Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Indahnya Kebersamaan di Rantau: Obat Rindu Suasana Ramadan Tanah Air
7 Mei 2018 10:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Ririn Dwi Fitriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Foto: Suasana Buka Bersama Masyarakat Muslim Indonesia di Perth. Sumber: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Dalam hitungan beberapa hari ke depan, seluruh umat muslim di dunia akan memasuki bulan suci Ramadan. Banyak hal dan tradisi yang sering kita jumpai selama bulan Ramadan, terlepas dari rukun-rukun ibadah yang wajib dijalankan oleh umat muslim.
Yang pasti, bagi saya pribadi, bulan Ramadan di Indonesia selalu membawa suasana penuh kehangatan, kebersamaan, dan kekeluargaan yang lebih dalam dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Suasana dan nilai keguyuban ini juga saya rasakan ketika saya menjalani tugas penempatan pertama selama 3 tahun di KJRI Perth, Australia Barat. Kebetulan, saya membawahi fungsi penerangan sosial-budaya yang salah satu tugas utamanya adalah pembinaan terhadap masyarakat Indonesia di wilayah akreditasi.
Saat itu, tercatat sekitar dua belas organisasi masyarakat muslim Indonesia. Beberapa diantaranya telah terbentuk puluhan tahun dan bahkan merupakan cabang dari organisasi masyarakat yang berpusat di Jakarta. Masing-masing organisasi memiliki anggota dan beragam aktivitasnya sendiri. Dari sekedar pengajian rutin hingga penyelenggaraan diskusi dan seminar terkait isu-isu global masyarakat muslim.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, sebagai salah satu upaya pembinaan dan pemberdayaan masyarakat muslim Indonesia di luar negeri, Perwakilan RI menjadikan kegiatan masyarakat di bulan Ramadan dan pada saat Lebaran sebagai kegiatan prioritas.
Untuk itu, setiap tahunnya, menjelang bulan Ramadan, KJRI Perth senantiasa mengundang kehadiran para ketua organisasi masyarakat yang berlatar belakang Islam dan beberapa organisasi masyarakat yang berlatar belakang kedaerahan untuk duduk bersama dan membentuk “Panbers” – Panitia Bersama bagi Penyelenggaraan Ibadah bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Dengan adanya Panbers, masing-masing anggota melepaskan jubah organisasinya, siap sedia berkontribusi baik itu untuk sesi acara, perlengkapan, konsumsi maupun kebersihan dan keamanan. Atas kesepakatan bersama, ketua Panbers ditetapkan bergilir dari setiap organisasi masyarakat yang bergabung. Sementara itu, KJRI Perth mendukung dari sisi perlengkapan, perijinan dan memastikan seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
Dua-tiga bulan sebelum bulan Ramadan, biasanya Panbers sudah terbentuk. Agenda utama yang perlu disusun adalah kepastian jadwal Buka Bersama setiap minggunya serta penentuan lokasi bagi penyelenggaraan Buka Bersama dan Sholat Idul Fitri.
Dalam menyusun kegiatan, hal-hal yang selalu mengundang kehebohan diantaranya terkait dengan pengaturan menu konsumsi, undangan untuk mendatangkan Ustadz/Ustadzah dari Indonesia hingga pemilihan kegiatan untuk mengisi acara khusus Nuzullul Qur’an.
(Foto: Pentas Anak-Anak Masyarakat Muslim Indonesia dalam ranga Nuzullul Qur'an. Sumber: Dok. Pribadi)
Selama 3 tahun saya di Perth, bulan Ramadan jatuh bertepatan dengan musim dingin, sehingga kami perlu mencari tempat tertutup yang memungkinkan menampung 500-600 jamaah. Dengan catatan, lokasi tersebut dekat dengan pemukiman mayoritas masyarakat Indonesia, aksesnya mudah dan tentunya terdapat tempat parkir yang memadai.
ADVERTISEMENT
Pencarian lokasi ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat mayoritas aula dan community hall di Perth rata-rata maksimal hanya diperuntukkan bagi 200 orang. Kalaupun ada, biaya sewanya sungguh sangat selangit dan di luar batas kemampuan anggaran kami.
Seringkali, kami akhirnya menyewa gedung gymnasium atau lapangan basket indoor di sekolah-sekolah negeri. Tetapi, tantangan selanjutnya adalah gedung dimaksud baru dapat disewakan ke masyarakat umum apabila tidak ada aktivitas sekolah sama sekali di hari yang bersangkutan.
Setelah banyak bergerilya dan masukan dari berbagai pihak, Panbers berhasil menemukan beberapa lokasi potensial yang akhirnya kami sewa untuk beberapa tahun ke depan.
Sisi konsumsi juga memberikan pengalaman unik tersendiri bagi saya. Berhubung momen kebersamaan pada saat Buka Bersama adalah momen yang ditunggu-tunggu masyarakat muslim Indonesia untuk dapat melepas rindu akan suasana Ramadan tanah air, maka menu yang disusun pun harus menu Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain kudapan ta’jil seperti kolak, cendol, pisang goreng, lupis, lemper dan bolu, ragam makanan seperti soto ayam, mie ayam bakso, rawon, soto daging, rendang, ayam bakar, dan telur balado silih berganti menghiasi menu santap berbuka bersama. Yang lebih membuat saya terharu, sebagian besar dari makanan yang tersaji merupakan sumbangan dari masyarakat muslim Indonesia sendiri.
(Foto: Aneka Masakan Khas Indonesia saat Buka Bersama Mengobati Rindu Tanah Air. Sumber: Dok. Pribadi)
Setiap acara buka bersama berlangsung, saya merasakan kebersamaan dan kekompakan yang begitu kuat, tidak hanya diantara Panbers tetapi juga diantara seluruh masyarakat muslim Indonesia yang hadir. Tak sungkan-sungkan mereka membantu mempersiapkan gelaran tiker sajadah, menoto berbagai makanan dan minuman, membersihkan sampah-sampah hingga memastikan kondisi gedung yang kita gunakan tertata rapih dan bersih seperti sedia kala.
ADVERTISEMENT
Kehadiran para Ustadz/Ustadzah dari Indonesia juga semakin mengobati kerinduan akan tanah air. Beliau-beliau senantiasa berbagi perkembangan dan tren yang terjadi di Indonesia, kadang lucu, kadang haru dan kadang juga seru. Suasana yang betul-betul melarutkan saya dalam kehangatan kekeluargaan dan melupakan sejenak akan dinginnya kota Perth.
Saya akui, keberadaan Panbers sangat membantu dan meringankan fungsi KJRI Perth dalam menjalankan pembinaan kepada masyarakat muslim Indonesia. Bangga rasanya melihat kekompakan mereka, walau mereka berasal dari organisasi yang berbeda-beda.
Sebelum saya menyelesaikan tugas penempatan, saya bahkan mendengar bahwa Panbers tetap dipertahankan meskipun bulan Ramadan dan Idul Fitri sudah lewat. Mereka menjaga kerja sama untuk menyusun kegiatan-kegiatan Islam besar lainnya dalam satu tahun seperti Idul Adha, Maulud Nabi Muhammad SAW dan Isra Mi’raj.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya pentolan-pentolan Panbers mencetuskan gagasan untuk merintis secara mandiri berdirinya Indonesia Ukhuwuah Centre (IUC) di Perth. IUC ini diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan dakwah maupun silaturahmi bagi setiap organisasi masyarakat muslim Indonesia di Perth.
Semangat inilah yang ingin terus dipupuk oleh seluruh Perwakilan RI di luar negeri… bahwa masyarakat Indonesia, siapapun, di manapun dan berasal dari manapun, tetap menjunjung tinggi semangat kebersamaan serta kekeluargaan… dan hal dimaksud juga harus berlaku antar-suku, antar-agama, dan antar-golongan…
Sebagai bangsa Indonesia, maka senantiasa merantaulah dengan semangat Bhineka Tunggal Ika… (*)