Konten dari Pengguna

Kesalahan Berbahasa dalam Percakapan Sehari-hari

Regina A, Edlyn
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
9 Mei 2024 9:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Regina A, Edlyn tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Pribadi. ibisPaint X. 2024.
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Pribadi. ibisPaint X. 2024.
ADVERTISEMENT
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang dipakai untuk berkomunikasi resmi secara nasional di Indonesia. Meskipun demikian, tidak semua orang Indonesia berbahasa sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku. Ada saja kesalahan bentuk penuturan kebahasaan pada unit kata, kalimat, paragraf yang tidak baku, serta ejaan tanda baca yang menyimpang dari kaidah kebahasaan yang seharusnya.
ADVERTISEMENT
Kesalahan berbahasa ini bisa terjadi karena beberapa faktor, yaitu seperti tidak menggunakan tata bahasa yang benar, tidak menggunakan tata bahasa yang sesuai situasi, kesalahan penggunaan ejaan, dan kesalahan memaknai istilah asing sesuka hati.
Walaupun hampir seluruh orang Indonesia berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setiap harinya, tetap tidak membuat kita bisa berbahasa Indonesia sesuai pedoman. Ada saja kesalahan berbahasa yang lazim dan umum ditemui dalam percakapan sehari-hari.
Seperti beberapa orang Indonesia yang masih lebih sering berkata ‘seterah’ dibanding dengan berkata ‘terserah’ yang mana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti /ter·se·rah/ 1 v. Sudah diserahkan (kepada); pulang maklum (kepada); tinggal bergantung (kepada): hal itu – kepada Anda; 2 a. Masa bodoh: usul saya ini diterima atau tidak.
ADVERTISEMENT
Kata ‘terserah’ ini kemudian berubah menjadi kata tidak baku karena adanya kesalahan ejaan kata ‘se’ sebelum kata ‘ter-‘. Dalam kasus ini, biasanya penutur tidak memperhatikan dan mempraktikkan ejaan kata dengan benar.
Adapun kesalahan mengeja pada kata ‘belum’ menjadi kata ‘belom’ karena adanya kesalahan ejaan huruf ‘u’ menjadi huruf ‘o’. Kata baku ‘rezeki’ yang disalah ejakan menjadi ‘rejeki’ karena perubahan bunyi huruf ‘z’ menjadi ‘j’. Dan kata ‘napas’ yang justru dieja sebagai ‘nafas’ karena perubahan huruf ‘p’ menjadi ‘f’.
Selain kesalahan ejaan, kesalahan memaknai istilah asing sesuka hati juga sangat sering ditemukan dalam kesalahan berbahasa. Kata ‘geming’ yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti /ge·ming/ Jk, bergeming/ber·ge·ming/ v tidak bergerak sedikit juga; diam saja. Disalah artikan sebagai ‘bergerak’ sehingga ada banyak sekali yang memaknai kata ‘tidak bergeming’ sebagai ‘tidak bergerak’.
ADVERTISEMENT
Adapun kesalahan berbahasa yang lebih sering ditemukan khususnya di media sosial adalah ejaan tanda baca yang menyimpang dari sebagaimana kaidah seharusnya. Seperti tanda koma (,) yang ditulis setelah suatu kata dan tidak menggunakan spasi lagi. Contohnya: “Nasi goreng memang enak,tapi aku lebih suka mi goreng.” Atau justru tanda titik (.) yang ditulis sebelum dan setelah suatu kata dengan spasi di antara keduanya. Contohnya: “Aku tidak terlalu suka makan sayur .sayur itu pahit.”
Kesalahan pada ejaan tanda baca, selain tidak indah untuk dilihat, juga bisa menyebabkan kesalahpahaman jika tidak ditempatkan pada tempat yang seharusnya. Membuat pembaca bingung akan makna yang ingin disampaikan oleh penulis karena kalimat tanpa tanda bacanya yang sulit dipahami.
ADVERTISEMENT
Jadi sebenarnya memakai bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai ejaan yang berlaku akan sangat memudahkan kita untuk berkomunikasi, mengurangi kesalahpahaman yang mungkin bisa terjadi, serta yang pasti dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman berbahasa kita.
Artikel ini hanya mengutip sedikit dari banyaknya kesalahan berbahasa yang sering sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari. Semoga kita semua sebagai penutur asli bahasa Indonesia bisa kembali belajar dan memperhatikan ejaan dan tata bahasa yang sesuai.