulis di kolom komentar ya