Konten dari Pengguna

Cerita di Balik Sepiring Hidangan: Kumpulan Rasa, Tawa, dan Kenangan

Regita Rahmaa
mahasiswa ilmu komunikasi universitas amikom purwokerto
28 April 2025 13:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Regita Rahmaa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelaksanaan sholat idulfitri diikuti oleh sejumlah masyarakat setempat dengan dihiasi awan yang cukup mendung dilapangan talok, senin 31/03/2025 sumber : dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan sholat idulfitri diikuti oleh sejumlah masyarakat setempat dengan dihiasi awan yang cukup mendung dilapangan talok, senin 31/03/2025 sumber : dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Hari Raya Idulfitri adalah momen yang selalu dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa Ramadan, umat Muslim di seluruh dunia menyambut hari kemenangan ini dengan berbagai tradisi.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, perayaan Lebaran tak hanya sekadar tentang salat Ied dan baju baru tapi juga tentang pulang ke kampung halaman, berkumpul dengan keluarga, dan tentu saja makan bersama. Tradisi kumpul keluarga dan santap hidangan khas Lebaran menjadi bagian yang tak terpisahkan dari makna silaturahmi.
Seperti yang terlihat di rumah keluarga besar Bapak Ahmad di Tonjong , Jawa Tengah. Sejak siang hari, setelah melaksanakan salat Idulfitri anggota keluarga mulai berdatangan. Mereka ada yang datang dari luar kota, Semua berkumpul dengan satu tujuan yaitu untuk merayakan Idulfitri bersama keluarga tercinta.
Suasana akrab terlihat saat para keluarga berkumpul diruang tamu usai bermaaf-maafan dengan beberapa hidangan kue kering diatas meja seperti nastar dan sebagainya , senin 31/03/2025 sumber : dokumentasi pribadi
Setelah saling bermaaf-maafan dan sungkeman, diruang tamu mereka saling bercengkraman tawa dan canda menghiasi senyuman yang tulus menggambarkan rindu dan kedamaian yang sudah lama dinanti. dengan sajian aneka cemilan khas lebaran diatas meja yaitu berbagai kue kering, buah, puding dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
"Sudah lebih dari 3 tahun kami selalu kumpul disini karena saya kakak tertua jadi saya menggantikan kedua orang tua saya yang sudah kembali ke hadapan Tuhan, istri saya yang masak semua dibantu sedikit sama anak anak saya." ucap bapak ahmad selaku kakak tertua keluarga tersebut
" saya bahagia sekali mba bisa kumpul,bercanda, makan sama adik-adik ponakan-ponakan saya soalnya paling setahun sekali kita kumpul kaya gini , pada sibuk sama kerjaan masing masing ada yg diluar kota jadi jarang kumpul semua."sambung bapak ahmad dengan sorot mata haru
Keluarga besar bapak ahmad menikmati hidangan bersama-sama menjadi simbol kebersamaan dan kerinduan , senin 31/03/2025 sumber : dokumentasi pribadi
Suasana hangat berlanjut diruang tengah Kupat tahu, Opor, Ketupat, kentang balado, gorengan, dan lain lain tersaji dengan harum sangat menggoda ditengah tengah mereka tanpa sekat antara tua dan muda. Meskipun hidangan tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya namun hal itu tidak mengubah tawa, canda mereka ditengah ruangan.
ADVERTISEMENT
Makan bersama dihari lebaran bukan hanya sekedar rutinitas tetapi juga tradisi yang mempererat ikatan keluarga, ditengah kesibukan dan jarak yang memisahkan mereka.
Kebiasaan ini juga menjadi cara orang tua menanamkan nilai-nilai kekeluargaan kepada anak-anak mereka agar terus dilestarikan. Tidak sedikit keluarga yang bahkan menjadikan makan dan kumpul bersama sebagai momen untuk saling menghargai, menjaga hubungan, dan berbagi rezeki seperti thr.
"saya kerja dan tinggal di semarang ikut suami jadi saya jarang pulang kampung mba kaya lebaran tahun kemarin aja saya di semarang ganti gantian, jadi moment kaya gini sering saya rinduin bareng kakak-kakak saya duduk, bercanda, makan masakan yayu engga bisa digantiin pokoknya . " ucap yani sang adik bungsu
ADVERTISEMENT
Meskipun zaman terus berubah , Tradisi kumpul dan makan bersama keluarga di Hari Lebaran harus tetap bertahan, bukan hanya mengisi perut dan kemewahan saja tapi juga tentang tawa yang tulus,pelukan hangat, dan cerita-cerita kehidupan. Sajian yang sederhana, terselip cinta dan perhatian seorang kakak layaknya orang tua kepada adik-adiknya yang membuat hidangan terasa begitu istimewa. Momen ini menjadi pengingat akan pentingnya keluarga sebagai tempat pulang dan tempat kembali yang paling hangat.
Hari Raya Idulfitri memang hanya datang setahun sekali. Namun, kenangan yang tercipta dari momen-momen kebersamaan seperti makan dan kumpul bersama keluarga akan tersimpan sepanjang waktu. itu akan menjadi cerita yang akan dikenang, diwariskan, dan dihidupkan kembali oleh generasi-generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT