Terima Kasih kumparan, Terima Kasih Sesdilu, Terima Kasih 'Dilan'!

aldo lolong
Mencoba terus belajar menulis
Konten dari Pengguna
10 April 2019 4:42 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari aldo lolong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Terima kasih (ilustrasi) Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Terima kasih (ilustrasi) Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Suatu malam, sewaktu sedang menyeruput secangkir kopi betulan, saya dikirimi link tulisan oleh seorang wanita dari kumparan. Ia, diakui atau tidak, merupakan favorit sebagian pria di kelas kami. Diakui dalam pikiran, tapi tidak diakui kalau lagi sama pasangan sendiri. Untung saya tidak termasuk sebagian pria tadi. Aman.
ADVERTISEMENT
Ia membagikan daftar akun tulisan para 'Dilan'. Yes, Dilan, 'Diplomat Andalan' yang mampu mengemban fungsi-fungsi misi diplomatik. Tujuannya mulia, agar tulisan ke-33 orang Dilan di kumparan bisa terekspos banyak pembaca. Mulia juga karena penambahan traffic di media tersebut, (semoga) berujung iklan yang dapat dikonversi ke logam mulia. Amin.
Saya termasuk yang perlu berterima kasih kepada media ini karena bisa berlatih menulis lepas. Sesuatu yang sudah lama tergusur oleh laporan, berita faksimile, dan nota dinas yang kaku, kering, dan soulless. Ampun.
Untuk UPT Sesdilu
Saya ucapkan juga banyak terima kasih kepada UPT Sesdilu: Pak Direktur (mbah Modin), bu Maya, mas Taufik, pak Mursali, pak Mail, bapak berkaca mata yang saya lupa namanya, Wildan, Nadia, Ega, dan si anak magang berjilbab. Terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, dan kerja sama selama ini.
ADVERTISEMENT
Mohon izin tidak panjang lebar karena saya sungkan, takut kata-kata saya menyerempet dan kena tilang. Saya juga masih harus memikirkan ucapan terima kasih untuk ke-32 Dilan, sementara ini sudah hampir jam sebelas malam.
Untuk para Dilan
Ade. Terima kasih, kak, sudah mengingatkan saya bahwa perjuangan menjadi ibu bekerja itu berat. Ya ngurusin keluarga, ya ngikut Sesdilu. Semua dirimu jalani dengan tabah.
Ali. Terima kasih telah membuat saya menyesal. Waktu di perpustakaan kampus, saya lebih sering baca risetnya Masters and Johnson. Saya harusnya membaca buku yang lebih berbobot.
Ririn. Terima kasih sudah mengingatkan bahwa beauty dan brain juga bisa bersama. Tidak hanya pinky and the brain. Itu kartun sedeng favorit saya.
ADVERTISEMENT
Fendi. Terima kasih sudah memberi contoh pentingnya dukungan keluarga. Demi tugas bikin film pendek, istri dan anakmu nungguin dan ikut bantu. Tidak banyak yang seperti itu.
Tomy. Terima kasih karena lewat obrolan kita di dipkop Januari lalu, saya jadi punya semangat coba ikut Sesdilu. Biarpun tidak ikut jaldis marathon ke-3 Perwakilan.
Atu. Terima kasih karena saya jadi tahu bahwa golf itu bukan olahraga untuk orang kebanyakan seperti saya. Kalau caddy-nya, untuk saya bolehlah.
Bayu. Terima kasih atas kiriman paper yang terkait dengan taskap. Jujur saja, saya tidak baca karena pada saat yang sama, saya lagi bikin tulisan di kumparan.
Charles. Terima kasih karena sering buat saya tertawa. Pengobat sedih dan pusing. Cocok pada saat tunkin dan uang transport diklat belum cair.
ADVERTISEMENT
Edwien. Terima kasih karena buat saya optimis bisa beli Bi-Em bekas suatu saat nanti. Walaupun entah baru dalam reinkarnasi kesekian. Yang penting optimis.
Faisal. Terima kasih template taskap-nya. Saran saya, cek gula darah karena dirimu cepat ngantuk bro. Entah kalau lagi beraktivitas dengan istri cepat ngantuk atau tidak.
Frass. Terima kasih karena ternyata kita ada kesamaan. Sama-sama pernah dilempar dokumen oleh, sebut saja AAGAS. Bedanya dirimu di dalam negeri, saya di luar negeri.
Geovannie. Terima kasih sudah mengingatkan bahwa saya pernah bawa Dwiki Dharmawan ke Uzbekistan. Kalian mirip. Kurang tahu, apa dia anak Birmingham juga.
Gulardi. Terima kasih karena lagi-lagi sudah membuat saya menyesal kurang bener waktu kuliah. Kalau bener, saya juga bisa Doktor. Harapan saya tinggal jadi Doktor HC, itu pun sulit.
ADVERTISEMENT
Hosea. Terima kasih karena namamu mengingatkan saya pada tiga hal. Nyanyi, joget, dan story telling. Semoga saya benar.
Ibnu. Terima kasih sudah memberi semangat saat ujian taskap. Kalau dirimu ngajak ngopi rame-rame terus saya menolak, itu kemungkinannya cuma dua. Saya lagi kenyang, atau yang lebih sering, bokek.
Indra. Terima kasih sudah mengingatkan bahwa menjadi ayah itu perlu menahan nafsu dan tidak ngopi. Apalagi dalam waktu lama. Dua hal yang mungkin akan sulit saya lakukan.
Jepri. Terima kasih pinjaman macbook untuk menulis cerita ini. Paling tidak, saya juga ada teman cadel, yang kalau baca rrrrr jadinya wwwww. Sorry main fisik, bro.
Kuntum. Terima kasih tadi siang rendangnya enak. Maunya nambah, tapi (biar pun sudah terlambat), mendadak ingat kolesterol. Belum lagi ikat pinggang ini sudah mau putus.
ADVERTISEMENT
Marisa/Febi. Terima kasih sudah menjadi ketua kelas. Dirimu sebenarnya dipanggil Marisa apa Febi ya. Saya masih suka bingung.
Ilham. Terima kasih sudah mengingatkan bahwa diplomat-cum-intel atau ustaz pun, masih bisa kehilangan sepatu. Apalagi kami diplomat biasa. Mungkin risiko di negara berkembang.
Mukti. Terima kasih sudah menjadi contoh diplomat andalan. Saya cukup jadi temannya dilan aja. Si itu, yang namanya rada vulgar.
Mbak Onel. Terima kasih karena sudah menjadi contoh bahwa terkadang diam itu emas. Nanti abis Sesdilu, bertiga sama Wenny, kita diem-diem saja. Tidak usah terburu-buru kembali ke kantor depannya Kemenag.
Pipit. Terima kasih sudah menelepon waktu kita mau ujian proposal awal Februari lalu. Hampir saya reject karena kirain yang telepon CS salah satu bank di Pejambon 6. Ternyata dirimu.
ADVERTISEMENT
Pangky. Terima kasih sudah memberi semangat saya untuk menulis. Juga ilmu IPOTGO-nya. Bener-bener Zakheus Yahudi yang naik di pohon duit.
Puji. Terima kasih sudah nunjukkin rute Bekasi-St. Cikini-Pusdiklat. Sangat membantu dengkul ini dari barbar-nya transit di Manggarai. Suwun yo.
Mbak Dani. Terima kasih mbak. Saya tidak mau banyak komen, takut rumah yang belum lunas di Bekasi kena roket. Nanti kalau naik NAM lagi dan over-bagasi, saya minta tolong boleh ya.
Aldo. Itu saya sendiri. No comment. Malas.
Kie. Terima kasih karena bisa tukeran t-shirt. Kalau tidak, saya akan seperti layangan putih dengan logo BNI. Berkibar terkena angin Muara Tebo dan Muara Kilis.
Sita. Terima kasih sudah membuat saya termotivasi belajar TOEFL. Harusnya taskap saya di Sita-kan dulu, biar minim grammatical error. Demikian kata seorang penguji, yang tidak mau saya sebutkan ciri-cirinya.
ADVERTISEMENT
Stella. Terima kasih sudah banyak nulis sisi lain Thailand. Jadi ingat masa kecil baca Intisari. Nanti kalau tidak jadi ke KL, saya akan baca tulisan-tulisanmu.
Ito. Terima kasih kehadiranmu membuat saya merasa dekat dengan Roma atau Vatikan. Merasa doang, kurang tau bagaimana pas TP nanti. Semoga Pak Ses membaca kalimat ini.
Wenny. Terima kasih sudah mengingatkan bahwa tinggal di Bogor bukan alasan untuk terlambat. Dengan semangat juang dan kegigihan, dirimu bisa melakukannya. Tapi mungkin itu karena busnya ke Pusdiklat, bukan ke Pejambon.
Zufri. Terima kasih sudah menyadarkan bahwa saya memang berwajah tua. Usia kita tidak beda jauh, tapi kata seseorang, kamu kelihatan muda. Waktunya beli anti-aging kayaknya.
Sekian,
ADVERTISEMENT
Muara Bungo, 10 April 2019