Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Citizen Journalism vs Professional Journalism: Mana yang Lebih Baik?
6 Januari 2022 13:45 WIB
Tulisan dari Regita Safitri Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Sumber: https://unsplash.com/s/photos/journalist](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1641448736/y43uxzrc7u6frspdiyfw.jpg)
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, media massa telah menjadi salah satu bagian terpenting dalam kehidupan masyarakat (Fazri, 2016). Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, media pun turut mengikuti perkembangan zaman yang kian hari semakin maju. Sebagai respon dari adanya teknologi komunikasi berbasis digital, maka muncullah jurnalisme model baru, yakni citizen journalism (Wahyudi, 2020). Oleh karena itu, dunia jurnalistik yang ada pada hari ini, tidak hanya menjadi milik para jurnalis profesional saja, tapi milik siapa saja yang ingin membagikan informasi yang dimiliki melalui citizen journalism (Sukartik, 2016).
ADVERTISEMENT
Selain karena adanya perkembangan teknologi, yang menyebabkan citizen journalism mendapatkan tempat tersendiri di arena informasi adalah adanya kritik terhadap praktik yang dilakukan oleh jurnalisme profesional, yakni lebih mengabaikan peran warga dan lebih sering menyoroti kekurangan dari kekuasaan politik. Kehadiran citizen journalism juga didukung oleh masyarakat karena memberikan informasi alternatif yang jarang atau bahkan tidak diangkat oleh jurnalisme profesional (Eddyono, HT, & Irwantom, 2019). Namun, citizen journalism memiliki sebuah kelemahan, yakni informasi yang diberikan terkadang hanya setengah-setengah dan ada kemungkinan berita yang disebarluaskan adalah berita bohong (Zaenudin, 2012).
Pada dasarnya, hadirnya citizen journalism bukanlah sebuah bentuk persaingan media, tetapi menjadi hal yang semakin memperluas media (Zaenudin, 2012). Mengapa demikian? Hal ini karena dengan hadirnya citizen journalism dapat menjadikan para pembaca memiliki informasi yang lebih luas dan dari berbagai sudut pandang. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, jurnalisme profesional lebih sering menyoroti kebiasaan buruk dari kekuasaan politik, sementara citizen journalism lebih mengangkat hal-hal yang kadang tidak terpikirkan untuk dimuat oleh jurnalis profesional. Oleh karena itu, citizen journalism memberi warna baru dalam dunia media.
ADVERTISEMENT
Namun, citizen journalism juga tak luput dari kekurangan. Hal ini karena, siapa pun bisa menjadi seorang citizen journalism, dan ini dapat menjadikan informasi yang beredar masih diragukan kebenarannya. Oleh karena itu para pembaca perlu memilah mana berita yang berdasarkan fakta dan mana yang tergolong berita bohong. Selain itu, kualitas berita yang ditulis oleh citizen journalism tentunya memiliki perbedaan dengan media yang ditulis oleh para jurnalis profesional. Mulai dari pemilihan kata, susunan antar kalimatnya, tentunya berita yang ditulis oleh jurnalis profesional lebih baik dari segi pemilihan kata dibandingkan dengan berita yang ditulis oleh citizen journalism.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sejatinya citizen journalism dan jurnalis profesional sejatinya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa citizen journalism dan jurnalis profesional saling melengkapi satu dengan lainnya. Citizen journalism memang dapat memberitakan berita-berita yang terkadang tidak terpikirkan untuk dimuat di dalam media mainstream, namun perlu kita ketahui bahwa, berita yang ditulis oleh citizen journalism ini tidak menutup kemungkinan terdapat berita yang perlu dipertanyakan kebenarannya. Sementara, berita yang ditulis oleh jurnalis profesional, sering kali memberitakan berita yang kebenarannya terjamin, namun jurnalis profesional juga tak luput dari kritik masyarakat karena dirasa mengabaikan peran masyarakat dan lebih sering memberitakan kekurangan dari kekuasaan politik yang ada.
ADVERTISEMENT
Oleh karena adanya kelebihan dan kekurangan dari citizen journalism dan jurnalis profesional, kita sebagai pembaca haruslah pandai-pandai untuk memilih berita yang kita baca dan perlu memastikan dengan benar, apakah berita yang kita baca terjamin kebenarannya. Selain itu para pembaca juga diharapkan untuk tidak langsung percaya dengan berita yang dibaca, dan sebaiknya melakukan pengecekan ulang apakah berita yang dibaca benar-benar berdasarkan fakta yang ada. Karena semakin hari, berita bohong (hoax) semakin merajalela, harapannya di masa yang akan datang, berita-berita yang ada semakin mengedepankan adanya etika jurnalistik yaitu, ditulis berdasarkan fakta yang ada dan berita yang ditulis haruslah memiliki tujuan untuk menambah wawasan para pembaca, bukanlah dengan tujuan untuk mencari sensasi semata. Hal ini dilakukan agar setiap pembaca dapat menambah wawasannya dengan membaca berita-berita yang berkualitas, baik yang ditulis oleh jurnalis profesional maupun yang ditulis oleh citizen journalism.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Eddyono, A. S., HT, F., Irwanto, B. (2019). Menyoroti Jurnalisme Warga: Lintas Sejarah, Konflik Kepentingan, dan Keterkaitannya dengan Jurnalisme Profesional. Journal of Kajian Jurnalisme. 03(01), (1-17)
Fazri, A. (2016). Citizen Journalism: Kelayakan Ditinjau Dari Segi Bahasa Dan Etika Jurnalistik. Journal of Ilmu Komunikasi. 2(3), 1-12.
Sukartik, D. (2016). Peran Jurnalisme Warga Dalam Mengakomodir Aspirasi Masyarakat. Journal of RISALAH. 27(1), 10-16.
Wahyudi, R. F. (2020). Citizen Journalism (Jurnalisme Warga): Dari Fakta Berita dan Profesionalitas. Journal of Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam. 2(2), 84-97.
Zaenudin, H. N. (2012). Cermin Citizen Journalism di Indonesia. Journal of Penelitian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika. 10(2), 103-114.