Hujan Sebentar, Jalanan Banjir Seperti Sungai

Renan Hafsar
Investigator Keselamatan Transportasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Republik Indonesia
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2020 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Renan Hafsar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Musim hujan kembali datang. Hampir setiap hari kita diberikan nikmat berupa hujan. Sebagian orang bersyukur dengan datangnya hujan dan sebagian lagi terkendala karena kemacetan yang timbul akibat genangan. Kemacetan di kota besar biasanya terjadi lebih parah ketika hujan turun. Tidak hujan saja sudah macet, apalagi ditambah hujan.
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menerbitkan prakiraan musim hujan untuk tahun 2020/2021. Melalui laman resminya, Buku Prakiraan Musim Hujan 2020/2021 memberikan banyak informasi penting kepada para pembaca terkait musim hujan.
Ilustrasi prakiraan hujan dan aktivitas warga ketika hujan.
Beberapa info penting yang perlu kita cermati bersama adalah awal dan puncak musim penghujan. Awal musim hujan artinya masyarakat harus bersiap dengan dampak hujan, antara lain suasana redup yang lebih banyak, sehingga kegiatan menjemur makanan dan pakaian harus diatur lebih baik waktunya.
Puncak musim hujan patut diwaspadai secara serius. Jika debit air hujan yang turun melebihi kapasitas saluran air akan menimbulkan banjir. Banjir yang meluap ke jalanan inilah yang sering menyerupai sungai kecil dan bersifat musiman. Sungai seperti ini hanya kita temukan ketika hujan turun saja. Berdasarkan Buku Prakiraan Musim Hujan tersebut, kawasan Jabodetabek diprediksi akan mendapatkan puncak curah hujan pada Bulan Februari 2021.
Salah satu tabel prakiraan hujan. Gambar: BMKG
Berubahnya jalanan yang awalnya tempat bergeraknya kendaraan menjadi sungai dapat kita temukan dengan mudah. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota, tapi juga di desa. Tidak hanya di Pulau Jawa, juga di semua tempat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jika kita perhatikan dengan seksama, penyebab jalanan beralih fungsi menjadi sungai kecil sebenarnya disebabkan oleh dua hal sederhana. Pertama adalah fungsi saluran air atau yang kita biasa sebut got atau parit atau comberan. Kedua adalah konstruksi jalan. Ya, tidak selamanya kita bisa menyalahkan saluran air karena ternyata jalan sendiri juga memiliki andil dalam perubahan jalanan menjadi sungai tersebut.

Kualitas Saluran Air

Saluran air yang berada di sebelah jalan memiliki fungsi pokok sebagai media penyalur air yang diterima dari jalan. Hal tersebut akan menghindarkan jalan raya dari genangan air hujan. Air akan disalurkan ke saluran lain yang lebih besar, misalnya sungai.
Jika air terus-menerus disalurkan, saluran air di sisi jalan akan menghindarkan terjadinya kebanjiran. Sama seperti teori dasar kemacetan, banjir hanya terjadi ketika saluran air tidak sanggup menerima air dengan volume lebih besar daripada daya tampungnya. Tulisan ini tidak membedakan antara genangan dan banjir. Semua akan disebut banjir.
ADVERTISEMENT
Saluran air yang buruk tidak mampu melaksanakan fungsi pokok tersebut. Faktor paling sering disebutkan adalah karena adanya sumbatan. Anak-anak sekolah paling fasih mengenai hal ini karena diberikan doktrin bahwa banjir terjadi akibat sumbatan sampah di saluran air.
Hal lain yang menyebabkan saluran air mengalami kegagalan fungsi adalah cacat dalam desain, konstruksi, atau gabungan keduanya. Misalnya, suatu daerah diketahui memiliki curah hujan maksimal 300 mm (kategori sedang), tapi dibuat saluran air yang hanya bisa menampung air hujan kategori rendah. Saluran air seperti ini sudah tidak akan pernah bisa diharapkan untuk tidak banjir. Sudah pasti dijamin banjir. Belum lagi ditambah faktor sumbatan sampah.
Contoh saluran air jalan yang tersumbat. Foto: beritasatu
Desain saluran air hendaknya memperhatikan kondisi ekstrem yang akan terjadi secara rutin. Misalkan setiap tahun diperkirakan curah hujan maksimal masuk kategori tinggi, maka seharusnya saluran air dibuat harus mampu menyalurkan air ketika hujan deras sebagaimana biasanya terjadi. Yunita (2019) memberikan peringatan bahwa faktor llingkungan yang menimbulkan endapan juag harus menjadi perhatian terhadap desain saluran air.
ADVERTISEMENT
Kita perlu mencontoh salah satu negara tetangga yang beriklim subtropis, yaitu Australia. Di Stormwater Drainage Design Guidelines, kita akan terheran-heran melihat sungai yang dibuat begitu besarnya, padahal negara itu terkenal kering (arid). Rupanya, sungai sebesar itu didesain untuk mampu menampung air hujan badai di luar kebiasaan. Kota-kota penting mereka telah dipersiapkan terhadap ancaman kenaikan permukaan air laut setinggi 0,8 m yang akan terjadi pada tahun 2100. Dengan kata lain, teknologi ekstrem telah direncanakan dan diaplikasikan untuk menghadapi cuaca ekstrem.
Hal lucu yang sering membuat gemas ketika hujan adalah saluran air yang terputus. Jika jalanan terputus ketika hujan artinya jalanan tergenang. Tapi kalau saluran air putus tentunya bukan karena genangan.
Terputusnya saluran air biasanya karena memang proyeknya tidak tuntas. Di kawasan kampung/desa dan kota kecil hal ini kerap terjadi. Saluran air buntu begitu saja. Tidak ada kelanjutan kisahnya. Sudah bisa ditebak, ketika hujan datang air tidak bisa disalurkan dan terjadilah sungai besar dadakan. Seiring berjalannya waktu, saluran air yang sudah ada akan mengalami penurunan kapasitas daya tampung akibat sedimentasi pada saluran yang buntu.
ADVERTISEMENT

Konstruksi Jalan

Mengacu pada peraturan Geometri Jalan Perkotaan yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), badan jalan (jalur lalu lintas) seharusnya dibuat miring. Kemiringan badan jalan ini berkisar antara 2—3%. Kemiringan dilanjutkan ke bagian bahu/tepi jalan dengan persentase kemiringan minimal 2%.
Geometri melintang jalan. Gambar: BSN
Peraturan BSN di atas mengharuskan jalanan untuk dibuat cembung atau miring ke arah bahu jalan. Bagian tengah jalan harus selalu lebih tinggi daripada pinggirannya agar air secepat-cepatnya mengalir ke pinggir jalan, lalu masuk ke saluran air.
Meski demikian, jika kita melihat realita yang terjadi pada jalan lokal atau lingkungan, akan ditemukan bahwa aturan BSN ini tidak diindahkan. Fenomena ini terjadi pada jalan yang dibuat menggunakan beton atau aspal. Kebanyakan dibuat rata tanpa ada kemiringan.
Contoh jalan lingkungan yang dibuat datar.
Jalan yang dibuat rata tanpa adanya kemiringan paling sering ditemukan di jalan yang bukan kategori jalan raya. Biasanya, yang mengerjakannya adalah warga sendiri atau kontraktor kecil. Seyogyanya, siapapun yang mengerjakannya, kualitas jalan harus sesuai dengan standar dan aturan yang ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Yang lebih parah adalah ketika badan jalan dibuat lebih rendah daripada saluran air. Ini adalah kegagalan paling mutlak. Bagaimana mungkin air akan mengalir ke saluran pembuangan kalau saluran air lebih tinggi daripada badan jalan. Hal ini sebenarnya sepele sekali. Sejak Sekolah Dasar pun semua sudah belajar sifat air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat lebih rendah. Kalau hal seperti ini masih keliru, tentu ada pertanyaan besar mengenai apa yang salah, sehingga jalan dibuat seperti itu.
Contoh jalan dengan ketinggian di bawah saluran air.
Hal lain yang tidak kalah parah dalam konstruksi jalan adalah ketiadaan saluran air. Mungkin kedengarannya aneh dan lucu. Tapi faktanya, begitu banyak jalan lokal yang tidak dilengkapi dengan saluran air. Jelas, tanpa adanya saluran air, genangan otomatis langsung terjadi ketika hujan turun. Selanjutnya, jalan pun berubah seketika menjadi sungai.
Contoh jalan tanpa saluran air.
Latar belakang situasi unik yang cukup lumrah di Indonesia ini adalah karena perbedaan kewenangan. Di sejumlah tempat, saluran air diurus oleh Dinas Bina Marga, sedangkan jalan diurus oleh Dinas Pekerjaan Umum.
ADVERTISEMENT
Berbagai kelucuan terkait konstruksi jalan dan saluran air sudah selayaknya dihentikan. Perlu ditata kembali mengenai pengawasan, perencanaan, dan evaluasi pekerjaan terkait pengaturan air hujan. Hujan bukanlah musibah karena tanpa air manusia akan kesulitan hidup.