Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Sulitnya Menjadi Remaja Zaman Sekarang
17 Juni 2022 22:02 WIB
Tulisan dari Renaldi Pramudita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kata-kata “All kids are depressed” atau “Being teenagers is not easy” sangat relevan untuk menggambarkan keadaan remaja pada dunia yang sangat modern seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
Dari pengaruh lingkungan sosial, media sosial, hingga tekanan dari harapan orang tua dan gaya hidup yang tidak pernah dialami oleh generasi-generasi sebelumnya. Bahkan dengan adanya pandemi Covid-19 ini semakin memperburuk kondisi mental para remaja.
Masa remaja adalah masa yang sulit pada zaman sekarang. Kemajuan teknologi yang sangat pesat, memungkinkan kita untuk berkomunikasi dan bertukar informasi dari berbagai belahan dunia. Apa pun yang kita cari, dapat kita ketahui hanya dalam hitungan detik.
Tidak seperti zaman dahulu, semua remaja bahkan anak-anak sekolah dasar pun sudah banyak yang memiliki smartphone. Mereka masuk ke dunia internet dan melihat apapun yang ditampilkan baik itu positif maupun negatif. Tidak jarang, hal ini secara tidak sengaja dapat mengubah, baik dari pola pikir maupun tingkah laku para remaja.
ADVERTISEMENT
Lingkungan sosial pada masa remaja saat ini, sebagian besar terdapat pada dunia virtual atau maya. Apalagi dengan adanya virus Covid-19 dan masa pandemi ini semakin memperburuk lingkungan sosial remaja yang seharusnya dapat menikmati kehidupan pertemanan dan banyak bersosialisasi secara langsung.
Remaja saat ini lebih sering menggunakan aplikasi media sosial seperti WhatsApp dan Instagram sebagai lingkungan sosial mereka. Serta dengan adanya peraturan pembelajaran secara daring yang mengharuskan mereka belajar mandiri di rumah. Tidak jarang, sebagian remaja kehilangan sifat moral akibat masa pandemi ini.
Tidak hanya dampak positif yang didapat, banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan oleh media sosial, seperti yang mengait pada masalah atau isu kesehatan mental yang serius diantaranya;
Social Media Anxiety Disorder, gangguan kesehatan mental yang membuat pengguna sangat kecanduan terhadap media sosial, serta adanya rasa ketidakpercayaan diri atau insecurities saat melihat orang atau teman yang tampangnya lebih bagus atau memiliki barang dan gadget terbaru yang mereka posting di media sosial. Bahkan dengan media sosial, tak jarang ditemui cyberbullying yang tentu dapat merusak kondisi mental seorang remaja.
ADVERTISEMENT
Selain di atas, faktor internal lingkungan remaja seperti keluarga pun dapat memengaruhi mental remaja, seperti tekanan orang tua untuk masuk universitas negeri atau memilih jurusan yang orang tua inginkan dapat menambah tekanan mental para remaja. Tidak hanya itu, mereka juga harus bersaing dengan ribuan bahkan puluhan ribu remaja lain untuk bisa mendapatkan kursi universitas.
Pada zaman sekarang, para remaja pun terlihat sudah mementingkan gaya hidup mereka karena pengaruh lingkungan teman dan media sosial. Contohnya dalam gadget, jika dalam satu kelompok memakai iPhone maka mereka pun menuntut untuk dibelikan iPhone. Tidak hanya harganya yang mahal, tetapi juga karena dapat "menaikkan status" mereka dalam pergaulan.
Selain itu, dalam hal berpakaian para remaja sekarang juga berlomba-lomba untuk menjadi anak gaul dengan berpakaian gaya aesthetic agar terlihat update dan kekinian.
ADVERTISEMENT
Itulah beberapa alasan mengapa sulitnya menjadi seorang remaja pada era modern dan pandemi Covid-19 ini. Pesan untuk orang tua, dalam menyikapinya diharapkan dapat mengerti dan memahami akan kondisi sang remaja dan memberikan support agar merasa nyaman dan aman dalam menghadapi transisinya menuju masa dewasa.