Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Mengenang Ayrton Senna, Pembalap Formula 1 Terbaik Sepanjang Masa
17 Maret 2019 23:56 WIB
Tulisan dari aldo lolong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Para pebalap Formula 1 di musim 2018. Foto: Andrej ISAKOVIC / AFP](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1550466906/h3t2t2yklpsvpfczilmk.jpg)
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang mengenal dunia otomotif pada awal 90-an, pasti mengetahui sosok Ayrton Senna. Pembalap Formula 1 (F1) asal Brasil itu, menghiasi layar kaca tayangan otosport internasional kala itu. Bersama tim McLaren, Senna menjadi juara dunia F1 tahun 1988, 1990, dan 1991.
ADVERTISEMENT
Persaingannya dengan sesama legenda F1, Alain Prost, kelihaiannya mengendalikan mobil ‘Jet Darat’ kala hujan, serta kematiannya yang tragis di Grand Prix (GP) San Marino pada tahun 1994 silam menjadikannya driver F1 yang dikenang sepanjang masa. Mengenang kelahirannya pada 21 Maret 1960 (hampir 59 tahun silam), saya ingin sedikit menceritakan perjalanan karier Sang Legenda
Masa Kecil Senna
Bakat membalap telah ditunjukkan Senna kecil. Saat usianya 4 tahun, sang Ayah telah mengenalkan gokar yang kemudian menjadi ‘mainannya’ sehari-hari. Pada usia 13 tahun, Senna remaja mulai berkompetisi di berbagai ajang karting dan beberapa kali menempati posisi runner-up. Baru pada tahun 1977, untuk pertama kalinya, Senna berhasil menempati podium pertama.
Pada tahun 1981, Senna mulai berkompetisi di Eropa pada English Formula 1600 Championship. Di awal debutnya, Senna berhasil memenangkan 12 dari 20 balapan yang diikutinya. Pada 1983 ia memenangkan British Formula 3 Championship dengan membukukan 13 kemenangan, 9 di antaranya kemenangan berturut-turut, dari total 21 balapan. Di tahun yang sama ia juga memenangkan Macau Grand Prix dan menjadi pembalap muda paling berbakat saat itu
ADVERTISEMENT
Karier F1 bersama Tim Toleman, Lotus, McLaren, dan Williams
Karier balap F1 Senna diawali pada 1984 bersama tim Toleman. Senna meraih poin pertama di Afrika Selatan, pada Grand Prix ketiga. Hasil serupa berulang pada GP Belgia, dua minggu setelahnya. Kelihaian Senna mengemudikan ‘Jet Darat’ pertama kali terlihat saat GP Monaco. Start dari posisi ke-13, ia akhirnya berhasil finish di urutan ketiga.
Pada balapan ke-19, Senna berhasil menyalip pembalap lainnya, dan membuntuti pembalap terdepan saat itu, Alain Prost. Sekalipun spek mobil jauh di bawah mobil Prost, serta kondisi trek yang basah akibat hujan, Senna mampu membuntuti.
Walaupun akhirnya lomba dihentikan karena alasan keamanan, Senna berhasil menyita perhatian publik atas kemampuannya menyodok dalam kondisi hujan yang impressive. Setelah momen itu melekat padanya julukan jawara trek basah
ADVERTISEMENT
Pada 1985 Senna bergabung dengan Lotus. Pada tahun pertama bergabung, Senna mengalami beberapa kali kendala teknis yang membuatnya tidak kompetitif. Sekalipun demikian, ia tetap menunjukkan performa yang impresif dengan beberapa kali menempati pole position. Kendala mesin menyebabkan ia mengakhiri musim 1986 pada posisi keempat
Terlepas dari kendala yang mendera timnya, Senna menunjukkan kelihaiannya mengemudi dengan sempat menyalip jawara tim Williams terhebat saat itu, Nigel Mansel. Namun lagi-lagi kendala teknis menyebabkan ia tidak dapat berprestasi maksimal. Pada 1987 terdapat serangkaian perbaikan pada tim Lotus sehingga Senna bisa menempati posisi ketiga klasemen akhir balapan.
Pada 1988, Senna bergabung dengan tim terbaik saat itu, McLaren, yang juga memiliki pembalap terbaik, Alain Prost. Bisa dibilang tahun tersebut merupakan tahun terbaik McLaren. Senna dan Prost memborong 15 kemenangan dari 16 lomba. Senna membukukan 8 kemenangan, sementara Prost 7, sehingga Senna dinobatkan sebagai Juara Dunia F1 musim 1988.
ADVERTISEMENT
Tahun 1989, walaupun satu tim, Senna dan Prost bersaing ketat memperebutkan posisi juara dunia. Kemenangan akhirnya berpihak kepada Prost, yang menjadikannya juara dunia F1 untuk ketiga kalinya. Pada 1990, kembali keduanya bersaing ketat. Kali ini Prost sudah berbaju tim Ferrari dan Senna berhasil mengalahkan Prost, serta merebut gelar juara dunia F1 keduanya.
Persaingan Senna dan Prost akan selalu dikenang penggemar F1 karena keduanya menunjukkan kegigihan dan determinasi yang sulit ditandingi pembalap F1 masa kini. Kemenangan Senna atas Prost berlanjut pada tahun 1991, dimana ia berhasil menjadi juara dunia F1 untuk ketiga kalinya. Periode 1992-1993, tim McLaren harus mengakui keunggulan mesin tim Williams. Hal ini menyebabkan Senna hanya bisa finish pada posisi kedua.
Seiring perkembangan teknologi yang menjadikan tim Williams memiliki mesin tercepat, pada 1994 Senna menawarkan untuk bergabung bahkan tanpa bayaran. Bergabungnya Senna membuat Prost, yang saat itu bersama Williams, memilih mengundurkan diri
ADVERTISEMENT
'Best Driver with Best Engine', menjadi julukan bagi Senna dan tim Williams yang difavoritkan menjadi juara F1 saat itu. Namun, pada awal musim Senna dan tim Williams tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan. Oleh Senna, mobil Wiliiams dianggap powerful namun sulit dikendalikan. Hasil diawal musim seolah menunjukkan bahwa sulit baginya untuk memenangkan kompetisi.
Akhir Perjalanan Sang Legenda
Karier balap F1 Senna harus berhenti pada 1 Mei 1994. Grand Prix San Marino menjadi akhir perjalanan Sang Legenda. Kecelakaan fatal merenggut nyawanya saat memasuki tikungan Tamburello. Mobil Senna kehilangan kendali sehingga menabrak dinding pembatas. Dalam catatan telemetry, saat kecelakaan terjadi, Senna dalam posisi menurunkan kecepatan dari 300 km/jam ke 200 km/jam
Saat itu, dunia otomotif kehilangan pembalap yang terkenal akan determinasi dan teknik balapan yang mumpuni. Ayrton Senna memang telah tiada hampir 25 tahun silam, namum kenangan akan kejayaan, serta kecintaan dan penghormatan dari para penggemarnya, akan terus ada sepanjang masa.
ADVERTISEMENT
#remembersenna