Konten dari Pengguna

3 Desainer Busana Pria Ini Tak Tertarik dengan Tren Berpakaian ala WFH

Rayoga Akbar Firdaus
Fashion is food for thought
23 Januari 2021 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rayoga Akbar Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Koleksi Rick Owens, JW Anderson, dan Dior Men fall/winter 2021
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Rick Owens, JW Anderson, dan Dior Men fall/winter 2021
ADVERTISEMENT
Meski pola kerja Work From Home (WFH) telah menjadi gaya hidup baru namun tak lantas membuat tiga desainer busana pria ini untuk beradaptasi dengannya. Adalah Rick Owens, JW Anderson, dan Kim Jones untuk lini Dior Men yang dalam koleksi terbarunya sama-sama masih mengedepankan narasi kreativitas yang lantang ketimbang menghadirkan baju-baju santai seperti label busana pria lain kebanyakan.
ADVERTISEMENT
Industri busana pria memang terdampak parah akan lemahnya pergerakan bisnis barang mewah akibat pandemi COVID-19. Seringnya mengandalkan penjualan baju-baju kerja seperti setelan jas dan kemeja, kini mereka dipaksa beradaptasi dengan kecenderungan yang ada seperti WFH. Para pekerja korporat kini menanggalkan setelan jas dan beralih ke pakaian rumah.
Koleksi Rick Owens fall/winter 2021/Courtesy of Rick Owens
Namun ini bukan berarti tak akan ada lagi ruang berkreativitas bagi desainer ataupun peluang bisnis. Lauren Sherman dalam artikelnya yang berjudul COVID-19 and The New Era of Luxury menuliskan bahwa banyak analis pasar yang justru memprediksi bahwa industri busana pria akan semakin berkembang kedepannya. Hanya saja terjadi perubahan preferensi dari semula didominasi gaya formal kini menjadi lebih kasual. Masih dalam artikel yang sama, Sharifa Murdock, co-owner dari Liberty Fashion & Lifestyle Fairs mengatakan “Generasi muda masih berbelanja --dan kebanyakan dari mereka adalah pria muda. Mereka yang mengarahkan pergerakan budaya,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Generasi Millennial dan Gen-Z, dua segmen pasar yang memang telah banyak diincar oleh label mewah, memang dikenal lebih kritis sekaligus terbuka dalam hal preferensi fashion. Di ranah busana pria, tampilnya musisi Harry Styles di sampul majalah Vogue edisi Desember 2020 mengenakan gaun rancangan Gucci dinilai menjadi sinyal akan adanya perubahan pola pikir mengenai gaya berpakaian pria. Meski masih menjadi kontroversi, namun banyak pria maupun wanita yang memberikan respon positif.
JW Anderson dan Rick Owens adalah salah dua desainer yang konsisten untuk selalu melawan arus. Bukan hanya tentang tren tapi juga norma-norma berpakaian di ranah busana pria. Rick Owens dikenal akan gaya gothic dan dekonstruktif. Sementara JW Anderson menjadi yang mempopulerkan gaya gender-bender di era millenium ketiga ini di mana ia kerap menghadirkan pria dalam baju bergaya feminin seperti tunik, dress, bahan lace dan detail ruffles. Sementara Kim Jones, dari sejak ia menangani Louis Vuitton hingga sekarang Dior Men, ia menjadi jawaban akan mereka yang ingin tampil flamboyan namun elegan lewat perpaduan gaya streetwear dan haute couture yang klasik.
Koleksi JW Anderson fall/winter 2021/Courtesy of JW Anderson
Koleksi Dior Men fall/winter 2021/Courtesy of Dior
Dalam koleksi terbarunya, ketiga desainer tersebut tidak hanya membuktikan akan masih adanya tempat bagi kreativitas dan suguhan imajinasi liar, tapi juga berhasil mengemasnya menjadi rangkaian pakaian yang memiliki aspek komersial yang kuat. Berikut ulasan selengkapnya.
ADVERTISEMENT

Rick Owens

Koleksi Rick Owens fall/winter 2021/Courtesy of Rick Owens
Gaya gothic dalam potongan dekonstruktif selalu dianggap sebagai sebuah perlawanan akan norma-norma konservatif. Kini saat dunia larut dalam gegap gempita optimis akan terpilihnya Joe Biden dan hadirnya vaksin, Owens tetap setia dengan garis desain yang baginya “penuh akan agresi” seperti dikutip dari situs Vogue. Outerwear menjadi focal point dari koleksi terbarunya di mana hadir dalam ragam model seperti puffer jacket berpotongan off-shoulder dan tailoring coat dengan struktur bahu tegas. Semua dipadukan dengan tunik rajut dan celana kulit bersiluet ramping. Tentu tak semua pria dapat memakai tunik rajut maupun rok seperti para model namun jaket puffer lansirannya terasa cukup versatile untuk dipadukan bersama kaus maupun kemeja dan jas.

JW Anderson

Koleksi JW Anderson fall/winter 2021/Courtesy of JW Anderson
JW Anderson tak pernah berhenti bereksplorasi dengan siluet dan material. Kali dalam koleksi busana pria terbarunya, ia menghadirkan atasan berhiaskan feathers dan celana bersiluet triangular. Sweater hadir dalam potongan panjang beraksen pita selayaknya tunik. Namun Anderson juga memiliki sensibilitas yang kuat dalam hal komersial. Dalam koleksi terbarunya ia turut menghadirkan deretan items yang mudah dikenakan seperti oversize coat dalam warna beige, biker jacket dan safari jacket. Anderson menjadi sedikit dari sekian desainer yang mampu menyeimbangkan fantasi dan komersial secara berimbang.
ADVERTISEMENT

Dior Men

Koleksi Dior Men fall/winter 2021/Courtesy of Dior
Disaat kompatriotnya bereksperimen dengan siluet oversize dan desain jubah, Kim Jones untuk Dior Men memberi opsi pilihan outerwear lewat jaket berpotongan militer. Jauh dari kesan kaku, Kim Jones menerjemahkannya dalam ragam warna netral dan vibran seperti biru dengan orange dan kuning. Kolaborasi bersama seniman telah menjadi trik jitu lain andalannya. Kali ini ia menggandeng Peter Doig di mana karyanya hadir menghiasi sejumlah tailoring coat dan jaket. Lalu adakan para pria akan memakai jaket bergaya militer lengkap dengan beret seperti para model di fashion show Dior Men? Well, who knows?! Namun kehadiran jaket tersebut merefleksikan bahwa sekalipun setelan jas ditanggalkan, Kim Jones paham pria selalu ingin mengenakan sesuatu yang dapat menampilkan sisi wibawanya, meski ia menghadirkannya dalam desain yang lebih fun dan vibran.
ADVERTISEMENT