Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Jargon Zero Accident yang Tidak Pernah Menjadi Hero
12 Mei 2025 20:41 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Renan Hafsar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda melihat atau mendengar jargon "Zero Accident" (nol kecelakaan)? Beberapa organisasi sengaja tetap menggunakan jargon ini untuk menggugah para pegawai mencapai tujuan ambisius mereka. Akan tetapi, setidaknya ada tiga bahaya yang mengancam di balik jargon ini.

Salah memahami risiko dan kontrol risiko
ADVERTISEMENT
Kesalahan memahami konsep dasar risiko dan kontrol risiko biasanya bermula dari jajaran pimpinan (direksi dan komisaris) yang mengabaikan kompleksitas dan sifat kejadian tidak diinginkan yang tidak dapat diprediksi dalam berbagai situasi. Implementasi dari istilah "ikan busuk dari kepala" mengejutkan, tapi dalam banyak kondisi para pegawai tidak dapat meluruskan kekeliruan ini karena relasi kuasa.
Masyarakat Indonesia -termasuk juga para jajaran pimpinan dan kalangan pemerintahan- masih belum terbiasa dikritik atau diluruskan. Para pegawai masih cenderung menerapkan pola kerja asal bapak senang (ABS). Akibatnya, jargon yang salah pun cenderung dianggap benar (membenarkan yang salah, bukan membiasakan yang benar).
Manipulasi data dan tidak melaporkan kecelakaan
Ketika tujuannya adalah zero accident, para pegawai cenderung menyembunyikan atau memanipulasi fakta. Apalagi, organisasi yang menghukum pegawai yang terlibat dalam suatu kecelakaan akan cenderung memiliki pegawai yang menjadi manipulator.
ADVERTISEMENT
Ketakukan mendapatkan hukuman dan konsekuensi disiplin akan mendorong para pegawai untuk tidak memberikan informasi kecelakaan, termasuk insiden, hampir celaka (near miss), dan keadaan tidak biasa (unusual situation). Selanjutnya, organisasi akan kehilangan data untuk membuat analisis tren. Akibatnya, segala tindakan pencegahan yang diambil akan berdasarkan perasaan, bukannya berdasarkan data (data-driven decision).
Jargon yang utopia
Utopia artinya sesuatu yang tidak akan mungkin terealisasi di kehidupan nyata, hanya bisa dicapai di dalam mimpi. Nol kecelakaan hanya bisa dicapai jika kita menerapkan PPKM (lock down) seperti ketika pandemi Covid-19 yang lalu. Tapi untuk saat ini, tidak ada alasan untuk mengulangi hal tersebut.
Kita harus membangun segala hal di kehidupan kita berdasarkan pertimbangan yang dapat diterapkan di kehidupan kita. Menetapkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai tidak lebih dari sekedar omon-omon belaka alias unfaedah.
ADVERTISEMENT
Jika Anda mengetahui ada jargon absurd lainnya, silakan tuliskan di bagian komentar.