Konten dari Pengguna

Mengajarkan Anak untuk Empati Sejak Dini: Kunci Membentuk Generasi Peduli

Rayna Kartika
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas
31 Agustus 2024 10:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rayna Kartika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak berempati terhadap temannya. Sumber: shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Anak berempati terhadap temannya. Sumber: shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Perlukah anak berempati sejak dini? Mungkin pertanyaan ini sering ditanyakan oleh ibu ketika ingin mengajarkan anaknya untuk berempati. Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Kemampuan ini sangat penting karena manusia seutuhnya merupakan makhluk sosial di mana antara manusia tersebut ada sifat saling membutuhkan dan ketergantungan.
ADVERTISEMENT
Kalau begitu, ibu pasti ingin tahu kapan waktu yang tepat mengajarkan anak untuk berempati. Anak yang berempati sejak dini disinyalir akan hebat dalam membangun hubungan sosial yang sehat dan harmonis dengan orang lain. Oleh karena itu, mengajarkan empati kepada anak sejak dini tidak hanya menyiapkan anak menjadi anak yang penyayang dan peduli, tetapi juga mempersiapkan diri mereka menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar dengan sikap yang saling menghormati dan bekerja sama.

Mengapa anak harus berempati?

Kita dapat menyatakan bahwa empati adalah suatu hubungan dasar dari hubungan sosial yang positif. Jika anak-anak memiliki kemampuan empati yang baik, maka anak akan cenderung lebih mudah membangun dan mempertahankan pertemanan, lebih mampu bekerja sama dengan orang lain, dan lebih sedikit terlibat dalam perilaku agresif atau perundungan. Di samping itu, empati juga dapat membuat anak-anak untuk memahami perasaan orang lain, yang dapat mengarahkan anak-anak dalam menyelesaikan konflik dengan baik dan mendukung teman-teman mereka dalam situasi yang sulit.
ADVERTISEMENT
Sekarang ibu tau betapa pentingnya arti empati pada anak-anak dan bagaimana empati yang diajarkan pada anak tersebut akan membentuk karakter anak. Selanjutnya, mari kita lihat tahap perkembangan empati pada anak agar ibu lebih paham kapan anak dapat mulai berempati.

Tahap perkembangan empati pada anak

Seperti yang kita ketahui, empati tidak muncul secara tiba-tiba. Rasa empati akan berkembang seiring waktu melalui interaksi dengan orang tua, pengasuh, dan lingkungan. Sehingga, orang tua harus mengajarkan pada anaknya untuk memiliki sifat empati. Untuk itu kita perlu mengetahui beberapa tahapan perkembangan empati pada anak. Berikut tahapan empati pada anak sesuai dengan perkembangan umurnya.
Ilustrasi anak. Foto: Shutterstock
1. Empati Emosional (Usia 1-2 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai merasakan dan merespons emosi orang di sekitarnya. Hal ini terjadi karena anak memiliki interaksi dengan orang di sekitarnya. Contohnya, jika anak melihat orang di sekitarnya menangis, maka anak mungkin akan merasa sedih atau cemas, bahkan mungkin akan ikut menangis. Hal ini terjadi karena ini adalah bentuk awal dari empati di mana anak merasakan emosi orang lain tetapi belum sepenuhnya memahami.
ADVERTISEMENT
2. Empati Kognitif (Usia 3-5 tahun)
Ketika usia anak bertambah, mereka mulai memahami bahwa orang lain mungkin memiliki perasaan atau pandangan yang berbeda. Mereka mulai menunjukkan kemampuan untuk melihat situasi dari perspektif orang lain dan merespons secara lebih sesuai.
3. Empati Sosial (Usia 6 tahun ke atas)
Pada usia ini, anak-anak mulai mengembangkan empati yang lebih kompleks, di mana mereka mulai memahami perasaan orang lain dalam konteks sosial yang lebih luas. Mereka mulai memahami bahwa tindakan mereka dapat mempengaruhi orang lain dan mulai menunjukkan keinginan untuk membantu.
Nah, ibu dapat menyesuaikan umur anak dan mengajari empati yang sesuai dengan umur anak. Karena sebagai ibu yang memiliki peran terbesar menjadi role model, maka anak akan meniru apa yang dilakukan oleh ibu. Oleh karena itu, ibu perlu mengetahui cara mengajarkan empati kepada anak. Dan berikut beberapa cara di mana ibu bisa mengajarkan empati kepada anak:
Ilustrasi anak. Foto: Shutterstock

1. Menjadi contoh yang baik

ADVERTISEMENT
Dengan menjadi contoh yang baik pada anak, ibu bisa mengajarkan rasa empati kepada anak. Anak-anak belajar banyak dari mengamati perilaku orang tua mereka. Ketika orang tua menunjukkan empati dalam kehidupan sehari-hari, anak dapat belajar bagaimana empati itu terjadi. Misalnya dengan membantu orang lain, mendengarkan dengan penuh perhatian, atau menunjukkan kasih sayang, anak akan cenderung meniru perilaku tersebut.

2. Mengajarkan pengelolaan emosi

Sebelum anak dapat memahami perasaan orang lain, mereka harus belajar mengenali dan mengelola emosi mereka sendiri. Ibu dapat mengajarkan anak untuk berbicara tentang perasaan mereka dan bantu mereka menamainya, seperti " Ibu lihat kakak sedih, apakah kakak merasa kecewa karena mainannya rusak?" Berbicara seperti ini pada anak akan membantu anak untuk lebih memahami perasaan yang dirasakannya.
ADVERTISEMENT

3. Bermain peran

Bermain peran merupakan salah satu cara untuk mengajarkan anak berempati. Karena secara tidak sadar, anak akan merasa berempati melalui permainan yang menyenangkan dengan ibunya. Ibu dapat mengajar anak untuk berpura-pura menjadi karakter lain dalam situasi tertentu dan ibu dapat membicarakan bagaimana perasaan karakter tersebut dan apa yang bisa dilakukan untuk membantu mereka.

4. Mendorong tindakan kecil yang penuh kasih sayang

Ibu dapat mendorong anak untuk melakukan tindakan kecil yang menunjukkan kepedulian kepada sesama. Hal ini merupakan tindakan sederhana tetapi dapat membantu anak untuk lebih berempati. Misalnya seperti menolong teman yang kesulitan, membagikan mainan, ataupun memberikan pelukan bagi saudara yang mengalami kesedihan.

5. Mengajarkan perspektif

Ibu dapat membantu anak untuk memahami perspektif orang lain dengan mengajukan pertanyaan seperti, " Bagaimana perasaanmu jika kamu berada di posisi mereka?" atau "Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat mereka merasa lebih baik?" Dengan perspektif seperti itu, maka anak akan terbiasa untuk menjadi lebih mengenali perasaan dan dapat berempati terhadap orang lain.
ADVERTISEMENT
Mengajarkan empati kepada anak sejak dini merupakan suatu investasi jangka panjang di mana ibu akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang lebih baik. Selain itu, anak juga akan menjadi lebih dapat berinteraksi dengan harmonis dan positif dengan lingkungan dan komunitas yang dimilikinya.