Konten dari Pengguna

Krisis di Madagaskar, Sulitnya Mencari Sumber Air Bersih

Regina Indah Nuraini
I am an International Relations student who currently study at Universitas Mulawarman for 2 years. During this period, I have improving my skill such as writing, editing, and languages in purpose to continuing my interest on them.
9 September 2024 9:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Regina Indah Nuraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi (Sumber : Unsplash/2Photo Pots)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi (Sumber : Unsplash/2Photo Pots)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Madagaskar merupakan negara yang terletak di Afrika bagian timur. Negara ini dikelilingi oleh padang pasir dengan curah hujan yang rendah.
ADVERTISEMENT
Kondisi wilayah seperti ini membuat Madagaskar sangat rentan dalam menghadapi krisis. Lantas, apa saja krisis yang terjadi di Madagaskar? Yuk, kita simak bersama-sama.

1. Kekeringan

Ilustrasi (Sumber : Unsplash/Karthikeyan K.)
Wilayah Madagaskar dikelilingi oleh padang pasir yang sangat luas. Selain itu, hujan juga jarang turun di negara ini sehingga, krisis seperti kekeringan selalu mereka hadapi.
Salah satu danau besar di Madagaskar, Danau Minambolo yang menjadi sumber mata air terbesar untuk masyarakat juga tak luput dari kekeringan.
Akibatnya, masyarakat di daerah terpencil harus menggali tanah untuk mendapatkan sumber air. Sumber air ini kebanyakan mereka gunakan untuk mandi dan minum.
Untuk mendapatkan air bersih, mereka harus pergi ke perkotaan. Namun, tidak ada jaminan bahwa mereka akan mendapatkan air saat kembali.
ADVERTISEMENT

2. Kemiskinan

Ilustrasi (Sumber : Unsplash/Steve Knutson)
Untuk sumber pendapatan, mayoritas masyarakat di Madagaskar bekerja sebagai petani. Namun, dengan kondisi kekeringan yang ada, mereka tidak akan bisa bekerja untuk menghidupi keluarga mereka karena tanaman tidak akan bisa hidup tanpa air.
Karena tidak bisa bertani, mereka akan menjual semua barang-barang yang mereka miliki seperti perabotan rumah tangga agar mereka bisa mendapatkan uang. 

3. Berkurangnya Minat Pendidikan

Ilustrasi (Sumber : Unsplash/Hanna Morris)
Krisis akibat kekeringan juga berdampak pada tingkat pendidikan anak-anak di Madagaskar. Mereka memilih untuk tidak bersekolah agar bisa membantu orang tua mereka mendapatkan air.
Anak-anak ini akan pergi ke kota untuk mendapatkan air dengan menaiki truk jemputan sembari membawa banyak jerigen untuk diisi air. Namun seperti yang dikatakan tadi, tidak ada jaminan bahwa anak-anak ini akan membawa air bersih dari kota.
ADVERTISEMENT
Krisis yang terjadi di Madagaskar merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dari dunia internasional. Dari pemerintah setempat sendiri, ada rencana pembangunan pipa air yang menyambung pusat kota dengan wilayah perumahan warga, namun karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah, rencana ini belum bisa berjalan.