Adakah Hubungan Badan Lemas dengan Gangguan Bipolar

KlikDokter
Konsultasi lewat chat dengan dokter umum dan spesialis, beli obat, vitamin, booking RS, dan cek kesehatan dengan Health Tools. Hidup sehat bersama KlikDokter.
Konten dari Pengguna
30 Juli 2018 13:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KlikDokter tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ini kaitan antara badan lemas dengan gangguan bipolar.
KlikDokter.com Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati (mood) yang fluktuatif dan bertolak belakang. Penderita bipolar dapat merasa senang dan bersemangat pada satu waktu, sementara pada waktu lainnya merasa putus asa bahkan depresi.
ADVERTISEMENT
Terdapat tiga jenis perubahan mood pada penderita bipolar, yakni episode manik, episode hipomanik, dan episode depresif.
Pada episode manik, mood penderita bipolar akan meluap-luap. Mereka akan tampak bahagia, bersemangat, serta memiliki ide-ide yang luar biasa sehingga sering kali merasa dapat menaklukkan dunia. Bila tak segera ditangani, episode ini dapat berlangsung 3 hingga 6 bulan.
Sementara episode hipomanik adalah bentuk mania yang lebih ringan. Jika Anda mengalami hipomanik, tingkat energi Anda lebih tinggi biasanya, tetapi tidak seekstrem dalam mania. Selain itu, bila episode manik dapat mengganggu fungsi sosial penderita, misalnya dalam pekerjaan, luapan emosi pada episode ini lebih bisa ditoleransi. Anda pun tak perlu dirawat di rumah sakit saat episode ini berlangsung.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya adalah episode depresif. Pada kondisi ini, penderita bipolar akan mengalami suatu kesedihan yang luar biasa, rasa putus asa, lelah, ingin bunuh diri, dan kehilangan semangat hidup.
Lalu, apakah badan lemas dapat berhubungan dengan gangguan bipolar? Jawabannya ya. Saat episode mania, penderita bipolar akan cenderung sangat aktif. Saking bersemangatnya, mereka bisa lupa tidur selama berhari-hari dan terus melakukan aktivitas tanpa henti. Masalahnya timbul saat episode ini berakhir, yakni penderita akan menjadi sangat lelah.
Saat mengalami episode depresif, penderita juga akan merasakan kelelahan meski tidak melakukan aktivitas apa pun. Hal ini bisa disebabkan oleh insomnia, terus-menerus berpikir negatif (misalnya ingin bunuh diri), dan sebagainya.
Sebuah studi menunjukkan, hampir sebanyak 90 persen orang yang memiliki depresi mengalami rasa lelah yang sangat mengganggu. Selain itu, ketidakseimbangan hormon yang disebabkan oleh depresi juga berkontribusi dalam munculnya gejala lelah.
ADVERTISEMENT
Gangguan bipolar merupakan kondisi yang masih dapat ditangani. Berbagai obat-obatan seperti antidepresan dan psikostimulan dapat membantu penderita bipolar menjalani aktivitas mereka dengan baik.
Perlu diingat bahwa jika Anda merasa tak memiliki gejala bipolar, badan lemas tersebut mungkin dipicu oleh hal lainnya, misal pola tidur yang buruk, jarang berolahraga, hingga adanya penyakit metabolik. Karena itu, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab utamanya, terutama bila keluhan Anda selalu berulang atau terus-menerus.
[RS/ RH]
Artikel selengkapnya klik di sini