Konten dari Pengguna

Tidak Hanya Sekadar Bunga Tidur, Mimpi Ternyata Memiliki Fungsi Penting!

Regina Firdausa Bahri
Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Brawijaya
8 Desember 2022 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Regina Firdausa Bahri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source: iStock by Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Source: iStock by Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kalian kesulitan saat mengingat materi yang sudah pernah dipelajari, tetapi keesokan harinya setelah bangun tidur materi tersebut terasa lebih mudah diingat? Kenapa bisa seperti itu? Bukan tanpa sebab, hal ini ternyata ada kaitannya dengan peran mimpi untuk konsolidasi memori lho!
ADVERTISEMENT
Tahukah Kalian Apa itu Mimpi?
Kita sebagai manusia menghabiskan sekitar sepertiga bagian dari hidup kita untuk tidur. Tidur merupakan salah satu kebutuhan paling dasar dalam hidup manusia. Kita memerlukan tidur untuk memulihkan fungsi optimal tubuh. Dalam kehidupan sehari-hari kita menjadikan tidur sebagai sarana istirahat untuk mengembalikan kondisi tubuh yang menurun akibat beraktivitas menjadi kondisi yang optimal seperti sebelumnya. Selama kegiatan tidur tersebut, kita umumnya mengalami mimpi. Mimpi adalah gambaran dan pengalaman yang dimiliki seseorang saat dia tidur. Secara sederhana, mimpi terjadi akibat dari pikiran kita yang terus memproses informasi selama tidur, ketika perhatian kita terhadap rangsangan pancaindra yang diterima oleh tubuh kita rendah, maka rangsangan tersebut tidak dapat disampaikan ke otak dan diproses secara optimal, sehingga respon yang diberikan oleh otak juga kurang sesuai. Maka otak kita menggunakan memori terdahulu yang kita miliki untuk membuat gambar, pikiran, dan narasi yang biasa kita sebut dengan mimpi. Mimpi bisa terjadi di semua tahapan tidur. Namun, mimpi paling umum terjadi di tahapan tidur REM (Rapid Eye Movement) di mana biasanya mimpi pada tahapan tidur ini cenderung lebih jelas dan dapat diingat saat kita bangun dari tidur.
ADVERTISEMENT
Peran Mimpi dalam Konsolidasi Memori
Mimpi seringkali dianggap sebagai bunga tidur belaka, tidak banyak yang tahu sebenarnya mimpi dalam tidur memiliki perannya tersendiri. Secara umum, mimpi memiliki banyak fungsi seperti untuk kreativitas, pengendalian emosi, pembelajaran asosiatif, dan kemampuan eksplorasi. Selain itu, terdapat fungsi penting dari mimpi yang masih belum banyak diketahui oleh orang-orang, yaitu sebagai konsolidasi memori. Konsolidasi memori adalah proses di mana otak kita mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Dalam proses ini lapisan saraf diperkuat sehingga terjadi penguatan informasi yang didapat dari pengalaman dan pengetahuan yang kita miliki sebelumnya. sebagian besar isi mimpi berasal dari aktivitas-aktivitas orang yang bermimpi saat terjaga. Dalam mimpi, orang yang bermimpi kemungkinan akan bertemu teman dan kerabatnya, menyelesaikan tugas, mengerjakan pekerjaan rumah, dan aktivitas-aktivitas lain yang tidak jauh berbeda dari yang dialami saat sedang berada dalam kondisi bangun. Meskipun tidak jarang juga ada mimpi-mimpi aneh seperti mimpi terbang atau mimpi menjadi perabot rumah. Keadaan di mana peristiwa, tempat, dan karakter yang kita temui di sebagian besar mimpi memang sama seperti di dunia nyata, meskipun ada beberapa mimpi yang tidak sama dengan kenyataan dunia nyata dan mustahil untuk terjadi ini mirip dengan eksperimen perilaku dan uji coba pengalaman rekonsolidasi. Hal ini juga dibuktikan melalui penelitian Bladgrove et al pada tahun 2011, di mana mereka mengamati konsolidasi memori yang lebih rendah sebelum mengalami mimpi dalam tidur di mana memori bertahan selama 2-4 hari, sedangkan terdapat peningkatan konsolidasi memori setelah mengalami mimpi dalam tidur di mana memori bertahan selama 5-7 hari. Teori Konsolidasi memori menurut Stickgold menunjukkan bahwa mimpi memiliki manfaat bagi masa depan orang yang bermimpi. Dengan konsolidasi memori lewat mimpi maka akan memperkuat memori adaptif meskipun tanpa pemaparan kembali dalam situasi pembelajaran asli.
ADVERTISEMENT
Referensi
Zhao, H., Li, D., Li, X. (2018). Relationship Dreaming and Memory Reconsolidation. SAGE Journal 4(2), https://doi.org/10.26599/BSA.2018.9050005
Payne, J., D., Nadel, L., (2004). Sleep, Dreams, and Memory Consolidation: the Role of the Stress Hormon Cortisol. Learning & memory, 11:671-678 http://www.learnmem.org/cgi/doi/10.1101/lm.77104
Wamsley, E., J., Stickgold, R., (2010). Dreaming and Offline Memory Processing. PubMed Central, 20(23), doi:10.1016/j.cub.2010.10.045.