
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki beragam tradisi budaya di setiap daerah, salah satunya adalah pada kesenian tari. Salah satunya tari lengger lanang dari Banyumas, Jawa Tengah. Kata lengger dalam Bahasa Jawa yaitu “Dinamakan Leng aslinya Jengger”. Dalam Bahasa Indonesia leng artinya lubang yang berkonotasi dari wanita yang artinya dikira wanita tetapi aslinya pria.
ADVERTISEMENT
Asal usul tari ini berasal dari kaum tani yang dimiliki masyarakat desa yang dekat dengan kesenian dalam keraton. Unsur yang terkandung dalam tari ini yaitu kesuburan, yang pada saat dahulu masyarakat masih berpindah – pindah mereka merayakan hasil panen dengan berdendang dari satu tempat ke tempat lain.
Penari merupakan seorang penari laki-laki yang dirias menyerupai seorang wanita. Tarian ini sebagai kesenian yang masih dilestarikan sampai sekarang. Masyarakat beranggapan ketika seorang pria menari dianggap banci. Sering juga dikaitkan dengan LGBT, padahal saat menari hanya memerankan dalam seni pertunjukan. Anggapan ini sudah melekat dipikiran masyarakat yang belum dapat dipastikan kebanarannya. Disini terdapat Rumah Seni yang berisi peninggalan perlengkapan pakaian yang dipakai tari, lukisan wajah, piagam penghargaan, data sang maestro Mbok Dariah.

Berdirinya rumah ini wadah untuk mengembangkan atau melestarikan tari ini sehingga dapat melahirkan generasi kontemporer seperti sekarang. Awalnya rumah ini adalah pusat dokumentasi data yang terdiri dari data hingga foto sang maestro biar tidak hilangnya kesenian ini. Di rumah ini terdapat sesajen untuk bentuk perlengkapan ritual ucapan rasa syukur kepada hasil panen kesejahteraan bentuk ekspresi berbudaya.

Ketua pengelola Rumah Seni Mas Rianto sang maestro menceritakan bahwa terdapat antusiasme dari generasi muda di daerah kabupaten Banyumas.
ADVERTISEMENT
"Di rumah ini terdapat penabuh Calung dari generasi muda, mereka masih SMP, SMA, ada penari lanang, ibunya sebagai Sinden. Jika dari teman-teman mau belajar atau berbagi ilmu, penelitian sebagainya kita sangat terbuka sekali untuk membantu penelitian atau sekadar untuk bersilaturahmi “ jelasnya.
Peninggalan – peninggalan sang maestro dirawat di Rumah Seni sedangkan tari ini terus dilestarikan dan di apresiasi hingga kini dan sampai ke Internasional.