Black Box di Kapal Berbeda dengan di Pesawat

Renan Hafsar
Investigator Keselamatan Transportasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Republik Indonesia
Konten dari Pengguna
15 November 2020 22:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Renan Hafsar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pesawat Foto: shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat Foto: shutter stock
ADVERTISEMENT
Tidak hanya pesawat yang memiliki kotak hitam (black box), tapi kapal juga sebenarnya memilikinya. Pada dasarnya, black box di kapal dan pesawat sama, yaitu untuk merekam sejumlah data penting untuk dipakai di kemudian hari, misalnya ketika terjadi kecelakaan. Dalam bahasa bakunya, black box pada kapal disebut voyage data recorder (VDR). Bentuknya seperti obat kapsul, sehingga sering disebut capsule.
ADVERTISEMENT
Badan khusus PBB terkait urusan perkapalan, International Maritime Organization (IMO), mewajibkan kapal tertentu untuk dipasangi VDR. Beberapa kecelakaan sangat parah yang terjadi di berbagai belahan dunia menjadi penyebab kewajiban tersebut. Mereka antara lain kecelakaan hilangnya kapal Derbyshire (1980), terbaliknya kapal Herald of Free Enterprise (1987), dan tenggelamnya kapal Estonia (1994). Kecelakaan tersebut menewaskan ribuan orang dan kehilangan kapal tanpa kejelasan keberadaan kapal yang pada akhirnya menyulut kemarahan masyarakat untuk segera membenahi transportasi perairan.
Demikian pentingnya suatu VDR, terdapat sejumlah persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar data di dalamnya tetap aman sebagaimana juga dipersyaratkan pada black box pesawat. Persyaratan tersebut meliputi kemampuan bertahan dalam kondisi ekstrem terkait temperatur, tekanan, dan benturan sebagaimana diatur secara detail oleh International Electrotechnical Commission (IEC) 61996-1:2013 (Zaghloul 2019). Tanpa kemampuan tersebut, data akan hilang seiring hancurnya VDR itu sendiri.
Ilustrasi black box pada kecelakaan.
Kemampuan bertahan pada kondisi panas tinggi adalah salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu VDR. Dalam waktu minimal satu jam, VDR harus dapat mempertahankan komponen dan data di dalamnya ketika dibakar pada temperatur sekitar 1.100℃. Beberapa pabrikan VDR malah memberikan kemampuan jika terbakar pada temperatur rendah (tidak lebih dari 260℃), harus dapat bertahan dalam waktu sepuluh jam secara nonstop.
ADVERTISEMENT
Ketika VDR tenggelam bersama kapal di dasar laut, tekanan meningkat dengan semakin dalamnya suatu perairan. Kapsul pembungkus VDR harus sanggup menahan tekanan pada kedalaman 6.000 m di bawah permukaan air atau tekanan setara dengan 60 MPa selama 30 hari. Pada kondisi ini, suar pelacak bawah air (underwater locator beacon/ULB) harus mampu terus-menerus memancarkan sinyal agar tim pencari VDR dapat dimudahkan untuk menemukan VDR.
Meskipun VDR diletakkan di area terbuka, masih tetap ada kemungkinan VDR akan kejatuhan suatu benda. Jadi, VDR harus mampu menahan benturan benda. Suatu objek berdiameter 0,1 m dan seberat seperempat ton yang dijatuhkan dari jarak 3 m harus sanggup diterima oleh VDR tanpa mengorbankan kerusakan pada komponen dan data di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, ada beberapa perbedaan mendasar antara black box di kapal dan di pesawat.

Penempatan VDR

Di pesawat, pada umumnya black box diletakkan di bagian ekor. Itu dipercaya sebagai lokasi “teraman” ketika pesawat mengalami kecelakaan. Diharapkan, data di black box tetap utuh jika terjadi benturan hebat.
Di kapal, VDR biasanya biasanya dipasang di atap anjungan atau biasa disebut monkey island). Lokasi ini adalah lokasi paling atas dari suatu kapal. Jika suatu kapal tenggelam pada posisi tegak, VDR dimungkinkan untuk ditemukan oleh robot bawah air (remotely operated vehicle/ROV).

Model Pemasangan VDR

Berbeda dengan black box pesawat, VDR di kapal ada dua macam. Model pertama adalah model permanen (fixed). Model ini sama dengan di pesawat di mana jika kapal tenggelam ke dasar laut, maka VDR akan ikut tenggelam.
ADVERTISEMENT
Model kedua adalah model terapung (float-free). Jika kapal tenggelam, kapsul VDR akan mengapung secara otomatis, meski tanpa bantuan manusia. Hal ini sama seperti rakit penolong kembung (inflatable liferaft/ILR).
Meski demikian, ada keuntungan dan kerugian penggunaan masing-masing model VDR. Model permanen memang menyulitkan proses pengambilan VDR ketika kapal tenggelam. Misalkan kapal Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba memiliki VDR dan ingin diambil VDR dari kapal tersebut, butuh ROV khusus yang bisa mengambil VDR pada kedalaman sekitar 450 m di mana tidak ada penyelam yang dapat menjelajah sampai kedalaman tersebut.
Model terapung sepintas kedengarannya memudahkan tim yang mencari VDR. Akan tetapi, ketika VDR terapung, justru di situlah VDR menjadi terancam. Siapa lagi ancamannya jika bukan manusia sendiri. Orang yang sedang santai di pantai ketika menemukan suatu benda mengkilap berwarna cerah mengapung di air kemungkinan besar akan membawa pulang benda yang sebenarnya adalah VDR model float-free. Jika hal itu yang terjadi, hilang sudah harapan mengungkapkan faktor penyebab kecelakaan berdasarkan data VDR.
ADVERTISEMENT

Jenis Data

Karena kapal dan pesawat berada pada medium yang berbeda (air dan udara), maka derajat kebebasan geraknya juga berbeda. Di samping itu, sensor yang terhubung ke VDR juga berbeda dengan black box di pesawat.
VDR pada kapal merekam data yang terbagi menjadi tiga kategori. Kategori teks adalah segala jenis data yang disimpan dalam bentuk karakter (huruf, angka, simbol). Data pada VDR mengikuti kaidah bahasa tertentu yang diatur oleh IEC 61162-1 tentang serial interface.
Berbeda dengan black box pesawat, data teks VDR masih bisa dibaca dengan sedikit upaya. Data black box pesawat berformat binary (0 atau 1), sehingga tanpa konversi (conversion), ekstraksi (extraction), dan penguraian (parse), data akan terlihat aneh dan tidak akan bisa dibaca oleh manusia. Sementara itu, data teks VDR masih bisa dibaca dengan melihat panduan kalimat sesuai standar IEC.
ADVERTISEMENT
Jenis data lainnya yang direkam adalah data suara dan gambar. Data suara berasal dari percakapan awak kapal di anjungan kapal. Sejumlah microphone yang ditempatkan menyebar di anjungan membuat VDR mampu menangkap suara percakapan dengan baik. Di samping itu, percakapan melalui radio juga langsung terekam oleh VDR. Sedangkan data gambar berasal dari citra radar di kapal.

Media Perekam

VDR pada kapal bukanlah satu-satunya media perekaman. Terdapat satu lagi media perekam yang hampir selalu berkapasitas lebih besar daripada kapsul VDR. Media ini disebut Data Acquisition Unit (DAU). Meskipun tidak berkemampuan sehebat VDR, DAU memberikan kemudahan untuk akses data ketika kapal tidak mengalami kecelakaan besar.
Dengan demikian, kapsul VDR tidak perlu dicabut dari kapal ketika seorang petugas berwenang membutuhkan data dari VDR. Petugas tersebut dapat menyalin data dari DAU, lalu melanjutkan prosesnya di komputer tertentu. Cara ini memungkinkan proses pengambilan data tanpa menginterupsi kinerja VDR.
ADVERTISEMENT