Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ini Alasan Mercedes-Benz, GLA Class Tak Dirakit di Indonesia
21 September 2018 18:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Redaksi Carmudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ternyata hampir seluruh SUV mewah buatan Jerman yaitu Mercedes-Benz yang dipasarkan di Indonesia sudah dirakit lokal di pabrik Mercedes di Wanaherang, Bogor. Akan tetapi ada satu yang masih berstatus impor utuh luar negeri (CBU) yaitu GLA Class,
ADVERTISEMENT
Termasuk unit GLA 200 AMG Line Crossover kompak Mercy ini didatangkan langsung dari Hungaria. Meski tidak CKD seperti GLC, GLE dan GLS; GLA 200 AMG hingga saat ini tetap menjadi Mercy dengan harga termurah.
GLA 200 AMG Line dibanderol Rp 739 juta off the road saja, diususul C200 yang memiliki label harga Rp 20 juta lebih mahal. Lalu, kenapa justru SUV termurah dan terkecil Mercy ini belum dirakit lokal di Indonesia?
Dibanding model SUV lain Mercedes yang sangat bersejarah, seperti G Class dengan status legendarisnya, GLE yang memulai namanya dengan ML, GLS. Dulunya GL bahkan GLC sempat memiliki pendahulu yang disebut GLK, GLA baru memulai riwayatnya di 2014 silam.
ADVERTISEMENT
“Dulu orang Indonesia kenalnya Mercy cuma punya SUV besar saja seperti GLE, GLS. Sekarang sudah mulai adaptasi,” ujar Hari Arifianto, Deputy Director Marketing Communications PT Mercedes-Benz Indonesia.
Meski SUV medium GLC didatangkan lebih baru, sekitar 2 tahun setelah GLA, namun penerimaan masyarakat jauh lebih cepat. Sehingga tak butuh waktu lama untuk mengubah statusnya dari impor utuh menjadi rakit lokal.
“Sebelum ini ada SUV GLC dari CBU ke CKD cepat, harganya lebih murah karena pasar sini tidak butuh 4Matic (penggerak empat roda). Fitur juga jadi disesuaikan, ada panoramic sunroof dan spion lipat elektrik yang dirakit di sini,” lanjut Hari.
Meski tidak sepopuler GLC dan SUV besar lainnya, tentu hal ini tidak membuat Mercedes Indonesia menahan untuk menjual GLA dalam keadaan CBU terlebih dahulu. Berandai-andai, bila GLA bisa dirakit lokal juga, mungkin harganya bisa lebih murah lagi.
ADVERTISEMENT
“Tentu kita tidak bisa menunggu volumenya (penjualan) besar baru rakit (lokal), nanti bisa keburu kehilangan momentum. Diharapkan GLA juga bisa seperti itu (dirakit lokal) nantinya, tes pasar dulu,” tambahnya lagi.
Sumber: Carmudi.co.id