Konten dari Pengguna

Sistem Fiat Dirancang untuk Gagal

Realino Nurza
#Founder grl-capital.com #Penulis Sistem Fiat Panduan Untuk Pemula
24 Juli 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Realino Nurza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto:https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-yang-duduk-membaca-buku-1667843/
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto:https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-yang-duduk-membaca-buku-1667843/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sistem moneter fiat adalah bentuk sistem keuangan di mana mata uang tidak didukung oleh komoditas fisik seperti emas atau perak, melainkan oleh kepercayaan dan kredibilitas pemerintah yang menerbitkannya. Sistem ini telah menjadi standar di seluruh dunia sejak akhir Bretton Woods pada tahun 1971, ketika AS menghentikan konversi dolar menjadi emas.
ADVERTISEMENT
Meskipun sistem fiat memiliki keuntungan seperti fleksibilitas dalam kebijakan moneter dan kemampuan untuk merespons krisis ekonomi, ia juga memiliki sejumlah kelemahan yang bisa berujung pada kegagalan jika tidak dikelola dengan baik.
Ada beberapa penyebab sistem fiat ini gagal, yaitu:

Inflasi dan Hiperinflasi

Salah satu risiko utama dalam sistem fiat adalah inflasi, di mana nilai mata uang menurun seiring waktu. Inflasi moderat adalah normal dan dapat dikelola, namun jika tidak dikendalikan, inflasi bisa berubah menjadi hiperinflasi.
Contoh klasik dari hiperinflasi adalah yang terjadi di Jerman pada tahun 1920-an dan Zimbabwe pada tahun 2000-an. Ketika pemerintah terus mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran tanpa adanya dukungan dari pertumbuhan ekonomi yang nyata, nilai mata uang akan jatuh, harga-harga naik dengan cepat, dan daya beli masyarakat merosot tajam.
ADVERTISEMENT

Utang Publik yang Berlebihan

Pemerintah yang mengandalkan penerbitan utang untuk membiayai pengeluaran mereka bisa jatuh ke dalam perangkap utang. Ketika utang publik mencapai tingkat yang tidak berkelanjutan, kepercayaan terhadap kemampuan pemerintah untuk membayar kembali utangnya menurun. Ini bisa menyebabkan krisis kepercayaan di pasar keuangan, lonjakan suku bunga, dan pada akhirnya, kegagalan fiskal.
Contoh terbaru adalah krisis utang di Yunani pada awal 2010-an, yang memaksa negara tersebut untuk menerima paket bantuan internasional yang keras dan kebijakan austerity yang menyakitkan.

Kebijakan Moneter yang Buruk

Ilustrasi Mata Uang Dolar Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Kebijakan moneter yang buruk, seperti tingkat suku bunga yang terlalu rendah untuk jangka waktu yang lama, bisa menciptakan gelembung aset. Ketika gelembung ini meledak, dampaknya bisa menghancurkan sistem keuangan.
Krisis keuangan global tahun 2008 adalah contoh dari kebijakan moneter yang tidak hati-hati, di mana suku bunga rendah dan regulasi yang longgar mendorong pertumbuhan pesat dalam pasar perumahan yang akhirnya runtuh, menyebabkan resesi global yang parah.
ADVERTISEMENT

Manipulasi Nilai Tukar

Pemerintah mungkin tergoda untuk memanipulasi nilai tukar mata uang mereka untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam perdagangan internasional. Namun, devaluasi mata uang yang berulang-ulang dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan kehilangan kepercayaan dari investor asing.
Ini dapat menyebabkan pelarian modal, di mana investor menarik uang mereka dari negara tersebut, menyebabkan depresiasi lebih lanjut dan krisis mata uang.

Korupsi dan Ketidakstabilan Politik

Korupsi dan ketidakstabilan politik adalah faktor lain yang bisa merusak sistem fiat. Pemerintah yang korup cenderung mengambil keputusan ekonomi yang buruk, seperti pencetakan uang yang tidak bertanggung jawab, yang bisa menyebabkan inflasi dan krisis kepercayaan.
Ketidakstabilan politik juga dapat membuat kebijakan ekonomi yang tidak konsisten, mengurangi kepercayaan investor, dan memicu ketidakstabilan ekonomi.

Kasus Nyata: Venezuela

Venezuela adalah contoh nyata dari kegagalan sistem fiat yang disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor di atas. Pemerintah Venezuela, di bawah Hugo Chávez dan penerusnya Nicolás Maduro, mencetak uang dalam jumlah besar untuk membiayai program-program sosial dan mempertahankan kekuasaan politik. Tanpa dukungan dari produksi ekonomi yang nyata, inflasi melonjak, mencapai tingkat hiperinflasi yang ekstrem. Pada puncaknya, harga-harga di Venezuela bisa naik dua kali lipat setiap beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ketergantungan yang berlebihan pada ekspor minyak dan kejatuhan harga minyak global memperburuk situasi. Utang publik yang besar dan kebijakan ekonomi yang buruk mempercepat kejatuhan ekonomi Venezuela. Negara tersebut juga mengalami krisis politik yang parah, dengan ketidakstabilan yang berkelanjutan dan tingkat korupsi yang tinggi. Akibatnya, mata uang bolívar Venezuela kehilangan hampir seluruh nilainya, menyebabkan kemiskinan massal dan eksodus besar-besaran warga negara yang mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Ilustrasi mata uang Thailand, Bath. Foto: Makhh/Shutterstock
Sistem moneter fiat memiliki kelebihan dan kekurangan. Meskipun memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam kebijakan moneter dan kemampuan untuk menanggapi krisis ekonomi, ia juga rentan terhadap berbagai risiko yang dapat menyebabkan kegagalan. Inflasi, utang publik yang berlebihan, kebijakan moneter yang buruk, manipulasi nilai tukar, serta korupsi dan ketidakstabilan politik adalah beberapa faktor yang dapat merusak stabilitas sistem fiat.
ADVERTISEMENT
Contoh nyata seperti Venezuela menunjukkan bagaimana kombinasi faktor-faktor ini dapat menyebabkan keruntuhan total ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan bank sentral untuk menerapkan kebijakan ekonomi yang bijaksana dan bertanggung jawab, menjaga stabilitas politik, dan meminimalkan korupsi untuk memastikan kelangsungan dan kestabilan sistem fiat. Tanpa manajemen yang hati-hati, sistem fiat bisa menjadi sumber ketidakstabilan dan krisis ekonomi yang mendalam.