Konten Media Partner

Pemindahan Ibu Kota akan Memeratakan Pembangunan

2 Mei 2019 7:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Foto udara dari proyek pembangunan stasiun angkutan massal cepat (Mass Rapid Transit/MRT) di kawasan jalan RA Kartini, Cilandak, Jakarta Selatan, Indonesia, pada 21 Februari 2018. Jakarta dikenal sebagai salah satu kota yang termacet di dunia dan belum memiliki sistem transportasi dalam kota yang terintegrasi. Saat ini, Jakarta membangun berbagai proyek infrastruktur transportasi, di antaranya Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), Bus Rapid Transit (BRT), jalan tol, flyover dan underpass untuk mengurangi kemacetan. ( Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency )
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara dari proyek pembangunan stasiun angkutan massal cepat (Mass Rapid Transit/MRT) di kawasan jalan RA Kartini, Cilandak, Jakarta Selatan, Indonesia, pada 21 Februari 2018. Jakarta dikenal sebagai salah satu kota yang termacet di dunia dan belum memiliki sistem transportasi dalam kota yang terintegrasi. Saat ini, Jakarta membangun berbagai proyek infrastruktur transportasi, di antaranya Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), Bus Rapid Transit (BRT), jalan tol, flyover dan underpass untuk mengurangi kemacetan. ( Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency )
PortalMadura.Com, Jakarta – Pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke luar Pulau Jawa yang sudah diputuskan oleh Presiden Jokowi akan memeratakan pembangunan yang selama ini terpusat di pulau paling padat ini, ujar The Economist Intelligence Unit (The EIU), Selasa kemarin.
ADVERTISEMENT
“Untuk pengembangan dan keberlanjutan jangka panjang, masuk akal untuk memikirkan migrasi ibu kota ke provinsi lain,” ujar Anwita Basu, Asia Country Risk Service Manager The Economist Intelligence Unit (The EIU) dalam siaran persnya, Selasa.
“Ini pada akhirnya dapat mengarah pada pengembangan jaringan dan pertumbuhan lokasi tersebut.”
Namun, dalam jangka menengah, kesenjangan infrastruktur akan tetap menjadi masalah dan sulit untuk mengejar pembangunannya dalam waktu cepat.
Menurut Anwita, wacana pemindahan ibu kota bukan hal baru di Indonesia.
Presiden Soekarno yang lalu pernah mempertimbangkan untuk melakukan ini.
“Namun, ada tantangan yang signifikan dalam memindahkan modal, dan paling tidak harus mereplikasi pengaruh aglomerasi di wilayah baru.” dilaporkan Anadolu Agency, Rabu (1/5/2019).
Pulau Jawa, bagaimanapun adalah pusat manufaktur utama dan mempunyai dukungan besar pada jaringan utama industri di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Karena itu, kemungkinan terbesar pemindahan ini hanyalah memindahkan pusat Pemerintahan, sementara Jakarta tetap menjadi bisnis dan keuangan Negara untuk terus melayani Jawa.
Anadolu Agency
Sumber : Anadolu Agency