The Stages of Love, 5 Tahapan Hubungan yang Biasanya Dialami dengan Pasangan

Rebecca Tiara
Mahasiswi Binus University
Konten dari Pengguna
6 Februari 2023 6:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rebecca Tiara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Secara sederhana relationships (hubungan) merupakan ikatan dengan orang lain di mana terdapat kesinambungan interaksi. Hubungan yang dimiliki oleh seseorang dapat berjalan secara positif maupun negatif.
ADVERTISEMENT
Hubungan juga dibedakan menjadi hubungan romantis (pacar, tunangan, suami-istri) dan non romantis (keluarga, teman). Nah, di sini kita akan membahas tahapan dalam hubungan romantis yang sebenarnya.
Berbeda dari jatuh cinta, menjalani hubungan bisa menjadi sulit, lho. Terkadang banyak dari kita mempunyai ekspektasi yang tinggi dari imajinasi atau mungkin film yang kita tonton, terutama jika kita belum berpengalaman dalam menjalani suatu hubungan.
Seperti hal berharga lainnya dalam hidup, hubungan juga membutuhkan effort dan perjuangan. Akan ada momen bahagia dan menyenangkan tetapi ada juga momen sedih dan mengecewakan. Ada pasangan yang berhasil melewati pasang dan surutnya hubungan, tetapi ada pula yang berujung pada perpisahan.
Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
Lalu bagaimana caranya kita menjalani sebuah hubungan? Apakah terdapat panduan atau buku petunjuk untuk hal tersebut? Kebanyakan dari kita mungkin meminta saran atau nasihat dari orang-orang yang sudah pernah menjalaninya terlebih dahulu dari kita, bukan?
ADVERTISEMENT
Namun, masih banyak sekali faktor lain seperti agama, tradisi, kepercayaan, dan budaya yang membedakan bagaimana menjalani hubungan romantis. Hubungan romantis ini juga memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam masyarakat.
Ada pasangan yang mengikuti lintasan tradisional untuk menikah, ada yang memiliki anak sebelum menikah, bahkan ada yang hanya sekadar menjalani hubungan semata. Maka dari itu, sama seperti manusia, setiap hubungan adalah unik.
Terlepas dari itu semua, pada dasarnya hubungan percintaan memiliki kesamaan dalam proses pembentukannya. Bagaimana kita belajar tentang ketertarikan, kecocokan, kekecewaan, stabilitas, kematangan emosi, dan komitmen, serta menyadari bahwa hubungan itu tidaklah mudah dan perlu dipupuk.
Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
Dan sama seperti hidup, hubungan juga memiliki tahapan dan bagaimana cara kita menjalani tahapan itu akan menentukan bentuk atau akhir dari hubungan kita.
ADVERTISEMENT
Dikumpulkan dari berbagai penelitian dan pendapat ahli saraf, terdapat 5 tahapan dalam hubungan yang dapat membantu kita dan pasangan untuk mengarahkan hubungan menuju ikatan yang tahan lama dan penuh kasih. Berikut adalah tahapan yang mereka temukan:

1. Attraction (daya tarik)

Pasangan baru kenal (Sumber: Shutterstock)
Tahap ini biasa dikenal dengan “honeymoon phase”. Di mana semuanya terasa menyenangkan, baru, dan ingin selalu dekat satu sama lain. Tetapi di sisi lain, perasaan euforia ini membuat kita tidak sadar untuk melihat sesuatu dengan jelas.
“Di awal suatu hubungan, (tahap jatuh cinta) orang lain itu menjadi pusat hidup kita dan kita cenderung memaafkan segalanya pada tahap awal ini," kata Ahli Saraf Institut Kinsey, Helen Fisher.

2. Curiosity (rasa ingin tahu)

Ekspresi ingin tahu (Sumber: Shutterstock)
Saat euforia mulai memudar, kita mulai bisa memasukkan unsur objektivitas, kita mulai menyelidiki pasangan kita dan menelusuri siapa mereka sebenarnya sebagai pribadi.
ADVERTISEMENT
Ketika topeng (jaim) terlepas, kita mencari tahu jati diri pasangan kita dan pertanyaan berikutnya adalah “Apakah kita bisa bekerja sama sebagai pasangan atau tidak?”

3. Crisis (krisis)

Krisis dalam Hubungan (Sumber: Shutterstock)
Setiap hubungan pasti akan mengalami penurunan. Bahkan sejak tahap awal, ada kalanya pasangan akan berpisah karena kedua belah pihak melihat kelemahan, perbedaan, dan kekurangan satu sama lain dan terhadap hubungan tersebut.
Meskipun ini adalah masa kekecewaan, tetapi masa krisis ini juga dapat menjadi pembelajaran dan pertumbuhan bagi individu. Kemudian bagaimana reaksi dan keputusan yang diambil dalam menghadapi krisis hubungan ini akan menjadi penentu titik sukses atau putusnya hubungan.
Seorang peneliti, Brown, menyebutkan bahwa hampir setiap hubungan memiliki fase terpisaH dan untuk benar-benar menentukan apakah hubungan kita patut untuk dilanjutkan atau tidak, kita membutuhkan krisis untuk dilalui.
ADVERTISEMENT

4. Deep Attachment (keterikatan yang dalam)

Pasangan bahagia (Sumber: Shutterstock)
Tahap ini menjadi masa tenang setelah berhasil melewati badai krisis. Sekarang, kita mengenal satu sama lain dengan lebih baik, kita dan pasangan sudah melewati pasang surutnya hubungan, dan bagaimana cara menghadapi krisis bersama-sama.
Namun, tahapan ini justru memposisikan diri kita pada persimpangan jalan. Apakah kita akan melanjutkan hubungan ini bersama dan memperkuat ikatan atau apakah dengan mempelajari hal-hal dari krisis sebelumnya, hubungan kita perlu dievaluasi kembali? Jika pasangan merasa hubungan mereka semakin kuat, kemungkinan besar mereka akan lanjut membuat rencana masa depan.

5. Commitment (komitmen)

https://www.pexels.com/photo/shallow-focus-photo-of-man-in-black-formal-suit-holding-woman-s-hand-in-white-dress-3352398/
Pada tahap ini, pasangan memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai dan tujuan masing-masing dan bersama untuk masa depan mereka.
ADVERTISEMENT
Jika kita berada di posisi ini, kita akan yakin untuk memutuskan bahwa kita akan berada dalam hubungan ini untuk jangka panjang dan juga menjalin hubungan dengan keluarga dan teman satu sama lain. Jika Anda telah mencapai komitmen, Anda telah menjadikan satu sama lain sebagai prioritas.
Dan sedikit insight tentang bagaimana kita bisa mempertahankan cinta? Menurut para peneliti, Fisher dan Brown, salah satu cara paling efektif untuk menjaga percikan tetap hidup adalah kebaruan.
Studi yang mengikuti pasangan selama bertahun-tahun telah menemukan bahwa melakukan aktivitas baru, menarik, dan menantang bersama memiliki manfaat besar dalam hubungan.
Seperti saat pertama kali menjalin hubungan, di mana kita meningkatkan siapa diri kita, kita bertukar perspektif dan status sosial dengan pasangan kita, semuanya menjadi pengalaman baru dan menantang, makanya pasangan dapat bertahan
ADVERTISEMENT