Konten dari Pengguna

Mengatasi Kenakalan Remaja dengan Self-Awareness

Rayosama Maldefta Raheshy
Communication Science Student,Andalas University
25 Desember 2024 12:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rayosama Maldefta Raheshy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja menjadi masalah penting karena dapat mengganggu ketertiban masyarakat, mempengaruhi kesehatan mental dan fisik para remaja, serta berdampak negatif pada masa depan mereka. Di sisi lain juga dapat menyebabkan peningkatan kriminalitas, penurunan kualitas pendidikan, dan kerugian ekonomi bagi negara.
ADVERTISEMENT
Kenakalan remaja adalah perilaku melanggar hukum yang dilakukan oleh remaja di bawah usia dewasa menurut hukum. Istilah delinquen, biasanya mengacu pada kenakalan remaja dan juga digunakan untuk menyebut anak muda yang berperilaku tidak baik.
Di Indonesia, batas usia seseorang dianggap dewasa menurut hukum berbeda-beda tergantung konteksnya. Secara umum, individu dianggap cakap bertindak secara hukum pada usia 18 tahun atau jika sudah menikah. Hal ini ditegaskan dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2012, yang menyebutkan bahwa seseorang yang telah mencapai usia 18 tahun atau telah menikah dapat dianggap dewasa secara hukum.
Namun, dalam konteks hukum perdata, Pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) menetapkan bahwa seseorang dianggap dewasa pada usia 21 tahun atau setelah menikah. Perbedaan ini menunjukkan bahwa batas usia kedewasaan hukum di Indonesia bisa berbeda, bergantung pada aturan dan konteks yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Berbagai bentuk kenakalan remaja di Indonesia seperti:
Bentuk-bentuk kenakalan ini dijelaskan dalam sebuah penelitian berjudul "Kenakalan Remaja di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas di Bandung: Studi Pendahuluan." Penelitian tersebut mencatat bahwa kenakalan remaja mencakup perilaku ringan seperti membolos hingga pelanggaran serius seperti pencurian dan penggunaan narkoba.
Selain itu, jurnal "Fenomena Kenakalan Remaja di Indonesia" mengungkap bahwa berbagai bentuk kenakalan remaja semakin hari semakin mengkhawatirkan masyarakat. Perilaku ini menjadi perhatian utama masyarakat dan pemerintah untuk dicari solusinya demi pencegahan yang lebih efektif.
ADVERTISEMENT
Self-Awareness
Self-awareness atau kesadaran diri adalah kemampuan seseorang untuk mengenali dan memahami perasaan, pikiran, serta perilaku dirinya sendiri. Hal ini mencakup pemahaman tentang kekuatan, kelemahan, nilai-nilai, serta motivasi pribadi, termasuk bagaimana hal-hal tersebut memengaruhi orang lain.
Manfaat dari self-awareness antara lain:
1. Mampu mengelola emosi dengan baik,dengan memahami diri sendiri individu mampu merespons berbagai situasi dengan bijak.
2. Kualitas hubungan sosial yang lebih baik,memiliki kesadaran diri memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain secara empatik dan memahami perspektif mereka, sehingga dapat mempererat relasi interpersonal.
3. Dapat membuat keputusan dengan tepat:memahami nilai-nilai dan tujuan pribadi, seseorang dapat mengambil keputusan yang selaras dengan prinsip hidup dan aspirasinya.
4. Dapat mengoptimalkan potensi diri,Kesadaran diri membantu individu mengenali keunggulan dan kelemahan mereka, sehingga mampu mengoptimalkan potensi diri
ADVERTISEMENT
Strategi mengatasi kenakalan remaja melalui self-awareness
Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi kenakalan remaja dengan menekankan pentingnya kesadaran diri dan pengelolaan emosi:
1. Program Kurikulum: Sekolah dapat menyertakan kurikulum yang fokus pada pengembangan pemahaman diri, termasuk mengenali emosi, nilai-nilai, dan tujuan hidup. Hal ini bisa dilakukan melalui mata pelajaran seperti pendidikan karakter atau kesehatan mental.
Self-Awareness mencerminkan pesan pendidikan dan kesadaran diri untuk mencegah perilaku negatif pada remaja. Hal ini mendorong terciptanya masyarakat Indonesia yang lebih inklusif dan menghargai nilai-nilai Pancasila. sumber foto : design by Canva App https://www.canva.com/design/DAGaRJvJheQ/7QQJLslMb5SRe3GsCckm-g/view?utm_content=DAGaRJvJheQ&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=uniquelinks&utlId=hecdb4850e4
2. Konseling dan Terapi:
Guru bimbingan konseling atau psikolog sekolah dapat memberikan dukungan melalui sesi konseling untuk membantu remaja meningkatkan kesadaran diri. Teknik seperti refleksi diri dan jurnal emosi bisa digunakan untuk membantu remaja mengenali diri mereka dengan lebih baik.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler:
Mengikutsertakan remaja dalam aktivitas yang menuntut kerja sama, kepemimpinan dan tanggung jawab dapat membantu mereka lebih menyadari kelebihan dan kekurangan diri, serta mengembangkan kesadaran diri.
ADVERTISEMENT
4. Peningkatan Komunikasi Keluarga:
Menciptakan suasana keluarga yang terbuka, di mana remaja merasa nyaman,Pembicaraan rutin mengenai nilai-nilai dan harapan keluarga juga dapat memberikan kontribusi positif.
5. Pelatihan Keterampilan Sosial dan Emosional:
Menyelenggarakan workshop atau seminar yang fokus pada keterampilan sosial dan emosional, seperti empati, penyelesaian konflik dan pengaturan emosi.
6. Penggunaan Media dan Teknologi:
Memanfaatkan aplikasi atau video interaktif yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran diri dapat menjadi pendekatan yang kreatif untuk membantu remaja dalam cara yang mereka nikmati. seperti aplikasi "MyLife Meditation",Aplikasi ini menawarkan latihan mindfulness dan meditasi yang dapat meningkatkan kesadaran diri juga pengelolaan stres.
Kesimpulan :
Kenakalan remaja adalah masalah yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan mereka, masyarakat, dan negara. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk menumbuhkan kesadaran diri (self-awareness) di kalangan remaja. Dengan pemahaman diri yang lebih mendalam, remaja dapat mengelola emosi, memperbaiki hubungan sosial, dan membuat keputusan yang lebih baik, sehingga dapat mengurangi perilaku negatif seperti kenakalan.
ADVERTISEMENT
Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesadaran diri pada remaja antara lain mengintegrasikan kurikulum yang fokus pada pemahaman diri, menyediakan layanan konseling, melibatkan remaja dalam kegiatan ekstrakurikuler yang mengasah karakter, memperkuat komunikasi dalam keluarga, mengadakan pelatihan keterampilan sosial dan emosional, serta memanfaatkan teknologi dan aplikasi yang dapat mendukung pengembangan kesadaran diri. Dengan pendekatan ini, diharapkan remaja dapat lebih mengenali diri mereka dan membuat pilihan yang lebih positif untuk masa depan mereka.
Dukungan terhadap self-awareness penting untuk membantu remaja mengelola emosi, membuat keputusan bijak dan memperbaiki hubungan. Langkah kecil ini dapat menciptakan masa depan yang lebih positif.
Referensi :
1. E-Book :
Kartono, K. (2008). Patologi sosial 2: Kenakalan remaja.
ADVERTISEMENT
Novianti, E., & Sos, S. (2021). Teori Komunikasi Umum dan Aplikasinya. Penerbit Andi.
Susanto, A. (2018). Bimbingan dan konseling di Sekolah: Konsep, teori, dan aplikasinya. Kencana.
Mulyana, N., Awaluddin, A. I., Baskara, B. S., Mulyana, R., Hadian, T., Danuwijaya, C., ... & Anggaraeini, D. (2023). Pencegahan konflik sosial dan penanggulangan kenakalan remaja. EDU Publisher.
2. Jurnal :
Jasmisari, M., & Herdiansah, A. G. (2022). Kenakalan remaja di kalangan siswa sekolah menengah atas di Bandung: Studi pendahuluan. Aliansi: Jurnal Politik, Keamanan Dan Hubungan Internasional, 1(1).
Hafizha, R. (2022). Profil Self-awareness Remaja. Journal of Education and Counseling (JECO), 2(1), 159-166. doi:10.32627/jeco.v2i1.416
3. Website :
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2012). Nomor Rumusan Kamar: PERDATA UMUM/11/SEMA 7/2012. Diperoleh dari https://putusan3.mahkamahagung.go.id/rumusan_kamar/detail/11e9938f4c6f45a0b490313883536346.html
ADVERTISEMENT
4. Skripsi :
Dianlestari, M. (2015). Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja: Tawuran di SMAN 4 Kabupaten Tangerang. Skripsi Semarang.