Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Pengembangan Energi Listrik Terbaharukan Indonesia Sebagai Implementasi SDG 7
4 April 2025 16:43 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Rayhan Devangga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk mempercepat transformasi energi terbarukan sebagai bagian dari pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 7. Dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2023, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, menyatakan bahwa Indonesia berencana untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga batu bara dengan energi terbarukan. Indonesia menargetkan pembangunan kapasitas pembangkit listrik terbarukan sebesar 700 gigawatt (GW) pada tahun 2060, untuk memenuhi prediksi kebutuhan listrik nasional yang mencapai 1.942 terawatt jam (TWh).
ADVERTISEMENT
Dalam rangka mendukung target tersebut, PT PLN (Persero) menyatakan kesiapan untuk mempercepat penggunaan energi terbarukan dengan menargetkan porsi 75% energi terbarukan dalam bauran energi pada 2040. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa PLN sedang merevisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), dengan tujuan menambah kapasitas 100 GW pembangkit, di mana 75 GW di antaranya berasal dari energi terbarukan. Pembagian kapasitas tersebut mencakup tenaga air, surya, angin, panas bumi, dan bioenergi.
Untuk memastikan keberlanjutan dan stabilitas pasokan energi terbarukan, PLN merencanakan pembangunan jaringan transmisi hijau (Green Enabling Transmission Line/GTL) sepanjang 70.000 kilometer. Rencana ini bertujuan untuk mengalirkan energi terbarukan dari daerah penghasil ke pusat-pusat permintaan listrik. Selain itu, PLN juga merancang pengembangan smart grid untuk mengatasi tantangan intermitensi pada sumber energi terbarukan, yang dapat meningkatkan kapasitas pembangkit angin dan surya hingga 42 GW.
ADVERTISEMENT
Sekilas tentang SDG 7 atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 7 bertujuan untuk memastikan akses yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern bagi semua orang terhadap energi. Tujuan ini menggarisbawahi pentingnya transisi global menuju energi terbarukan yang lebih bersih untuk memerangi perubahan iklim dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dalam konteks ini, beberapa target utama SDG 7 antara lain adalah meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam bauran energi global, meningkatkan efisiensi energi, dan memastikan akses universal terhadap energi yang terjangkau bagi seluruh penduduk dunia pada tahun 2030.
Untuk Indonesia, pencapaian SDG 7 sejalan dengan strategi nasional untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah guna mendorong penggunaan energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi. Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat transisi energi, dengan meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional dan mengurangi emisi karbon, serta mendukung masyarakat yang belum memiliki akses listrik. Dengan rencana pembangunan infrastruktur yang mendukung dan kebijakan yang pro-energi bersih, Indonesia berusaha untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan energi domestik tetapi juga berkontribusi pada upaya global untuk mencapai net-zero emissions sebelum pertengahan abad ini.
ADVERTISEMENT
Perkembangan Energi Listrik Terbaharukan Indonesia
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia telah berkembang pesat dengan berbagai proyek yang tersebar di seluruh negeri. Secara keseluruhan, kapasitas total pembangkit PLTS yang terpasang di Indonesia telah mencapai lebih dari 400 MW pada tahun 2024. Dengan potensi energi surya yang sangat besar, Indonesia berencana untuk terus meningkatkan kapasitasnya hingga mencapai 3,6 GW pada tahun 2030, dengan fokus pada pemasangan PLTS di atap rumah, gedung, dan proyek PLTS skala besar di berbagai wilayah.
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) juga memiliki potensi yang besar di Indonesia, meskipun kapasitas terpasang masih relatif kecil. Hingga saat ini, total kapasitas PLTB Indonesia mencapai sekitar 320 MW, dengan proyek terbesar, seperti PLTB Sidrap yang memiliki kapasitas 75 MW. Pemerintah menargetkan pengembangan lebih lanjut untuk mencapai total kapasitas 1 GW pada tahun 2025, seiring dengan meningkatnya investasi dan pengembangan infrastruktur di sektor tenaga angin.
ADVERTISEMENT
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan salah satu andalan utama Indonesia dalam mengembangkan energi terbarukan, mengingat negara ini memiliki cadangan geotermal terbesar di dunia meskipun sumber energi ini terbatas. Total kapasitas PLTP yang terpasang di Indonesia saat ini sekitar 2.130 MW, dan Indonesia menargetkan untuk menambah kapasitas ini menjadi 4,1 GW pada tahun 2030. Proyek-proyek geotermal baru di berbagai wilayah, seperti di Dieng, Sarulla, dan Gunung Salak, diharapkan dapat mendongkrak kontribusi panas bumi terhadap bauran energi terbarukan Indonesia.
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) juga semakin banyak diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan sampah sekaligus menghasilkan energi. Saat ini, kapasitas total PLTSa yang beroperasi di Indonesia mencapai sekitar 80 MW, dengan proyek-proyek baru yang sedang dalam pengembangan, seperti di Jakarta dan Surabaya. Indonesia berencana untuk meningkatkan kapasitas PLTSa menjadi sekitar 300 MW pada tahun 2025, yang akan berperan semakin besar dalam mengurangi sampah dan menyediakan energi bersih.
Seiring dengan berkembangnya proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia, khususnya pembangkit listrik tenaga surya, angin, panas bumi, dan sampah, akses listrik ke desa-desa di Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan. Sebelumnya, hanya sekitar 80% dari desa-desa di Indonesia yang teraliri listrik pada tahun 2010. Namun, dengan adanya proyek energi terbarukan yang terus berkembang, terutama di daerah-daerah yang terpencil, pemerintah menargetkan untuk mencapai 100% desa teraliri listrik pada tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Proyek pembangkit listrik tenaga surya, misalnya, telah membantu desa-desa yang sebelumnya tidak terjangkau oleh jaringan listrik utama untuk mendapatkan akses energi. Sebagai contoh, PLTS atap yang dipasang di berbagai daerah terpencil memungkinkan desa-desa di pulau-pulau kecil dan daerah pegunungan untuk memiliki pasokan listrik yang stabil. Proyek PLTSa juga berkontribusi dalam meningkatkan akses listrik di kota-kota besar dengan mengurangi ketergantungan pada pembangkit berbahan bakar fosil.