Digital Fashion Week: Adaptasi Selama Pandemi COVID-19 atau Awal Revolusi?

Rayoga Akbar Firdaus
Fashion is food for thought
Konten dari Pengguna
8 Juli 2020 12:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rayoga Akbar Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cuplikan film koleksi Dior haute couture/Dior
zoom-in-whitePerbesar
Cuplikan film koleksi Dior haute couture/Dior
ADVERTISEMENT
Industri fashion masih berusaha beradaptasi dalam situasi pandemi Covid-19, seperti ajang Fashion Week koleksi haute couture yang musim ini berlangsung dalam format digital. Para rumah mode kenamaan kini tak hanya sibuk berlomba berinovasi dalam hal desain tapi juga format presentasi digital. Film menjadi medium favorit untuk dieksplorasi dan bahkan sejumlah rumah mode menggarap secara serius dengan merekrut sutradara kenamaan. Seperti Dior yang memercayakan Matteo Garrone, sutradara film Pinnochio (2019) , untuk menggarap film bertemakan mitologi Yunani. Sementara yang lain merilis tak ubahnya sebuah video lookbook.
Cuplikan film koleksi Dior haute couture/Dior
Situasi pandemi Covid-19 tidak hanya merusak target penjualan para pelaku industri mode mewah tapi juga mengubah strategi pemasaran secara menyeluruh. Fashion show untuk koleksi transisi seperti resort dan pre-fall dibatalkan. Kini media sosial menjadi satu-satunya andalan untuk memasarkan produk.
ADVERTISEMENT
Sejak awal tahun 2000-an hingga sekarang ini, fashion show bukan lagi hanya sebatas ajang unjuk kreativitas desainer tapi juga bagian dari marketing strategy. Khususnya untuk koleksi aksesori seperti tas dan sepatu yang menjadi sumber cash flow ketimbang pakaian. Tak masalah bila koleksi yang ditampilkan mendapat review buruk dari Editor maupun blogger, karena target sesungguhnya dari sebuah fashion show adalah menjaga momentum atau hype dari brand bersangkutan.
Foto koleksi Giambattista Valli haute couture fall 2020/Giambattista Valli
Akankah brand mendapat jangkauan publisitas yang lebih luas dengan fashion show berformat digital seperti sekarang ini?

Peran Media Sosial dan Fashion Show

Digitalisasi adalah salah satu isu yang kerap mendapat perhatian di industri fashion. Seberapa besar pengaruh likes di Instagram dalam memengaruhi angka penjualan para label mewah ini? Teori sederhananya tentu semakin viral suatu produk semakin besar angka penjualan. Namun perlu diingat, media sosial seperti Instagram dan Facebook dikendalikan oleh algoritma. Apakah algoritma dapat memengaruhi secara spesifik selera konsumen?
Foto lookbook koleksi Chanel haute couture fall 2020/Chanel
November 2019, situs Vogue Business dalam artikelnya menuliskan hasil analisis Credit Suisse yang mendapati jumlah likes dari akun Instagram Gucci menurun 36 persen pada awal 2019 bila dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut juga berbanding lurus dengan menurunnya angka penjualan label historis asal Italia tersebut.
ADVERTISEMENT
Foto lookbook koleksi Chanel haute couture fall 2020/Chanel
Namun hasil analisis tersebut belum dapat dijadikan acuan. Jumlah engagement di media sosial hanya merefleksikan seberapa besar awareness dari followers terhadap brand bersangkutan. Apalagi pandemi juga turut memengaruhi stabilitas perekonomian. Konsumen akan menjadi lebih selektif dalam membeli barang mewah.
Format digital fashion show mungkin menjadi cara yang efektif dan dianjurkan dalam situasi pandemi Covid-19. Namun tidak akan terlalu membawa perubahan yang signifikan dalam industri fashion kedepannya. Apalagi sampai menggantikan peran dari fashion show begitu pandemi usai.
Foto sketsa koleksi Schiaparelli haute couture fall 2020/Schiaparelli
September mendatang, Paris Fashion Week akan tetap berlangsung sembari tetap menjalankan protokol kesehatan. Sejauh ini hanya Saint Laurent yang menyatakan absen. Sejumlah label besar lainnya seperti Chanel, Louis Vuitton dan Dior belum memberikan pernyataan resmi apakah berpartisipasi atau tidak. Hal tersebut menunjukkan bahwa fashion show masih memegang peranan penting bagi label besar. Film tak memberikan kesan personal atau nuansa hype yang didapat dari sebuah fashion show.
ADVERTISEMENT
Format digital fashion show koleksi haute couture selama pandemi Covid-19 ini tak ubahnya hanya sebuah konten video untuk kepentingan media sosial selama pandemi.