Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
2023, Perekonomian Berada di Titiik Gelap
5 Januari 2023 19:54 WIB
Tulisan dari Regita Nanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Resesi merupakan suatu kondisi terjadinya penurunan yang cukup signifikan dalam aktivitas ekonomi yang berlangsung pada beberapa bulan bahkan lebih dari satu tahun.
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor penyebab terjadinya resesi adalah adanya guncangan ekonomi yang terjadi akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia dengan Ukraina. Kondisi ini melemahkan perekonomian seluruh negara. Perekonomian yang memburuk dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang menunjukkan angka negatif.
International Monetary Fund (IMF) atau Organisasi Dana Moneter Internasional telah memprediksi bahwa kondisi perekonomian di tahun 2023 ini akan gelap gulita. Penyebabnya adalah ketidakstabilan pasar keuangan di berbagai negara. Jika pendapatan riil mengalami penyusutan akan menaikkan harga-harga barang.
Dampak yang akan muncul dengan adanya resesi yakni berkurangnya pendapatan negara dari pajak dan non pajak. Ini disebabkan karena penghasilan masyarakat berkurang. Ketika pendapatan negara menurun dan lapangan pekerjaan tidak tersedia, maka tingkat pengangguran akan melonjak.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana peran pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini. Upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah agar kondisi perekonomian tidak semakin buruk diantaranya adalah sebagai berikut :
Memberikan Bantuan Subsidi Kepada UMKM.
Jika resesi terjadi sektor yang paling merasakan dampaknya adalah UMKM. Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 4, mengatakan bahwa UMKM merupakan bagian dari perekonomian nasional yang berwawasan kemandirian serta memiliki potensi yang cukup besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. UMKM di sini memiliki peran dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kementerian Koperasi mencatat terdapat 64,19 juta yang berkontribusi dalam menyerap tenaga kerja sebesar 97 %. Tidak hanya itu, UMKM juga turut menyerap kredit terbesar dengan angka kurang lebih mencapai Rp. 1 triliun pada tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Menarik Minat Investor Untuk Berinvestasi di Indonesia.
Mengingat Indonesia sangat memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Apabila banyak investor menanamkan modalnya di Indonesia, hal ini akan membawa dampak yang cukup baik. Melalui suntikan dana yang ada akan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat pengangguran. Jika pengangguran berkurang, maka akan meningkatkan daya beli masyarakat.
Mendorong Kinerja Sektor Pertanian.
Sektor ini menghasilkan kebutuhan manusia untuk bertahan hidup. Berupa tanaman pangan, hasil perkebunan dan juga perikanan. Melalui hasil output yang dihasilkan, diharapkan inflasi pangan di Indonesia tidak terjadi. Hasil sektor pertanian yang berhasil di ekspor akan meningkatkan devisa negara.
BI-7 Day Repo Rate
Pada sisi moneter, Bank Indonesia (BI) mengimplementasikan suku bunga acuan yang berlaku pada 19 Agustus 2019. Kebijakan ini disebut sebagai BI-7 Day Repo Rate, yang menggantikan BI Rate. Tujuannya adalah untuk memperkuat efektivitas kebijakan guna mencapai sasaran inflasi. Melalui BI 7-Day diharapkan dengan cepat dalam mempengaruhi pasar uang, sektor riil dan perbankan karena memiliki hubungan yang cukup kuat ke suku bunga pasar uang dan mendorong pendalaman pasar keuangan.
ADVERTISEMENT
Realisasi Pembangunan Berkelanjutan
Langkah yang terakhir, pemerintah harus dapat merealisasikan pembangunan berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk bisa mengikuti trend instansi hijau yang sedang diminati oleh para investor asing dengan mengutamakan energi terbarukan agar tetap terjaga keberadaanya.
Itulah beberapa upaya dan kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi resesi ekonomi agar tidak terjadi pada tahun 2023. Melalui hal ini diharapkan roda perekonomian akan tetap berjalan. Tingkat pengangguran akan menurun. Sehingga akan mendorong tingkat daya beli masyarakat pada sektor rumah tangga tentunya.