Konten dari Pengguna

Senioritas Dunia Kesehatan: membuat Nakes Sehat atau Sakit?

Rendy Gunawan
Mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
23 Desember 2024 10:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rendy Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
sumber : Shutterstock
ADVERTISEMENT
Profesi kesehatan kerap dianggap sebagai  profesi idaman, khususnya dokter. Tenaga kesehatan dan medis dianggap memahami betul cara menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit. Meskipun demikian, ada sisi lain yang saat ini sedang hangat dibicarakan, yaitu senioritas di dunia kesehatan. Sebelum munculnya kasus dokter PPDS yang bunuh diri, sebagian masyarakat tidak mengetahui bahwa senioritas di kalangan profesi keperawatan sangat kental.
ADVERTISEMENT
Senioritas diterapkan akibat budaya turun temurun dan tingginya tekanan kerja yang diterima oleh tenaga kesehatan maupun medis. Mereka dituntut untuk selalu sempurna dalam bertugas karena kesalahan sekecil apapun akan berdampak pada nyawa pasien. Meskipun demikian, tenaga kesehatan dan medis memahami dampak yang akan terjadi.
Setiap manusia memiliki batas toleransinya masing-masing terhadap tekanan yang mereka terima. Banyak dari mereka yang memilih diam agar tidak timbul masalah baru. Namun hal ini tentunya akan menjadi masalah, yaitu lingkaran setan yang terus berputar. Senior akan menggunakan senioritasnya kepada junior mereka, dan pada saat junior tersebut sudah menjadi senior, mereka memperlakukan junior mereka sama seperti apa yang mereka alami dulu.
Walaupun tidak semua tenaga kesehatan maupun medis melakukan hal yang sama, namun tetap akan oknum yang melakukannya sebagai bentuk balas dendam dan pelampiasan. Sebagain orang yang tidak dapat menahan hal tersebut tentu akan terluka. Hal ini akan menyebabkan pada kondisi kesehatan tenaga medis atau tenaga kesehatan menurun.
ADVERTISEMENT
Kesehatan fisik seseorang banyak ditentukan dari kesehatan mental yang dimiliki. Dengan pikiran yang sehat maka tubuh seseorang akan selalu dalam kondisi sehat juga. Sedangkan dalam kasus ini, pikiran tenaga kesehatan dan medis selalu diberi tekanan.
Banyak tenaga kesehatan dan medis yang akhirnya terus menerus sakit karena aspek psikologisnya sudah terganggu. Hal ini tentu akan menyebabkan kehidupan sosial dan profesinya terganggu. Tidak sedikit dari mereka yang menyerah dan memutuskan untuk berganti profesi.
Profesi kesehatan yang seharusnya membawa kesejahteraan bagi dirinya sendiri dan orang lain malah menjadi bumerang. Tentu hal ini harus segera dirubah. Satu-satunya jalan adalah dari dalam diri sendiri. Sebagai seorang senior, tenaga kesehatan atau medis harus bisa mengontrol emosi, tindakan, dan tutur katanya sehingga tidak menyakiti juniornya.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang junior juga harus banyak belajar dan mencari tahu hal baru. Hal ini guna meminimalisir kesalahan yang dapat terjadi. Junior yang telah mendapatkan perlakuan yang tidak baik juga harus bisa memaafkan dan tidak mengulangi hal serupa.
Hal-hal tersebut harus dilakukan hanya untuk satu tujuan, yaitu memutus lingkaran setan senioritas dunia kesehatan yang merajalela. Sebagai tenaga kesehatan dan medis, kita harus bisa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan sehat bagi semua. Apalagi seorang tenaga kesehatan dan medis yang akan menjadi role model bagi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan.
Senioritas memang memiliki manfaat, yaitu agar tercipta lingkungan kerja yang professional dan meminimalisir kesalahan dari junior. Namun, sebagai tenaga kesehatan dan medis kita harus bisa menimbang apakah manfaatnya lebih besar atau tidak. Jangan sampai dari tindakan tersebut terulang Kembali kasus serupa yang terjadi pada dokter PPDS.
ADVERTISEMENT
Mari perbaiki citra dunia kesehatan dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik, nyaman, dan aman bagi tenaga kesehatan maupun medis. Tenaga kesehatan dan medis sehat, maka masyarakat pun akan sehat. Jadilah contoh yang baik untuk mewujudkan kehidupan yang sehat.