Hilangnya Rasa Kemanusiaan

RENDY YANSAH Mahasiswa PNJ
saya adalah mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan penerbitan jurnalistik, yang memiliki minat dan ketertarikan di dunia jurnalistik.
Konten dari Pengguna
10 Juni 2024 14:36 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari RENDY YANSAH Mahasiswa PNJ tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
beberapa bangunan tersisa puing-puing akibat penyerangan israel di rafah. (Foto:antara)
zoom-in-whitePerbesar
beberapa bangunan tersisa puing-puing akibat penyerangan israel di rafah. (Foto:antara)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Begitu miris melihat kejadian yang sangat tidak manusiawi di rafah, Palestina. Banyak beredar video di media sosial mengenai kondisi para penduduk palestina di rafah. Puluhan korban tewas dan beberapa diantaranya Luka-luka menjadi akibat dari penyerangan Israel. Tempat mereka berteduh juga dibumihanguskan oleh militer Israel. Menurutku apa yang dirasakan warga dan pemerintah Israel yang mendukung terhadap serangan tersebut mengalami Krisis darurat rasa kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Satu-satunya tempat mengungsi bagi warga sipil di serang dengan alasan berperang melawan hamas. Jauh sebelum penyerangan rafah terjadi, kekejaman dan pembantaian sudah dilakukan militan Israel kepada para penduduk sipil. Perang ini sudah bukan antara hamas-militer Israel. Tetapi antara penduduk sipil dan militer Israel.
Sempat beredar video pemerintah Israel yang kurang lebih mengatakan jika wajib membunuh para penduduk palestina Karena mereka bukan manusia. Mereka dari awal Memang tidak berniat hanya menghabisi hamas. Tapi semua penduduk Palestina. Rasanya seperti terulang kembali peristiwa holocaust.
Berkali-kali Penyerangan dilakukan ke para penduduk sipil palestina. Bukan hanya serangan fisik mereka juga memberikan serangan mental. Semua akses yang mereka butuhkan sudah di putus oleh Pemerintah Israel. Baik itu air bersih, listrik, dan internet. bahkan mereka juga memutus bantuan kemanusiaan yang diberikan negara lain. Selain itu, mereka juga melululantahkan fasilitas yang ada disana. Mereka selalu mengklaim hamas bersembunyi di balik evakuasi warga dan fasilitas umum.
ADVERTISEMENT
Masyarakat dunia geram dan mengkecam tindakan yang dilakukan israel. Namun, Pemerintah Israel tidak peduli dan terus mengungkit penyerangan hamas pada 7 Oktober 2023. Jauh sebelum itu awal peperangan ini sudah dimulai lebih dulu dari pihak Israel. Pada penyerangan 7 Oktober jadi alasan utama Israel menyerang membabi buta.
Israel sampai hari ini terus gencar melakukan serangan ke palestina. Rasanya mereka tidak memperdulikan berapa banyak korban sipil yang berjatuhan. Tak sedikit anak-anak dan perempuan jadi target kekejaman mereka. Puluhan anak juga terpaksa harus merasakan kesedihan mendalam ditinggal orang tua mereka. Dalam penyerangan yang dilakukan seharusnya pihak Israel tidak boleh menyasar penduduk sipil. Tetapi selalu ada alasan bagi Pemerintah israel.
Pemerintah Israel selalu berkelit sering mengatakan terjadi kesalahan teknis atau ketidaksengajaan dalam penyerangan yang dilakukan.Tidak sekali Pemerintah Israel menggunakan alasan itu. Tetapi rasanya tidak ada yang bisa dilakukan Negara lain untuk menindak Negara Israel.
ADVERTISEMENT
Penduduk disana sangat kesulitan untuk bertahan hidup. Pasalnya bantuan kemanusiaan sudah di tutup oleh Pemerintah israel. Tidak sedikit Warga Palestina yang meninggal Karena kelaparan. Bahkan sempat beredar di media sosial video anak kecil asal palestina memakan rumput liat demi bertahan dari rasa lapar. Beberapa juga ada yang mencari makanan sisa dari tumpukan puing-puing.
Hampir semua penduduk Palestina kehilangan tempat tinggal mereka. Tidak banyak material yang mereka bawa. Mengevakuasi orang-orang tersayang dan menyelamatkan diri rasanya sudah lebih dari cukup dari menyelamatkan beberapa harta yang berharga. Tak Ada harta yang lebih berharga disana selain keselamatan.
Para penduduk sipil di Palestina tetap bersikukuh untuk tidak pergi dari tanah kelahiran mereka. Berawal satu Kota menuju Kota lainnya mereka berpindah-pindah untuk evakuasi. Evakuasi terakhir Sampai berakhir di perbatasan mesir. Itu adalah tanda bahwa perlahan-lahan Pemerintah Israel ingin mengusir semua penduduk Palestina dari tanah kelahirannya. Namun, para penduduk Palestina rela mati atau jihad demi mempertahankan dan memperjuangkan hak mereka.
ADVERTISEMENT
Anak-anak dan perempuan disana sering mengalami intimidasi, penculikan bahkan sampai pemerkosaan. Meraka disana berjuang bukan hanya menahan lapar. Tapi juga berjuang melindungi diri dari kejamnya militer Israel. Selain itu, bukan hanya anak-anak dan perempuan, tetapi para jurnalis juga menjadi sasaran bagi para militer Israel. Mereka yang menjadi garda terdepan, kelompok nertal yang hanya menyampaikan kondisi dan informasi Di Palestina turut menjadi korban dari keberingasan para militer Israel.
Penyerangan jurnalis dilakukan pemerintah Israel agar media tidak terus menyampaikan kondisi terbaru mengenai Palestina. Mereka juga ingin di dunia melupakan Palestina dan menutup mata soal perang hamas-militer Israel.
Sebagai saudara sesama Muslim di berbagai dunia rasanya gerah dan ingin melawan kejahatan yang dilakukan israel. Tetapi tidak banyak yang dilakukan selain berdoa agar kondis di Palestina segera berakhir. dan juga mengutuk tindak kejahatan yang dilakukan israel.
ADVERTISEMENT
Tetapi diriku melihat bahwa Warga Palestina adalah utusan atau penduduk dari surga yang dikirimkan Allah untuk menguji para hamba yang lainnya. Bagiku rasanya ingin menjadi Salah satu dari penduduk palestina yang bisa berjihad dan mendapat jaminan surga. Meski banyak kesedihan yang terjadi disana. Kematian yang menghampiri mereka adalah sebuah kebahagiaan untuk menuju tempat terbaik.
Bagi militer Israel kematian para penduduk sipil adalah kepuasan sekaligus menjadi rasa pelampiasan mereka Karena sampai hari ini belum bisa menghabisi hamas, begitulah kata salah satu militer Israel. Israel dipersenjatai dengan teknologi militer yang canggih. Mereka juga mendapatkan dukungan dari negara super power seperti Amerika Serikat. Namun sampai hari ini militer Israel kewalahan menghadapi hamas yang melakukan taktik perang secara girliya.
ADVERTISEMENT
Tapi semakin hari semakin parah serangan yang dilakukan militer israel. Motifnya memang ingin berperang dan menghancurkan hamas. Tapi nyata dan faktanya ingin menguasai tanah palestina dan melakukan genoside kepada seluruh warga Palestina. Berharap dengan kejadian pembantaian kesekian kalinya dunia tidak menutup mata dan berani bergerak melawan keadilan. Bergerak bukan hanya menyuarakan tapi berhasil membawa kemerdekaan manusia bagi warga palestina.
Penulis: Rendy Yansah
Asal: Politeknik Negeri Jakarta, Jurnalistik
Jenis Tulisan: Features