Konten dari Pengguna

Rokok Ilegal Menjadi Pilihan Terbaik Untuk Perokok Remaja?

Rayhan Yanuar
Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Andalas.
9 Oktober 2024 11:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rayhan Yanuar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinamika isu yang bergulir dalam Industri Hasil Tembakau (IHT) di Indonesia nyaris tak pernah habis dikupas. Fakta bahwa industri hasil tembakau di Indonesia kerap dihadapkan kepada situasi dilematik dan kontroversi mutlak adanya. Peran IHT ekonomi nasional dan dampak negatif yang ditimbulkannya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan selalu menjadi dua mata sisi berlawanan. Berbagai isu pro dan kontra berkaitan dengan IHT pun terus bergulir. Beberapa hal yang kerap muncul adalah peredaran rokok ilegal, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), bahkan menyerempet ke persoalan stunting dan Penyakit Tidak Menular (PTM).
sumber : pexels.com
Tembakau diketahui adalah salah satu komoditas perkebunan dan perdagangan yang penting di Indonesia. Ini karena komoditas tembakau dan berbagai produk turunannya mempunyai nilai ekonomi tinggi. Salah satu peran komoditas tembakau yang cukup nyata dalam perekonomian nasional adalah sebagai sumber penerimaan negara dari cukai. Tercatat, nilai penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) dari tahun ke tahun terus meningkat dari Rp139,12 triliun pada 2014 menjadi Rp218,62 triliun pada 2022. Peningkatan CHT tersebut terutama dipengaruhi oleh kebijakan penyesuaian tarif CHT yang juga terus mengalami peningkatan.
ADVERTISEMENT
Pada lima tahun terakhir, tingkat peredaran rokok ilegal kerap beriringan dengan kenaikan harga rokok atas kebijakan tarif cukai. Pada 2019 saat tidak ada kenaikan cukai, tingkat peredaran rokok ilegal menurun dari tahun sebelumnya. Selanjutnya pada 2020, ketika terjadi kenaikan cukai, tingkat peredaran rokok ilegal juga mengalami peningkatan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kenaikan tarif cukai dapat berdampak signifikan terhadap peredaran rokok ilegal. Perokok dengan pendapatan yang lebih rendah cenderung membeli rokok ilegal sebagai kompensasi atas kenaikan harga rokok akibat kenaikan tarif cukai.
Salah satu penyebab tingginya peredaran rokok ilegal adalah untuk memenuhi permintaan dari masyarakat. Kenaikan harga rokok yang terus terjadi karena kenaikan tarif cukai maupun penyederhanaan struktur tarif cukai menyebabkan daya beli masyarakat Indonesia terhadap rokok legal kian turun. Ini bukan hanya terjadi pada perokok yang sudah lama merokok, seperti orang dewasa. Namun, para remaja yang sudah merokok merasakan dampak dari kenaikan cukai yang mempengaruhi harga rokok ini.
ADVERTISEMENT
Rokok ilegal menjadi ancaman serius bagi kesehatan remaja yang sudah kecanduan merokok. Rokok ini, yang sering dijual tanpa pengawasan dan kontrol yang memadai, mengandung berbagai risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan rokok legal. Selain itu, beberapa faktor memicu kecenderungan remaja untuk memilih rokok ilegal. Artikel ini membahas bahaya rokok ilegal bagi remaja serta faktor-faktor yang membuat mereka sering kali membeli rokok ilegal ketimbang rokok legal.
sumber : pexels.com
Salah satu bahaya utama dari rokok ilegal adalah kandungan zat berbahaya yang tidak terawasi. Rokok ilegal diproduksi tanpa standar kesehatan dan keselamatan yang memadai, sehingga tidak ada jaminan bahwa bahan-bahan yang digunakan aman untuk dikonsumsi. Ini berarti rokok ilegal dapat mengandung bahan kimia beracun yang tidak ditemukan dalam rokok legal, yang diproduksi dengan kontrol kualitas yang ketat. Zat-zat kimia berbahaya ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, rokok ilegal sering kali mengandung kadar nikotin yang lebih tinggi atau bahan tambahan lain yang dapat meningkatkan tingkat kecanduan. Bagi remaja yang masih dalam tahap perkembangan, peningkatan kadar nikotin ini dapat menyebabkan kecanduan yang lebih parah dan lebih sulit untuk dihentikan. Kecanduan nikotin pada usia muda tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental dan perkembangan kognitif mereka.
Risiko penyakit kronis juga meningkat dengan konsumsi rokok ilegal. Karena kualitas rokok ilegal tidak terjamin, remaja yang mengonsumsinya lebih rentan terhadap penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung. Dampak ini bisa lebih parah karena remaja masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, sehingga efek negatif dari zat-zat berbahaya tersebut dapat berlangsung lebih lama dan lebih merusak.
ADVERTISEMENT
Harga yang lebih murah menjadi salah satu alasan utama mengapa remaja lebih memilih rokok ilegal dibandingkan rokok legal. Rokok ilegal biasanya dijual dengan harga yang jauh lebih murah karena tidak dikenakan pajak dan tidak melalui proses distribusi resmi. Bagi remaja yang sering kali memiliki keterbatasan finansial, harga yang murah menjadi faktor penarik utama.
Bayangkan saja untuk peredaran rokok legal saat ini saja satu bungkusnya bisa dihargai dari harga Rp 20.000. – Rp 45.000., Sedangkan untuk peredaran rokok ilegal sendiri harga
perbungkusnya cuman dari kisaran Rp 10.000 – Rp 15.000 . Terlihat bagaimana perbedaan yang sangat jauh dari harga yang legal terhadap harga yang tidak legal, perbandingannya bisa sampai 450% dari harga yang beredar.
ADVERTISEMENT
Aksesibilitas juga menjadi faktor penting. Rokok ilegal sering kali lebih mudah diakses oleh remaja, terutama di daerah-daerah di mana penegakan hukum terhadap penjualan rokok kepada anak di bawah umur kurang ketat. Penjual rokok ilegal cenderung tidak peduli terhadap batasan usia, sehingga remaja dapat dengan mudah membelinya tanpa takut tertangkap atau dihukum.
Kurangnya pengawasan dan penegakan hukum terhadap penjualan rokok ilegal juga mempermudah remaja untuk mendapatkan produk ini. Di beberapa daerah, upaya untuk mengendalikan penjualan rokok ilegal tidak cukup kuat, sehingga para penjual merasa bebas untuk menjualnya kepada siapa saja, termasuk remaja.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah kurangnya edukasi tentang bahaya rokok ilegal. Banyak remaja yang mungkin tidak sepenuhnya menyadari risiko kesehatan yang lebih tinggi dari rokok ilegal atau menganggap bahwa semua rokok sama saja. Kurangnya pengetahuan ini membuat mereka tidak berpikir dua kali untuk membeli rokok ilegal.
ADVERTISEMENT