Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peran Kerja Sama Selatan-Selatan bagi Penguatan Diplomasi Ekonomi
29 April 2018 22:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Ririn Dwi Fitriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Diplomasi Ekonomi telah menjadi salah satu dari empat pilar diplomasi Indonesia di bawah Kabinet Kerja. Pencapaian diplomasi ekonomi Indonesia yang cukup signifikan dalam satu tahun terakhir tidak terlepas dari kerja sama dan sinergi yang kuat di antara para pemangku kepentingan, tidak hanya di lingkungan Pemerintah tetapi juga di kalangan sektor swasta.
ADVERTISEMENT
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan peningkatan standar kesejahteraan rakyat, maka pelaksanaan tugas diplomasi ekonomi harus dilakukan secara total. Indonesia harus dapat mengoptimalkan semua peluang dan potensi yang ada.
Salah satu instrumen yang turut menjadi prioritas nasional adalah melalui pelaksanaan Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS). Sebagai bagian dari inisiatif global untuk pembangunan, KSS diakui sebagai alat efektif untuk mendorong pembangunan di negara berkembang. Mekanisme ini menyediakan wadah untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan antar negara berkembang dalam rangka akselerasi pembangunan serta pencapaian tujuan pembangunan global.
Dalam kerangka ini, KSS pun dipandang sebagai investasi. Dengan kata lain, ketika Indonesia memberikan bantuan teknik dan pengembangan kapasitas bagi negara berkembang, Indonesia tengah mempromosikan keunggulan yang dimiliki. Keahlian maupun produk Indonesia yang diajarkan dapat menjadi modalitas untuk melakukan penetrasi pasar yang lebih luas di negara-negara berkembang. Peran KSS disini dapat dikatakan sebagai markerter.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga menggandeng sektor swasta dalam pelaksanaan KSS. Sebagai cerita sukses, Pemerintah berhasil membuka pasar traktor tangan karya anak bangsa di kawasan Pasifik. Berawal dari pelatihan pertanian bagi peserta Pasifik, peserta terjun langsung membajak lahan pertanian menggunakan traktor tangan buatan Indonesia.
Pemerintah Indonesia kemudian memberikan sejumlah traktor tangan bagi Fiji dan Vanuatu. Alhasil, beberapa negara Pasifik tertarik untuk membeli dan memasarkan traktor tangan Indonesia di kawasan Pasifik.
Keberhasilan ini pun berlanjut ketika Pemerintah Indonesia memberikan pelatihan bagi negara Afrika pada awal tahun 2017. Tidak tanggung-tanggung, peserta dari Nigeria mengajukan diri untuk menjadi distributor traktor tangan Indonesia di Afrika.
Bukan tidak mungkin di masa depan, Indonesia juga akan memasarkan produk-produk pertanian seperti pupuk, bibit ataupun alat-alat panen lainnya di kawasan Afrika dan Pasifik. Untuk itulah, peran KSS sebagai matchmaker menjadi penting.
ADVERTISEMENT
Manfaat ekonomi juga dirasakan oleh tenaga ahli Indonesia. Melalui program-program KSS, mereka selain mendapat pengalaman berharga juga menjadi dikenal dan diakui di lingkungan internasional. Beberapa di antaranya bahkan dipercaya sebagai penyuluh pelatihan di luar negeri.
Profesionalisme Indonesia dalam mengelola MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) merupakan contoh lain dari keunggulan Indonesia. Antusias Pemerintah untuk menjadi tuan rumah berbagai event besar berskala internasional telah membawa Indonesia diakui sebagai penyelenggara MICE yang handal.
Papua Nugini pun melirik Indonesia sebagai negara tujuan untuk belajar mengenai keprotokolan dan manajemen konperensi internasional. Secara khusus, permintaan kerja sama teknik tersebut disampaikan di tingkat pejabat tinggi agar kelak Papua Nugini dapat menjadi tuan rumah yang sukses dalam penyelenggaraan KTT APEC 2018.
Kemampuan mumpuni Indonesia dalam membangun semangat entreprenuer mulai dipandang. Kreativitas dalam mengolah bahan-bahan sederhana yang berada di sekitar kita juga menjadi modal bagi Indonesia dalam berbagi ilmu dan keahlian.
ADVERTISEMENT
Rumput laut dan sabut kelapa adalah dua contoh produk unggulan yang kini dikembangkan di Fiji untuk membantu menggerakkan perekonomian negara mereka. Ketergantungan negara berkembang untuk selalu ingin belajar dari Indonesia merupakan cerminan bahwa kerja sama teknik dapat berperan sebagai bridge builder.
Tolak ukur keberhasilan diplomasi ekonomi melalui KSS memang tidak dapat segera dirasakan, tingkat efektivitasnya pun sangat intangible. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa interaksi people-to-people yang intensif selama program berlangsung telah membangun semangat persaudaraan dan kekeluargaan. Manfaat inilah yang kemudian membawa program KSS berperan signifikan dalam merangkul heart and mind masyarakat negara-negara berkembang.
Itulah beberapa wujud utama dari peran KSS dalam membangun kemitraan strategis mendukung capaian diplomasi ekonomi yang berbuah manis bagi Indonesia. (*)
ADVERTISEMENT