Peran Seni dalam Kehidupan Manusia

Rega Almuhtadda
Saya adalah mahasiswa jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara yang lulus SMA di Australia, Adelaide.
Konten dari Pengguna
29 November 2021 18:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rega Almuhtadda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambaar sebuah tiga mikrofon. (Sumber: https://image.shutterstock.com/image-illustration/three-silver-retro-microphones-classic-260nw-1896384937.jpg)
zoom-in-whitePerbesar
Gambaar sebuah tiga mikrofon. (Sumber: https://image.shutterstock.com/image-illustration/three-silver-retro-microphones-classic-260nw-1896384937.jpg)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gembira! Seni itu dapat menyenangkan hati tiap-tiap individu di dunia. Bahkan, kegiatan seni itu merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengais self-love dalam diri sendiri. Kegiatan seni mengaksentuasikan kepercayaan diri, kebahagiaan dan kreativitas manusia agar dapat menjalani kehidupan yang sehat serta sentosa. Melalui seni, individu dapat mengekspresikan kepribadian mereka masing-masing, mengagumi keindahan dunia, dan melihat dunia dengan sudut pandang yang terbuka serta kritis. Rasa self-love pun yang sebelumnya terselubung akan mulai terlihat di wajah individu yang bersinar bagaikan terbitnya matahari fajar.
ADVERTISEMENT
Dokumentari yang bertajuk "Cave of Forgotten Dreams" mempresentasikan lukisan tertua di dunia, tepatnya di Perancis dalam gua bernama Chauvet. Lukisan hewan di dinding seperti kuda berderap, adu banteng, dan rusa berkeliaran sudah melekat di dalam gua ini setidaknya untuk 32,000 tahun. Bahkan, banyak bercak-bercak jari dan tangan berserakan di antara lukisan tersebut untuk menunjukkan identitas mereka sebagai manusia. Ini adalah bukti konkret bahwa karya seni merupakan kebutuhan fundamental manusia. Karena sebelum sivilisasi manusia dibangun, seni sudah digunakan sebagai wadah ekspresi identitas kita.
Peran Seni dalam Identitas Manusia
Melalui seni, kita bisa mengeksplorasi karakteristik integral yang bersembunyi di dalam seluk-beluk diri kita. Kegiatan seni seperti menari, melukis, menulis, dan bahkan menyanyi karaoke di aplikasi yang bertajuk Smule bisa mengamplifikasikan kepercayaan diri kita serta mentranslasikan karakteristik dalam diri yang mungkin terselubung. Peribahasa populer di Indonesia yang berkata “jika tak kenal maka tak sayang” menggarisbawahi bahwa mustahil untuk bisa mencintai diri sendiri jika kita belum mengenal jati diri kita sesungguhnya. Peran seni di sini itu vital. Proses melukis bisa menunjukkan bahwa kita orang yang sabar, sedangkan berpartisipasi di teater mungkin mengeluarkan sifat egois dan sisi manipulatif seseorang. Bahkan, menyanyi bersama orang lain di Smule merupakan manifestasi dari sifat karismatik yang terpendam sekian lamanya. Seni secara tidak langsung mengekspos dimensi lain dari diri kita, baik sisi yang bersifat positif maupun negatif. Dengan demikian, kegiatan seni memungkinkan kita untuk mengenal jati diri kita sebagai manusia sehingga mempermudah diri kita juga untuk bisa mencintai diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Peran Seni dalam Kebahagiaan Manusia
Selain menciptakan karya seni, kita bisa memperkuat self-love dalam diri dengan hanya sekadar menikmati seni. Menikmati berbagai macam bentuk seni seperti teater, seni visual, opera, film, televisi, buku, dan bahkan lagu-lagu K-Pop itu terapeutik dan meriangkan. Walaupun buku fiksi seperti Harry Potter tidak sekompleks the Handmaid’s Tale dan kartun Upin dan Ipin tidak semegah lukisan Monalisa, seni dapat mencolek sisi positif kita dan mewarnai dunia dalam wujud apa pun. Melalui bentuk baik visual maupun audio, seni juga menyuguhkan peristiwa realistis dan intim dari hidup kita. Alhasil, seni pun dapat menstimulasikan semua pancaindra kita dan mengintensifikasikan rasa empati kita terhadap sesama.
Walaupun tidak ditugaskan untuk memusnahkan horcrux-nya Voldemort atau melarikan diri dari Kak Ros, kita bisa berempati dengan perjuangan dan kepedihan yang karakternya alami di dalam cerita. Seni menunjukkan bahwa di dunia ini bukan hanya diri kita yang merasakan kegelisahan ataupun depresi, melainkan semua orang. Seni juga memfasilitasi wadah untuk menghiraukan kesedihan di dunia dan hanya menikmati keindahan yang dunia dapat persembahkan. Seni tidak akan seefektif anti-depressants dalam memulihkan depresi dan rasa kecemasan yang melekat di dalam diri, tetapi seni bisa menjadi eliksir untuk mengamplifikasikan self-love dan kebahagiaan.
ADVERTISEMENT
Peran Seni dalam Keterampilan Hidup
Seni bukan hanya mengekspos identitas dan menghibur kita, melainkan juga wadah kreativitas yang bisa mengasah berbagai macam keterampilan untuk hidup. Dramawan populer, Oscar Wilde, memproklamirkan “all art is quite useless” yang artinya 'seni sangat tidak berguna'. Walaupun kurikulum edukasi kerap sekali menggarisbawahi kepentingan mata pelajaran yang berbasis program Science, Technology, Engineering, and Math (STEM), jarang sekali sekolah menekankan peran seni dalam meningkatkan keterampilan hidup atau life-skills.
Kelas drama atau teater mengajar anak muda untuk menjadi individu yang berani dan berempati. Kemampuan untuk bekerja sama dan berkomunikasi pun akan juga diasah yang sesungguhnya penting untuk mengembangkan rasa kepercayaan diri. Kegiatan seni visual seperti melukis dan desain menantang individu untuk mengamati bahwa tidak semuanya seperti apa yang terlihat. Ini krusial untuk menyadarkan diri kita bahwa konten yang dipresentasikan di media sosial itu superfisial dan kita tidak sejelek yang kita kira. Bahkan, kegiatan musik mengajarkan harmoni suara dan logika sehingga kita bisa menelisik dunia dengan kritis.
ADVERTISEMENT
Apa pun bentuknya, seni mengasah life-skills kita dan menggalakkan kita untuk menganalisis bahwa kesempurnaan yang ditunjukkan dari, baik dunia nyata maupun dunia maya, itu palsu. Selain itu, seni itu elastis dan fleksibel sehingga tidak ada fakta dan peraturan konkret yang harus dipatuhi. Dengan demikian, kita bisa mengekspresikan diri kita secara bebas tanpa harus mengkhawatirkan apa yang salah dan benar.
Tanpa seni, dunia akan dilingkupi dengan individu yang buta akan identitas mereka sesungguhnya. Tanpa seni, dunia akan dibanjiri dengan tetes air matanya kesedihan. Tanpa seni, dunia itu hanya berwarna hitam dan putih. Tanpa seni, self-love di dalam diri pun akan lenyap. Tanpa seni, tidak akan ada kata 'gembira'.