Cara Kerja Speed Camera Begini, Lho

Renan Hafsar
Investigator Keselamatan Transportasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Republik Indonesia
Konten dari Pengguna
28 Oktober 2020 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Renan Hafsar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kamera pengawas kendaraan yang melebihi batas kecepatan atau yang populer dengan sebutan speed camera belakangan menjadi topik hangat di kalangan pengguna jalan tol. Maklum saja, hukuman berat bagi yang melebihi batas kecepatan maksimal menanti bagi pengendara mobil yang nakal. Mungkin selama ini batas kecepatan dianggap tidak berpengaruh, tapi sekarang sudah tidak lagi.
ADVERTISEMENT
Speed camera terlihat lebih canggih daripada speed gun. Jika speed gun hanya bisa menembakkan sinar dan membaca kecepatan suatu kendaraan, speed camera bisa melakukan hal yang sama ditambah kemampuan memfoto kendaraan yang melakukan pelanggaran. Hasilnya, sebuah barang bukti penindakan pelanggaran lalu lintas yang sangat efektif. Karena alat, tentunya memiliki sifat keandalan yang tidak dimiliki oleh manusia, sehingga dapat bekerja selama 24 jam.
Salah satu kamera dalam penerapan e-TLE. Foto: NTMC
Penggunaan speed camera (kadang disingkat menjadi speedcam) merupakan perwujudan Electronic Traffic Law Enforcement (e-TLE) atau penegakan aturan lalu lintas berbasis elektronik. Dalam bahasa sehari-hari disebut juga e-tilang. Di beberapa ruas jalan padat tempat, misalnya Jakarta dan Surabaya, sudah menerapkan e-TLE ini. Sebut saja, di kawasan penerapan ganjil-genap (gage), sejumlah ruas koridor TransJakarta, dan jalan tol. Harapannya, speed camera dapat mengurangi jumlah pengendara yang tidak mengikuti aturan gage, masuk ke jalur Bus Transjakarta, dan ngebut melebihi kecepatan maksimal di jalan tol.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, penggunaan speed camera diklaim lebih dari sekedar gabungan kamera dan speed gun. Lebih dari itu, speed camera dituntut dapat mendeteksi kendaraan yang di pengendara atau penumpang di dalamnya tidak mengenakan sabuk pengamanan. Speed camera juga diklaim mampu mendeteksi pengendara yang memakai ponsel ketika berkendara. Kamera ini juga diklaim mampu menghukum pengendara nakal di tol yang nekat berjalan di bahu jalan atau membawa muatan kendaraannya melebihi kapasitas dan ukuran (ODOL). Benarkah demikian hebatnya speed camera?

Apakah CCTV dan Speed Camera Sama?

Closed-circuit television (CCTV) adalah kamera pengawas. Biasa digunakan untuk merekam situasi keamanan di gedung perkantoran, sekolah, jalan raya, dan objek penting lainnya. Penggunaan utama CCTV sebenarnya adalah sebagai “kotak hitam”. Artinya, CCTV tidak bisa mencegah suatu kejahatan, misalnya pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Setelah terjadi suatu tindak kejahatan, rekaman CCTV akan membantu aparat terkait untuk menindaklanjuti penegakan hukum.
ADVERTISEMENT
Mungkin pembaca bingung mengapa CCTV tiba-tiba disebut-sebut. Permasalahannya, speed camera yang diklaim hebat tersebut ternyata hanya sebuah CCTV. Lantas apakah CCTV tidak bisa merangkap tugas speed camera? Mari kita kupas.
CCTV yang masih model asli (original version) bekerja dengan merekam video secara terus-menerus. Perekaman di dalam media penyimpanan yang mirip seperti komputer, berupa harddisk atau solid state drive. Perekaman ini tidak pernah berhenti. Jika media penyimpanan sudah penuh, rekaman yang paling baru akan menimpa rekaman yang lama. Begitu seterusnya, sehingga data perekaman akan terus terekam tanpa terputus.
Jika kita lihat CCTV yang digunakan di sejumlah ruas jalan yang menerapkan e-TLE, terlihat bahwa selintas itu bukan CCTV biasa. Dalam istilah transportasi, CCTV seperti itu disebut sebagai CCTV yang dilengkapi teknologi Automatic Number Plate Recognition (ANPR CCTV). CCTV jenis ini bekerja dengan menangkap bentuk yang ada di dalam suatu garis berbentuk persegi atau kotak. Garis kotak tersebut adalah garis tepi pelat nomor. Angka dan huruf akan terbaca secara cepat sebagai nomor pelat kendaraan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, sebenarnya tidak tepat juga jika kita sebut bahwa “ruas jalan A dilengkapi CCTV untuk merekam pelat nomor kendaraan”. Lebih tepat jika disebut CCTV ANPR karena tidak semua CCTV menggunakan teknologi ANPR. Biasanya teknologi seperti ini hanya digunakan di jalan raya dan parkiran kendaraan agar pendeteksian nomor pelat kendaraan dilakukan secara cepat tanpa perlu lagi intervensi manusia.
Ilustrasi cara kerja CCTV ANPR. Gambar: Quick Response CCTV Ltd.
Secara umum, bentuk kamera CCTV, baik CCTV ANPR maupun CCTV biasa, selalu dibuat menarik. Hal ini tidak terlepas dari upaya untuk memasarkan produk tersebut. CCTV biasa menarget masyarakat, sehingga masing-masing produsen akan bersaing membuatnya semenarik mungkin.

Cara Kerja Speed Camera

Berbeda dengan CCTV ANPR yang bekerja untuk menangkap pelat nomor kendaraan, speed camera bekerja untuk memfoto kendaraan yang dianggap melanggar suatu peraturan sekaligus menangkap nomor pelat kendaraan dimaksud. Speed camera didesain mampu bekerja siang-malam, baik dalam kondisi cuaca panas, hujan, bersalju, angin kencang, dan sebagainya. Mobil melaju kencang sekali juga tetap bisa dikenali pelat nomornya. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa speed camera adalah versi canggih dari CCTV ANPR.
ADVERTISEMENT
Speed camera dapat dibedakan berdasarkan lokasi penempatannya. Fixed speed camera adalah yang paling umum dijumpai di Indonesia dan berbagai negara lainnya. Biasanya speed camera dipasang secara permanen pada suatu tiang. Jumlahnya tergantung jenis teknologi speed camera. Jika jenisnya adalah CCTV ANPR, biasanya tergantung jumlah lajur pada suatu jalan. Tapi jika teknologinya canggih, satu speed camera bisa menangkap semua lajur yang ada.
Sedangkan speed camera yang dapat dipindahkan disebut mobile speed camera. Biasanya kamera ini diletakkan di dalam mobil petugas yang mana petugasnya akan berpindah-pindah lokasi untuk menarget pengendara yang melanggar aturan lalu lintas.
Salah satu contoh mobile speedcam. Foto: thisismoney
Ada beberapa penamaan speed camera di berbagai negara. Belanda menyebutnya Trajectcontrole. Negara ini adalah yang pertama menerapkan kecepatan rata-rata. Di Polandia disebut Odcinkowy pomiar prędkości, di Austria disebut Section Control, di Italia disebut Tutor or Safety Tutor, di Australia disebut Safe-T-Cam, dan di Belgia disebut Trajectcontrole/Radar tronçon. Di Inggris, kepopuleran speed camera menyebabkan sebagian warga masih menyebutnya dengan Gatso, merek speed camera purwarupa (prototype) yang terkenal di negara tersebut .
ADVERTISEMENT
Speed camera di banyak negara maju tidak hanya bekerja sebagai pendeteksi kecepatan suatu kendaraan, tapi juga sebagai kamera pengawas kepatuhan lampu lalu lintas. Jadi, ketika ada kendaraan yang menerobos lampu merah, kamera aktif dan memfoto kendaraan tersebut. Pengaktifan kamera dipicu oleh sensor yang diaktifkan kendaraan yang melintas garis batas henti ketika lampu merah menyala. Kamera tidak aktif ketika lampu selain merah sedang menyala.
Speedcam merangkap sebagai traffic light camera. Foto: thesun
Terdapat banyak jenis speed camera. Jenis pertama bekerja dengan memfoto pelat belakang kendaraan yang melebihi batas kecepatan. Cirinya, jika kamera aktif, lampu kilat (flash) akan menyala. Akan tetapi, speed camera jenis ini kadang tidak dapat menangkap pelat nomor dengan baik, sehingga pelanggar akan terbebas.
Tipe speed camera berikutnya adalah penyempurna tipe sebelumnya. Sebuah kamera lagi ditempatkan di depan kamera pertama beberapa puluh meter kemudian. Perlu diingat bahwa kamera pertama selalu menghadap bagian belakang kendaraan, sedangkan kamera kedua selalu menghadap bagian depan kendaraan. Kamera kedua tidak lagi dilengkapi lampu flash, tapi menggunakan sinar infra merah untuk menangkap nomor pelat kendaraan. Perpaduan kedua speed camera ini disebut Combi speed cameras.
ADVERTISEMENT
Tipe speed camera berikutnya ditambah teknologi radar. Speed camera seperti ini dapat mendeteksi jalan bebas hambatan dengan banyak lajur. Dengan alat ini, kendaraan yang berjalan berpindah-pindah lajur (zig-zag) ketika dilarang pindah lajur atau berjalan di bahu jalan akan terdeteksi. Tidak ada lagi celah untuk menghindari denda besar.
Speed camera teknologi terbaru yang dilengkapi teknologi radar. Foto: thisismoney
Tipe berikutnya adalah SPECS atau kamera pengawas kecepatan rata-rata (average speed camera). Sudah rahasia umum bahwa kendaraan akan mengurangi kecepatannya ketika di sekitar speed camera, dan kembali meningkatkan kecepatan ketika sudah menjauhi speed camera.
Speed camera jenis SPECS terdiri dari dua kamera (biasanya satu kamera mengawasi satu lajur) yang ditempatkan dengan jarak tertentu. Masing-masing speed camera akan menangkap kecepatan setiap kendaraan yang melintasi di bawah wilayah pantauannya. Masing-masing speed camera memiliki catatan waktu (timestamp). Jika perbedaan waktu suatu kendaraan diketahui, maka kecepatan rata-rata suatu kendaraan dapat diketahui. Yang harus dicatat adalah bahwa jarak antara kedua kamera hanya beberapa puluh sampai beberapa ratus meter. Jika ada speed camera ditempatkan berjarak berkilo-kilo meter, itu bukan tipe SPECS.
ADVERTISEMENT

Mengapa Harus Pakai Speed Camera

Jalan raya dibuat dengan desain tertentu. Jalan tol, misalnya, dibuat kebanyakan hanya dapat melayani kendaraan yang melaju dengan kecepatan 100 km/jam. Tentunya, pengelola dan pemilik jalan tol sudah memperhitungkan gaya gesek dan kecepatan aman bagi semua kendaraan untuk dapat berjalan secara aman.
Ketika suatu kendaraan dipacu melebihi kecepatan maksimal yang diizinkan, banyak hal serius mengikutinya. Yang paling jelas adalah masalah waktu pengereman. Semakin tinggi kecepatan, maka waktu pengereman untuk menghentikan suatu kendaraan semakin panjang. Masalahnya, jika pengendara memaksa ngebut sampai 150 km/jam dengan jarak antarkendaraan kurang dari 30 m seperti di film Fast And Furious, tentunya pengendara akan sulit menghindari tabrak belakang. Jika yang ditabrak truk, maut menghadang.
ADVERTISEMENT
Mari kita patuhi peraturan kecepatan lalu lintas, terlepas dari apakah suatu ruas dijaga oleh petugas atau speed camera. Dengan demikian, tidak salah jika ada yang mengatakan, “Tingkat keberhasilan pendidikan terlihat dari caranya berlalu lintas.”