Konten dari Pengguna

Menjelajahi Hubungan Interpersonal Guru-Murid dan Dampaknya pada Pendidikan

Realino Arya
Mahasiswa S1 Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada
24 Juni 2024 9:05 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Realino Arya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang wali kelas SMA (kanan no.2) dengan murid-muridnya yang sudah menjadi alumni. Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wali kelas SMA (kanan no.2) dengan murid-muridnya yang sudah menjadi alumni. Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Hubungan interpersonal antara guru dan murid memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Dalam esai ini, kita akan menjelajahi bagaimana keberadaan hubungan ini dapat mempengaruhi kualitas pendidikan dan bagaimana guru dapat meningkatkan kemampuan mengajar dengan memahami dan mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami bagaimana hubungan interpersonal mempengaruhi keterampilan mengajar guru dan kualitas pendidikan, kita dapat meningkatkan efektivitas pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam esai ini, kita akan menjelajahi bagaimana meningkatkan keterlibatan siswa melalui hubungan interpersonal yang positif. Kita akan meneliti beberapa strategi yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan siswa, termasuk komunikasi interpersonal yang baik, meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kemampuan mengelola kelas, dan meningkatkan kemampuan mengembangkan empati.
Meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran adalah salah satu tujuan utama pendidikan. Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian telah menunjukkan bahwa keterlibatan siswa memiliki dampak yang signifikan terhadap hasil belajar dan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, guru harus memiliki strategi yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Salah satu strategi yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan siswa adalah melalui hubungan interpersonal yang positif. Hubungan interpersonal yang positif dapat meningkatkan kesadaran diri siswa, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan meningkatkan kemampuan mengelola kelas. Dengan demikian, guru dapat lebih efektif dalam mengembangkan keterampilan mengajar dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Guru dan Murid Sebagai Teman
Hubungan antara guru dan murid seringkali memiliki tembok tebal yang tak kasat mata. Murid yang harus selalu patuh dan guru yang selalu benar, hal inilah yang menyebabkan hubungan interpersonal menjadi tidak organik. Dua-duanya hanya didikte, guru untuk mengajar dan murid untuk mendengarkan.
Dengan demikian, hubungan interpersonal antara guru dan murid menjadi tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan kualitas pendidikan. Guru dan murid tidak memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman, ide, atau perasaan, sehingga mereka tidak dapat meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan meningkatkan kemampuan mengelola kelas.
ADVERTISEMENT
Sekolah seharusnya merupakan rumah bagi seluruh penghuninya. Dimana mereka bisa berbicara, berdisukusi, berbagi cerita, pengalaman, dan perasaan satu sama lain. Oleh karena itu, guru dan murid harus berupaya untuk menghilangkan tembok tebal guna meningkatkan kesadaran diri, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan mengelola kelas untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Tanpa adanya hal itu, sekolah hanyalah sekedar bangunan tanpa hubungan organik antar individu. Ilmu-ilmu yang diberikan hanya sebatas ilmu dari buku tematik yang dibaca ulang dan interaksi yang terjadi sangatlah hierarkis. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan menurun, sehingga mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan berkomunikasi. Kualitas pembelajaran juga akan menurun, sehingga siswa tidak akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan hasil belajar mereka. Perilaku siswa akan menjadi sulit, mereka akan memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan guru dan teman-teman sekelasnya, sehingga mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan berkomunikasi. Iklim pembelajaran juga akan menjadi buruk, guru tidak akan dapat meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan berkomunikasi, sehingga siswa tidak akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan hasil belajar mereka. Hasil belajar siswa juga akan menjadi buruk, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan berkomunikasi, sehingga mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan hasil belajar mereka.
ADVERTISEMENT
Guru yang Mengajarkan Cara Untuk Hidup
Salah satu contoh guru yang mengedepankan hubungan interpersonal terhadap murid-muridnya berasal dari series animasi Jepang yang berjudul “Great Teacher Onizuka”. Series ini memperkenalkan kita terhadap Eikichi Onizuka, ia tidak profesional, kasar dan tidak tahu malu – orang yang paling tidak memenuhi syarat untuk menjadi guru. Mantan anggota geng motor ini tidak bisa bertahan lebih dari beberapa hari. Sehingga sesampainya di sekolah menengah bergengsi bernama Kichijoji, tidak ada yang menyangka ia akan bertahan lama. Ketika ditugaskan ke kelas paling terkenal di institut tersebut, yang telah menyaksikan banyak guru dipecat. Namun, berkat metodenya yang tidak lazim, Onizuka akan terbukti mampu melakukan tugasnya.
Dari semua murid di kelasnya tidak ada yang menyukai seseorang dengan profesi guru. Namun satu persatu dan secara perlahan, murid-muridnya menjadi dekat dengan Onizuka bahkan menjadi teman dekat/sahabat. Walaupun metodenya sangatlah radikal dan jauh dari kata normal, murid-muridnya akhirnya merubah pikiran mereka dan mulai percaya pada sesosok “guru”.
Eikichi Onizuka di dalam kelas. Sumber: Netflix
Sampai sekarang, masih banyak sekali sosok “guru” yang mewujudkan keterasingan dan jarak ini, karena memprioritaskan reputasi baik sekolah di atas kesejahteraan dan kebahagian siswanya. Bahkan dengan menutup mata terhadap penindasan, pelecehan, dan ekspektasi akademis yang merugikan. Semua ini mengakibatkan semakin terputusnya hubungan antara guru dan siswa, dan, pada tingkat yang lebih luas, antara remaja dan orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Meskipun Onizuka mungkin bukan guru yang ideal secara akademis, dia unggul dalam mengajarkan cara menjalani kehidupan. Dan dia melakukannya dengan berusaha semaksimal mungkin membantu murid-muridnya, meskipun menggunakan metode yang aneh. Onizuka, yang dikenal sebagai pembuat onar, memiliki hubungan yang mendalam dengan murid-muridnya yang berdasar pada pengalamannya sendiri. Dia tetap jujur pada dirinya sendiri, menantang ekspektasi masyarakat, dan buahnya adalah ia menjadi panutan bagi orang-orang di sekitarnya. Inti dari filosofi teknik mengajarnya adalah: kejujuran, berani menjadi diri sendiri, dan hidup tanpa penyesalan.
“I want to be a teacher like that, that students come to for help.
An educator… a guide… a friend.”
-Eikichi Onizuka, 22
Hubungan interpersonal antara guru dan murid memiliki peran penting dalam meningkatkan keterlibatan siswa dan kualitas pendidikan. Guru yang memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan murid-muridnya dapat meningkatkan kesadaran diri, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan mengelola kelas. Dengan demikian, guru dapat lebih efektif dalam mengembangkan keterampilan mengajar dan meningkatkan kualitas pendidikan.
ADVERTISEMENT
Guru yang mengedepankan hubungan interpersonal terhadap murid-muridnya dapat meningkatkan kesadaran diri, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan mengelola kelas. Dengan demikian, guru dapat lebih efektif dalam mengembangkan keterampilan mengajar dan meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, guru dan murid harus berupaya untuk menghilangkan tembok tebal guna meningkatkan kesadaran diri, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan mengelola kelas untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Referensi:
1. Onizuka, E. (1999). Great Teacher Onizuka. Tokyo: Shueisha.
2. Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (1999). Learning Together and Alone: Cooperative, Competitive, and Individualistic Learning. Boston: Allyn & Bacon.
3. Vygotsky, L. S. (1978). Interaction Between Learning and Development. Readings on the Development of Children, 22-27.
4. Dewey, J. (1916). Democracy and Education. New York: Macmillan.
ADVERTISEMENT
5. Freire, P. (1970). Pedagogy of the Oppressed. New York: Continuum.