Konten dari Pengguna

Bahasa Indonesia Sedang Sesak Napas

Rega Almuhtadda
Saya adalah mahasiswa jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara yang lulus SMA di Australia, Adelaide.
1 Desember 2021 16:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rega Almuhtadda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar seorang wanita membaca buku. (Sumber: https://www.shutterstock.com/id/image-photo/pretty-afroamerican-girl-reading-book-sitting-682208722)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar seorang wanita membaca buku. (Sumber: https://www.shutterstock.com/id/image-photo/pretty-afroamerican-girl-reading-book-sitting-682208722)
ADVERTISEMENT
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan manifestasi dari kecintaan individu terhadap tanah air Indonesia. Namun, eksistensi bahasa Indonesia saat ini diancam nyawanya oleh arus pesat globalisasi yang mengenalkan masyarakat Indonesia dengan gaya hidup yang asing. Jadi, bahasa internasional seperti bahasa Inggris dianggap lebih gaul dan seksi, sedangkan bahasa Indonesia diremehkan sebagai bahasa yang kuno dan membosankan.
ADVERTISEMENT
Sekolah pada zaman modern mengutamakan pengimplementasian program Science Technology Engineering Mathematics (STEM) dalam kurikulum Indonesia. Sementara itu, kepentingan fundamental dalam pelajaran bahasa Indonesia sayangnya sering diabaikan oleh bidang pendidikan. Sekolah internasional di kota-kota metropolitan memprioritaskan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, sedangkan bahasa Indonesia menjadi bahasa sekunder di dalam dunia pendidikan dan hidup murid-murid bangsa Indonesia. Alhasil, bahasa Indonesia menjadi alien di negaranya sendiri.
Ketua Ombudsman Republik Indonesia, Amzulian Rifai, menggarisbawahi bahwa lunturnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu adalah hasil dari pengajaran bahasa Indonesia yang kurang menggugah.
“Jadi, … guru-guru harus menemukan cara-cara baru yang relevan untuk mengajar bahasa Indonesia yang menarik,” imbuh Amzulian Rifai.
Maka dari itu, masyarakat Indonesia perlu digalakkan untuk mempelajari bahasa Indonesia yang benar dan bijak karena bahasa Indonesia itu esensial bagaikan oksigen. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu esensial dalam mempermudah proses komunikasi, baik dalam bentuk lisan maupun verbal. Pendidikan bahasa Indonesia itu krusial karena mata pelajaran ini bisa mengkultivasi keterampilan murid untuk mengekspresikan jati diri, mengutarakan pendapat, dan menjelaskan fakta konkrit.
ADVERTISEMENT
Tata cara berbahasa Indonesia yang dicantumkan dalam kitab Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) itu jarang sekali diterapkan di dalam artikel online. Akibatnya, penulisan bahasa Indonesia yang salah itu menjadi normal di mata khalayak sehingga sejumlah warga Indonesia pun tidak mengenal bahasa Indonesia yang benar sama sekali. Selain itu, kesalahan ketik yang merajalela dalam postingan media sosial mengasingkan masyarakat Indonesia dengan pengejaan kata yang baku, terutama anak-anak muda pada zaman sekarang. Pembacaan, pengolahan, dan penafsiran informasi yang akurat pun membutuhkan keterampilan bahasa Indonesia yang bukan hanya baik, melainkan tinggi. Jika tidak memiliki pengertian kosakata yang luas, segenap masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memahami informasi ilmiah yang kompleks dan makna terselubung di dalam sebuah teks.
ADVERTISEMENT
Aplikasi bahasa Indonesia yang baik dan bijak itu juga krusial untuk mendorong perilaku yang sopan serta satun. Akan tetapi, penggunaan bahasa gaul dan kata kasar sayangnya telah menjadi kebiasaan yang melekat dalam kehidupan masyarakat. Walaupun penggunaan kata gw dan lu itu tentunya bukan tindakan yang ofensif, hal sekecil ini pun bisa mengikis adanya formalitas dalam percakapan masyarakat Indonesia sehari-hari.
Sesungguhnya, sejumlah rakyat Indonesia sudah menerapkan formalitas dan etika dalam percakapan mereka. Meskipun demikian, pelafalan kata yang benar jarang sekali diartikulasikan bahkan oleh individu-individu ternama seperti politikus, akademisi, dan dosen. Dilansir dari CNN Indonesia, Microsoft mengumumkan bahwa netizen Indonesia adalah netizen yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara.
Data ini mencerminkan ketidakpedulian mayoritas masyarakat Indonesia untuk melestarikan dan mempersembahkan keanggunan bahasa Indonesia kepada dunia. Ketidakpedulian mayoritas masyarakat Indonesia untuk memegang erat bahasa yang kita banggai. Ketidakpedulian mayoritas masyarakat Indonesia untuk menjadi rakyat Indonesia yang sesungguhnya. Ketidakpedulian mayoritas masyarakat terhadap bahasa dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Adapun dampak positif di segi kultural dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yakni untuk melestarikan budaya Indonesia. Bahasa Indonesia bukan hanya sekadar alat komunikasi, melainkan juga bagian integral dari identitas nasional Indonesia. Oleh karena itu, kita seharusnya mengenyam pendidikan bahasa Indonesia yang akan mempersatukan Indonesia, menumbuhkan semangat kebangsaan, menciptakan bangsa yang beradab dan berbudaya untuk semesta rakyat.
Hanya ada dua pilihan saat ini bagi eksistensi bahasa Indonesia: hidup atau mati. Takdir eksistensi bahasa Indonesia sesungguhnya digenggam oleh segenap rakyat Indonesia. Oleh karena itu, baik dari sisi pemerintah maupun rakyat, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan bijak harus mulai dilestarikan sehingga bahasa nasional kita akan tetap mengalir di dalam seluruh denyut nadi segenap masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
ADVERTISEMENT