Konten Media Partner

Bunda, Ini 7 Tradisi Unik Maulid Nabi di Indonesia yang Perlu Diberitahu Pada Si Kecil

26 November 2018 15:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
PortalMadura.Com – Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keberagaman budaya. Tidak heran, jika negara ini kaya akan berbagai tradisi unik. Termasuk saat tradisi ini dilakukan untuk merayakan hari besar seperti Maulid Nabi.
ADVERTISEMENT
Dalam agama Islam, Maulid Nabi ini adalah peringatan hari lahirnya Rasulullah. Nah, seperti apa sih ragam tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia saat peringatan Maulid Nabi yang patut diberitahu pada buah hati Anda?.
Berikut tujuh tradisi unik Maulid Nabi yang perlu orang tua beritahu pada si kecil:
Meuripee, Tradisi Patungan Warga Banda Aceh
Tradisi Maulid Nabi di Desa Lamglumpang, Banda Aceh adalah memasak bersama. Bagi masyarakat Aceh Besar dan Banda Aceh, kuah semacam kari dengan bahan utama daging sapi merupakan menu wajib. Warga menyiapkannya secara gotong royong. Untuk biaya beli sapi ataupun berbagai keperluan lainnya, mereka kumpulkan secara patungan atau dalam bahasa Acehnya, meuripee.
Grebek Maulud, Tradisi Kesultanan Yogyakarta
ADVERTISEMENT
Di Yogyakarta, perayaan Maulid Nabi dilakukan dengan tradisi Grebek Maulud. Tradisi ini dilaksanakan secara tahunan oleh Keraton Yogyakarta. Acara tersebut selalu disesaki oleh orang. Ribuan warga berdesakan untuk berebut gunungan yang dikeluarkan oleh Keraton Yogyakarta di halaman Masjid Besar Kauman, Yogyakarta.
Sebar Udikan, Tradisi Masyarakat Madiun
Di Madiun, ada tradisi tahunan yang tidak kalah unik dengan daerah lainnya yakni Sebar Udikan. Warga Dusun Sukorejo, Desa Kedondong, Kecamatan Kebonsari, Madiun, melakukan tradisi ini dengan menyebar uang koin yang diwariskan dari nenek moyang.
Sebar Udikan diikuti ratusan orang dewasa dan anak-anak untuk berebut uang koin senilai belasan juta rupiah yang disebar di halaman rumah warga. Agar tidak terjadi jatuhnya korban, arena rebutan dipisahkan antara anak-anak dan dewasa.
ADVERTISEMENT
Keresan, Tradisi Masyarakat Mojokerto
Tradisi Maulid Nabi ini biasa dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah di Kabupaten Mojokerto. Tradisi Keresan yakni mengambil hadiah. Aneka macam hadiah telah disiapkan panitia peringatan Maulid Nabi. Ratusan hadiah itu diikat dengan tali rafia ke ranting dua pohon kersen (Keres dalam Bahasa Jawa).
Mulai dari pakaian pria dan wanita, pakaian anak-anak, topi, sandal, sepatu, jas hujan, nanas, kelapa muda, terong, jagung, hingga nangka siap jadi rebutan warga.
Festival Endhog-endhogan, Tradisi Masyarakat Banyuwangi
Masyarakat Banyuwangi selama ini mewujudkan pengamalan spirit gotong royong dalam peringatan Maulid Nabi dengan menggelar Tradisi Endhog-endhogan. Endog-endogan memiliki filosofi yang kuat tentang peduli kepada sesama melalui berbagi. Tradisi tersebut mengarak ratusan telur yang ditancapkan pada jodang pohon pisang dan ancak (wadah berisi nasi dan lauk pauk).
ADVERTISEMENT
Tradisi ini dilakukan hampir di setiap kampung dan desa di seluruh Banyuwangi untuk memperingati hari kelahiran Rasulullah. Usai diarak, jodang dan ancak dibawa ke masjid untuk dibacakan selawat dan doa hingga diakhiri pembagian telur dan makan bersama.
Maudu Lompoa, Tradisi Masyarakat Cikoang, SulSel
Warga Desa Cikoang, Kec. Laikang, Kab. Takalar, Sulawesi Selatan memiliki tradisi yang unik untuk merayakan Maulid Nabi. Perayaan yang dikenal dengan nama Maudu Lompoa itu dirayakan lebih ramai dari hari raya Idul Fitri.
Maudu Lompoa berarti Maulid Besar atau lebih dikenal sebagai puncak peringatan maulid. Dalam perayaan ini, warga Cikoang dan sekitarnya mengarak replika perahu Pinisi yang dihias beraneka ragam kain sarung dan dipamerkan di tepi sungai Cikoang.
ADVERTISEMENT
Setelah dipamerkan, replika perahu sepanjang 5 meter ini diangkat dan diarak warga keliling desa. Sepanjang acara, tabuhan gendang atau seni musik Gandra Bulo terus terdengar.
Maulid Nabi di Karst Rammang-Rammang, Maros, SulSel
Perayaan Maulid Nabi di Maros, Sulawesi Selatan yakni mengarak ratusan paket makanan dengan menggunakan lebih dari 50 unit perahu. Makanan itu diarak di sepanjang sungai. Selain wujud kecintaan kepada Nabi, peringatan Maulid yang dilaksanakan di sungai sebagai rasa syukur warga atas nikmat sungai yang selama ini menjadi mata pencaharian mereka.
Peringatan Maulid yang meriah itu juga dipenuhi ribuan butir telur hias. Bukan hanya warga, semua pengunjung yang datang ke objek wisata Karst Rammang-Rammang juga bisa menikmatinya secara gratis. (haibunda.com/Salimah)
ADVERTISEMENT
The post