Konten dari Pengguna

Dengan Marketing Intelligence, Mari Menangkan Hati Kekasih Impian

aldo lolong
Mencoba terus belajar menulis
24 Maret 2019 23:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari aldo lolong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pasangan kekasih. Foto: Unsplash/Alex Iby
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan kekasih. Foto: Unsplash/Alex Iby
ADVERTISEMENT
Memiliki pasangan hidup, atau kekasih pujaan merupakan impian banyak orang. Tak kenal strata ekonomi, status sosial, suku bangsa, agama, dan bahasa, setiap pria maupun wanita dewasa, pasti berlomba mencari pujaan hati. Kalau hasrat sudah menguasai, semua daya dan upaya pasti dikerahkan untuk mendapatkannya.
ADVERTISEMENT
Di era yang begitu mengagungkan tampilan visual serta kepemilikan harta benda, orang sering menganggap bahwa kemampuan menggaet pasangan identik dengan ‘amunisi’ kasat mata yang dimiliki. Mereka yang cantik atau ganteng, apalagi punya kedudukan tinggi dan harta yang banyak, akan mudah menemukan atau ‘ditemukan’ pasangan idaman. Pernikahan para selebriti yang memenuhi tayangan televisi dan media sosial, seolah menjadi contoh yang membenarkan hal ini.
Sumber: http://www.freepik.com">Designed by Freepik
Namun, tidak semua seperti itu. Kita juga melihat bahwa tidak semua urusan jodoh dan percintaan identik dengan urusan fisik dan materi. Ada hal di luar itu yang bisa mempengaruhi. Ambil contoh, putri seorang kaisar yang menikah dengan 'orang biasa', ada juga wanita cantik yang bersuamikan pria 'standar' (dan sebaliknya), bahkan mungkin ada teman atau sahabat kita yang juga seperti itu.
ADVERTISEMENT
Kok bisa, ya?
Pepatah mengatakan bahwa dalam urusan hati, apapun bisa terjadi. Jadi, kalau saat ini ada bro n sis yang lagi naksir seseorang tapi merasa kurang ‘modal’ fisik dan materi, jangan menyerah dulu.
Selalu ada celah dan kesempatan bagi mereka yang mau berusaha. Saya termasuk orang yang meyakini bahwa keberhasilan tidak melulu ditentukan oleh kedua modal tadi. Masih banyak hal lain yang bisa menjadi penentu, diantaranya semangat dan strategi yang jitu.
Dalam usaha memenangkan hati, tentu saja dibutuhkan strategi. Apalagi jika ‘sumber daya’ yang kita miliki relatif terbatas, seperti fisik pas-pasan ditambah budget minim.
Strategi yang mumpuni akan menjadi hal penting dalam memenangkan pertarungan. Apalagi jika ternyata kita dihadapkan pada kondisi di mana terdapat persaingan yang akan membuat perjuangan menjadi lebih berat.
ADVERTISEMENT
Salah satu jurus yang bisa dilakukan adalah dengan mengadopsi konsep marketing intelligence. Konsep yang ditujukan untuk kalangan pemasar atau pebisnis ini sejatinya bisa digunakan dalam urusan percintaan. Bedanya hanya pada target yang dituju. Dalam konsep bisnis tujuannya adalah untuk memperoleh pelanggan (customer), sedangkan dalam urusan percintaan, tujuannya untuk memenangkan hati sang pujaan.
Sumber: http://www.freepik.com">Designed by Freepik
Secara teori, marketing intelligence ialah teknik mengumpulkan informasi yang relevan terhadap keadaan pasar, kemudian dianalisis secara spesifik untuk menghasilkan pengambilan keputusan secara akurat dan terpercaya dalam menentukan kesempatan, strategi, dan pengembangan pasar tersebut. Intinya, bagaimana memetakan lapangan atau lingkungan, sebelum mengambil tindakan atau action tertentu.
Dengan mengasumsikan target pasar sebagai seorang wanita impian, kita dapat memetakan kondisi lapangan ala market intelligence, dengan kerangka kerja (framework) 4C Diamond Model yaitu Change, Competitor, Customer, dan Company.
ADVERTISEMENT
C pertama, Change: Bagaimana perubahan lingkungan tempat target kita berada?
Contoh, target kita mengalami perubahan lingkungan. Dari sebelumnya lingkungan SMA ke Universitas. Dalam hal ini, ia secara otomatis akan mengalami perubahan, mulai dari penampilan, jam keluar rumah, ditambah pergaulan yang baru.
Contoh serupa untuk wanita yang pindah lingkungan kerja dikarenakan rotasi atau mutasi. Perubahan ini perlu dikenali karena lingkungan turut memengaruhi aktivitas kegiatan, rutinitas, maupun perilaku target kita.
C kedua, Competitor: Siapa pesaing kita?
Hal ini sangat penting untuk memetakan siapa saja pesaing kita. Bisa jadi mereka punya keunggulan fisik seperti lebih ganteng dan atletis. Ada juga bintang di kampus atau kantor yang lebih populer. Ada lagi pesaing yang punya keunggulan materi, punya mobil bagus dan pendapatan yang besar.
Sumber: http://www.freepik.com">Designed by Freepik
Pengenalan kompetitor penting agar kita bisa mencari celah dengan menawarkan atau memberikan sesuatu yang tidak mereka punya. Setiap kita pasti punya keunggulan yang bisa dimanfaatkan sebagai modal untuk bersaing.
ADVERTISEMENT
C ketiga, Customer: Kenali profil target kita.
Faktor ini merupakan hal terpenting untuk dipahami. Kenali dengan detail profil target kita. Jangan terpaku pada hal-hal umum (stereotyping) dan upayakan agar informasi yang diperoleh adalah dengan pengamatan dan interaksi langsung, tidak sekadar mendengar apa kata orang.
Contoh, tidak semua wanita senang dengan warna pink, musik melankolis, dan bunga. Cari tahu kesenangannya dengan rinci.
Selanjutnya gali informasi latar belakang keluarganya karena itu sedikit banyak menentukan karakter dan kepribadian target. Kenali pula desire-nya, apakah dia seorang yang punya mimpi sekolah di luar negeri, atau punya usaha sendiri. Gunakan sumber-sumber terbuka (medsos) atau tertutup (data mahasiswa dan data pegawai). Cerdiklah dalam mencari informasi, termasuk melalui ‘interview’ mendalam dengan teman-teman terdekatnya
ADVERTISEMENT
C keempat Company: Apa yang kita miliki untuk memenangkan persaingan?
Kita perlu jujur mengenali kekuatan dan mengakui kelemahan diri. Tidak perlu menjadi orang lain, tapi tetap berusaha untuk menyesuaikan dengan kebutuhan target kita. Saat punya kelemahan dalam hal materi atau penampilan, kita mungkin punya kekuatan karakter seperti kesediaan memberi waktu, kesediaan menemani, responsif saat dibutuhkan, serta punya cita-cita memiliki masa depan yang lebih baik.
Sumber: http://www.freepik.com">Designed by Freepik
Apabila kita sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, waktunya untuk menjalankan hal yang paling penting, yaitu action. Dimulai dengan pedekate. Seiring waktu, kita bisa memanfaatkan model diatas untuk memenangkan hati target. Upaya kita mungkin tidak selamanya akan berbuah manis, tapi paling tidak, itu menjadi bagian dari exercise sekaligus momen memperbaiki diri agar lebih baik lagi ke depannya.
ADVERTISEMENT
Selamat mencoba!