Pecah Kongsi Dalam Kapal Bernama EU

Rayhan Naufal Hibatullah
Financial writer, startup enthusiast, embedded system engineer, polyglot
Konten dari Pengguna
4 September 2019 11:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rayhan Naufal Hibatullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Uni Eropa nyatanya memang percobaan mendirikan kembali kekaisaran romawi dan Habsburg yang pernah berjaya dan menguasai Eropa. Cita-cita Charlemagne di awal abad pertengahan untuk meyatukan Eropa tengah dan Eropa barat. Intrik politik selalu menghiasi setiap kisah dari Kekasiran ini disamping cerita-cerita heroik para pejuang di medan perang demi menguasai teritori musuh dan memperluas kekuasaan. Bagaimana dengan nasib cita-cita Charlemagne setelah 1200 tahun kematiannya?
ADVERTISEMENT
Cita-cita dan perjalanan Uni Eropa dirasa tidak lagi realistis jika dihadapkan dengan meningkatnya tendensi populisme di negara-negara anggotanya. Tendensi yang mengarah pada disintegrasi ini tidak hanya terjadi hanya pada negara-negara eropa saja, tapi juga pada negara-negara lainnya di seluruh dunia. Prospek kerugian ekonomi akibat disintegrasi ini nyatanya tidak menyurutkan sikap para pemilih untuk semakin mendukung sayap kanan dan menolak keberagaman.
Tensi sentrifugal yang ada di Eropa pada hari ini membuat EU semakin mirip dengan Habsburg Empire pada masa kejatuhannya, sebuah symbol dari permasalahan yang muncul akibat konflik integrasi multinasional, multibahasa, dan masyarakat multi etnik. Habsburg Empire sendiri terpecah belah dan akhirnya kalah dengan dengan lawan-lawannya. Setelah runtuh pun, permasalahan sosial dan pertumbuhan ekonomi yang lambat belum bisa terselesaikan.
ADVERTISEMENT
Tujuan pembentukan EU sendiri sebenarnya adalah membantu perkembangan integrasi ekonomi dan politik negara-negara anggotanya. Integrasi ini mengarahkan pada pertumbuhan ekonomi yang stabil, penigkatan lapangan pekerjaan dan kemajuan sosial. Integrasi ekonomi dengan adanya single market, Economic and Monetary Union of the Europian Union (EMU), dll. diharapkan bisa memastikan kovergensi ke tingkat yang lebih tinggi. Konvergensi ekonomi diharapkan bisa membantu integrasi politik dan semakin memperdalam kerjasama antar anggota.
teori konvergensi menyatakan bahwa tingkat kemakmuran yang dialami oleh negara-negara maju dan negara-negara berkembang pada suatu saat akan konvergen (bertemu di satu titik). Akan terjadi catching up effect, yaitu ketika negara-negara berkembang berhasil mengejar negara-negara maju. Ini didasari asumsi bahwa negara-negara maju akan mengalami kondisi steady state, yaitu negara yang tingkat pendapatannya tidak dapat meningkat lagi.
ADVERTISEMENT
Perkembangan kemakmuran negara-negara EU hingga hari ini menunjukkan bahwa memang sudah ada progress konvergenitas-i, tapi performa ekonomi yang buruk di negara-negara EU terutama yang baru bergabung memperluas persepsi bahwa perkembangan yang ada hanya bersifat elitis semata. Kekuatan sentripetal yang diharapkan bisa didapatkan dari adanya integrasi ekonomi justru kian hari kian melemah dilawan kekuatan sentrifugal dari pengaruh populisme. Anggota EU yang semakin bertambah meningkatkan heterogenitas dan membuat perpecahan antara negara-negara EU yang “TUA” atau EU-15 dan negara-negara yang baru bergabung. Mungkin inilah salah satu penyebab hengkanya Inggris dari Habsburg Empire masa kini.
Meskipun demikian, EU adalah kekuatan ekonomi kedua di dunia, tepat di bawah US dengan GDP sebesar $18,8 trilion. Dengan GDP sebesar itu, EU merepresentasikan sekitar 22% dari ekonomi seluruh dunia dengan Euro sebagai mata uang terkuat ke-2 setelah US dollar. Meskipun mengalami beberapa kali krisis finansial dan menderita akibat tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya investasi, European Investment Bank meluncurkan European Fund for Strategic Investments yang didirikan sejak tahun 2015 dengan dana awal sebanyak €21 billion. Berkat kerja keras menarik investor baik swasta maupun pemerintah dalam tiga tahun terakhir, proyek ini berhasil membukukan investasi sebanyak €315 billion.
ADVERTISEMENT
Jadi, meskipun diterpa isu-isu disintegrasi yang semakin memanas apalagi sejak perginya Inggris dari EU, saya rasa EU akan tetap bertahan, paling tidak untuk beberapa saat. Habsburg Empire walaupun akhirnya hancur juga tapi tidak langsung bubar dalam sesaat bukan?