Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Karena Pandemi Pendapatan Gucci Turun 33 Persen di Semester Pertama 2020
29 Juli 2020 11:48 WIB
Tulisan dari Rayoga Akbar Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 membuat pendapatan Gucci menurun hingga 33 persen di semester pertama 2020 ini. Kering Group selaku grup perusahaan yang menaungi Gucci bersama sejumlah label fashion kenamaan lainnya seperti Saint Laurent, Bottega Veneta dan Balenciaga merilis laporan keuangan selama enam bulan terakhir inI. Bahkan bila dibandingkan dengan label lain milik Kering Group tersebut, Gucci yang juga merupakan penyumbang pendapatan terbesar dapat dikatakan memang terdampak yang paling parah.
“Dapat dikatakan bahwa selama pertengahan tahun 2020 ini telah menjadi masa paling sulit yang pernah kami hadapi - kami bersimpati dalam rasa solidaritas kepada mereka yang terdampak situasi ini dan mengapresiasi kontribusi mengagumkan dari seluruh pegawai kami. Hasil laporan keuangan kami ini menunjukan secara seksama pengaruh dari pandemi terhadap kegiatan operasional. Namun yang lebih penting, kemampuan untuk bangkit dan beradaptasi yang terlihat menjadi validasi akan model dan dukungan akan rasa kepercayaan diri bahwa kami dapat melewati krisis ini dan menjadi lebih kuat,” ujar François-Henri Pinault, selaku Chairman dan Chief Executive Officer Kering Group dalam keterangan pers yang dirilis.
ADVERTISEMENT
Meski dalam laporan keuangannya Kering menuliskan mulai ada tanda pemulihan di China, namun di kuartal kedua 2020 nyatanya sejumlah label masih mencatat angka minus dalam penjualan. Berikut sejumlah highlights dari laporan keuangan semester pertama 2020 Kering Group.
Kontribusi Millennial dan Gen-Z China untuk Gucci
Konsumen China memegang peranan sentral dalam perputaran roda ekonomi industri fashion mewah, baik di negaranya maupun ketika berpesiar ke luar negeri. Kini masih ketatnya aturan berpergian, membuat masyarakatnya ramai melakukan pembelian di negaranya. Hal tersebut juga terlihat pada laporan penjualan Gucci di mana penjualan secara online meningkat hingga dua digit di China. “Millennials dan Gen Z menjadi salah dua konsumen yang kembali berbelanja di butik di China. Sejauh ini kami belum melihat adanya perubahan selera konsumen Asia untuk membeli barang klasik. Saya rasa Alessandro Michele bersama merchandising team telah melakukan hal yang tepat,” komentar Jean Marc-Duplaix selaku Chief Financial Officer Kering Group seperti dikutip dari situs Vogue Business.
ADVERTISEMENT
Pernyataannya tersebut seolah selaras dengan garis desain dari koleksi Gucci resort 2021 yang baru saja dipresentasikan. Disaat desainer lain mengusung gaya minimalis, Gucci tetap setia menawarkan koleksi yang vibrant dan quirky andalannya. Kering Group juga nampaknya belum mau sesumbar karena di kuartal kedua 2020, penjualan Gucci turun hingga 45 persen.
Kebangkitan Saint Laurent
Sama seperti Gucci, Saint Laurent juga mengalami penurunan pendapatan di semester pertama 2020 ini di mana mencapai 30 persen. Pada kuartal kedua 2020 bahkan pendapatan turun hingga 48,4 persen. Namun Kering Group mencatat bahwa penjualan di China dan Korea mulai berangsur membaik.
Bottega Veneta menjadi bintang baru
Dibanding yang lain, persentase penurunan pendapatan Bottega Veneta menjadi yang terendah. Di mana selama semester pertama 2020 ini, pendapatannya turun sebesar 8 persen. Kering Group bahkan mencatat terjadinya kenaikan penjualan secara online hingga tiga kali lipat.
ADVERTISEMENT
Performa menjanjikan Balenciaga dan Alexander McQueen
Balenciaga dan Alexander McQueen memang tidak dilaporkan secara spesifik oleh Kering Group mengenai penjualannya. Namun Kering Group membeberkan bahwa penjualan Balenciaga kembali pulih dengan cepat di regional Asia Pasifik. Sementara Alexander McQueen terbantu dengan kesuksesan penjualan lini sepatu.