Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Prestasi, 47 Film Mahasiswa Prodi D-4 Animasi Diborong Kemendikbud Ristek RI
12 Oktober 2023 14:05 WIB
Tulisan dari Humas Udinus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbagai apresiasi didapatkan oleh Program Studi D-4 Animasi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) dengan karya-karyanya yang mendunia. Tak tanggung-tanggung, 47 film animasi karya dari mahasiswa Udinus diborong Indonesiana TV, channel yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) Republik Indonesia (RI).
ADVERTISEMENT
47 film karya dari Prodi D-4 Animasi Udinus memiliki durasi yang beragam mulai dari film animasi yang berdurasi 1 menit hingga sekitar 7 menit. Animasi-animasi yang diciptakan oleh prodi tersebut juga beragam mulai dari 2D, 3D hingga motion. Puluhan film animasi itu nantinya akan diputar secara berkala di channel Indonesiana TV. Dari total film karya mahasiswa Prodi D-4 Animasi, tiga judul film animasi diantaranya yakni Forlornless, Ulat-Ulet, dan Flame & Arrow.
Ketua Program Studi D-4 Animasi Udinus, Dr. Khafiizh Hastuti, S.Kom., M.Kom., mengaku bangga bahwa film-film karya mahasiswa Prodi D-4 Animasi Udinus dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat. Film animasi karya mahasiswa di Prodi tersebut memiliki kualitas yang bagus tak hanya dari segi gambar namun juga jalan cerita. Setiap karya animasi yang dihasilkan mahasiswa selalu menyisipkan moral-moral yang dapat mengedukasi anak-anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Pencapaian yang luar biasa dari Prodi D-4 Animasi Udinus karena karya-karya mahasiswa kini diakui oleh platform-platform media di tanah air. Kami selalu memberikan pengajaran yang mampu merangsang mahasiswa untuk mengeksplor kemampuan diri sejauh mungkin, terbukti dengan karya mereka yang luar biasa,” jelasnya.
Sebelumnya, Perjanjian Kerja Sama telah disepakati dan ditandatangani oleh Dekan Fakultas Ilmu Komputer Udinus, Dr. Abdul Syukur, M.Kom., dengan Balai Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Neneng Kartiwi, S.S.
Rektor Udinus, Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom., dalam kesempatan itu menyampaikan rasa bangganya kepada mahasiswa hingga dosen Prodi D-4 Animasi Udinus, telah berkontribusi dalam pembuatan 47 film animasi yang diborong oleh Kemendikbud Ristek RI. Menjadi suatu pencapaian yang luar biasa, para mahasiswa Prodi D-4 Animasi Udinus dapat menghasilkan film-film animasi yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
“Berbagai dorongan untuk melakukan pembenahan tersebut terus kami lakukan, seperti memberikan fasilitas super komputer untuk proses pembuatan animasi. Serta sarana prasarana lainnya yang mampu menunjang kegiatan belajar mahasiswa agar terus menghasilkan karya bermanfaat,” tutupnya.
Kini Miliki PC Render Berkualitas
Demi menunjang produksi film animasi yang berkualitas, Prodi D-4 Animasi juga berhasil memperoleh pendanaan digunakan untuk pengadaan Personal Computer (PC). PC tersebut kini digunakan melakukan render farm, produksi film, dan pengembangan produk turunan IP dari mahasiswa Prodi seperti game, komik, sticker digital maupun merchandise. Tak hanya itu saja, mereka juga melengkapi 1 unit UPS dan 1 unit rak server sebagai sarana penunjang hal tersebut. Pendanaan sebesar 2 Milyar itu didapatkan melalui Matching Fund Kedaireka tahun 2023.
ADVERTISEMENT
“Pendanaan dan hadirnya PC render farm itu diharapkan mampu membawa animasi -animasi karya mahasiswa Udinus semakin berkembang dan menjadi wadah bagi mereka untuk terus menghasilkan karya-karya berprestasi lainnya,” tambah Khafiz.
Sebagai informasi, pendanaan matching fund kedaireka digalangkan untuk memfasilitasi pengembangan Artificial Intelligence (AI) yang melakukan kolaborasi antara dunia industri dengan universitas. Program itu juga sebagai bentuk nyata dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk penciptaan kolaborasi, dan sinergi strategis antara Insan Dikti (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri.