Konten dari Pengguna

Jangan Takut pada Hantu Prabrobro

Renie Aryandani
a 2023 graduate of Indonesia Jentera School of Law.
19 Oktober 2024 12:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Renie Aryandani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Canva.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Canva.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menyikapi Kepemimpinan Presiden yang Menyeramkan
“Hantu Takut pada Prabrobro?”
"Kenapa hantu takut pada Prabrobro?" Jawabannya: "Karena Prabrobro lebih menakutkan dari hantu-hantu itu sendiri!"
ADVERTISEMENT
Hantu mungkin hanya bisa menakut-nakuti di malam hari, tapi gaya kepemimpinan otoritarian bisa menghantui kita setiap saat. Itulah mengapa, sebagai masyarakat, kita perlu lebih takut pada kembalinya otoritarianisme daripada pada cerita-cerita horor tentang hantu.
Prabrobro sering dianggap sebagai sosok yang mengancam masa depan demokrasi Indonesia, dengan masa lalu yang penuh kontroversi dan gaya kepemimpinan yang otoritarian. Dalam benak banyak orang, Prabrobro seolah menjadi "hantu" yang menghantui perjalanan politik bangsa ini. Namun, daripada hanya takut, kita perlu menghadapinya dengan sikap kritis dan perlawanan aktif. “Jangan takut pada Hantu Prabrobro” bisa menjadi ajakan bagi masyarakat untuk tidak tunduk pada ketakutan, melainkan memperjuangkan keadilan dan kebebasan.
Pelanggaran HAM: Bayang-Bayang Kelam yang Masih Menghantui
ADVERTISEMENT
Prabrobro masih dibayangi oleh tuduhan pelanggaran HAM, terutama terkait hilangnya para aktivis pada tahun 1998. Kasus ini adalah salah satu titik hitam dalam sejarah Indonesia, yang terus mengingatkan kita bahwa impunitas masih menjadi masalah besar di negara ini. Seperti hantu yang sulit diusir, masa lalu Prabrobro terus menghantui perjalanan politiknya.
Namun, ketakutan ini tidak seharusnya membuat kita gentar. Seperti cerita klasik tentang hantu, seringkali yang menakutkan itu hanyalah bayangan. Sama halnya dengan ketakutan terhadap pelanggaran HAM ini—jika kita terus menuntut keadilan dan memperjuangkan hak asasi manusia, maka "hantu" impunitas ini tidak akan lagi menakutkan.
Gaya Kepemimpinan Otoritarian: Ancaman Demokrasi yang Menyeramkan
Prabrobro dikenal dengan gaya kepemimpinan otoritariannya. Ia kerap memperlihatkan kecenderungan untuk memusatkan kekuasaan dan membungkam kritik, sesuatu yang menimbulkan ketakutan di kalangan pegiat demokrasi. Seperti hantu yang ingin menguasai rumah tua, Prabrobro tampak berusaha menguasai ruang-ruang politik dengan caranya sendiri.
ADVERTISEMENT
Tapi, ingat, seperti di film-film horor, cara terbaik menghadapi hantu adalah dengan tetap tenang dan berani. Masyarakat harus terus berpartisipasi aktif dalam menjaga demokrasi, sehingga tidak ada “hantu” otoritarianisme yang bisa menghancurkan fondasi kebebasan yang telah kita bangun.
Retorika Nasionalisme Ekstrem: Seperti Hantu yang Menipu
Salah satu ciri khas Prabrobro adalah retorika nasionalisme ekstrem yang sering ia gunakan untuk mendapatkan simpati rakyat. Slogan-slogan penuh semangat seringkali mengandung bahaya jika digunakan untuk menjustifikasi kebijakan xenofobia atau eksklusivitas sosial. Retorika populis ini, jika tidak dicermati, bisa seperti hantu yang menipu—terlihat baik di luar, tapi menyeramkan di dalam.
Di sinilah pentingnya kewaspadaan. Sama seperti jangan percaya begitu saja pada hantu yang bersikap baik dalam film, kita juga harus kritis terhadap retorika populis. Nasionalisme yang sehat harus mempromosikan inklusivitas, bukan kebencian.
ADVERTISEMENT
Militerisme dalam Politik: Hantu Lama yang Kembali
Bangkitnya kembali peran militer dalam politik sipil Indonesia, terutama dengan munculnya Prabrobro, adalah seperti cerita horor tentang hantu yang kembali dari masa lalu. Reformasi telah berupaya memisahkan militer dari politik, tetapi kini bayang-bayang militerisme kembali menghantui.
Namun, layaknya hantu dalam cerita, kekuatan rakyatlah yang akhirnya mampu mengalahkan kegelapan. Melalui suara publik dan advokasi yang terus menerus, kita bisa memastikan bahwa militer tidak lagi mendominasi panggung politik Indonesia. Masyarakat sipil harus memimpin, bukan hantu-hantu masa lalu yang terus mencoba kembali.
Ketimpangan Ekonomi: Rasa Takut yang Harus Dilawan
Di balik retorika populis Prabrobro tentang keadilan sosial dan ekonomi, tersimpan kekhawatiran bahwa kebijakan-kebijakan yang ia terapkan justru akan memperburuk ketimpangan. Seperti hantu yang tak terlihat, ketimpangan sosial kerap muncul tiba-tiba dan menghantui kehidupan rakyat kecil tanpa disadari.
ADVERTISEMENT
Tetapi, kita tidak boleh menyerah pada ketakutan ini. Seperti halnya melawan hantu dalam cerita rakyat, kita harus mencari solusi. Masyarakat harus terus mendorong kebijakan yang inklusif dan adil, memastikan bahwa keadilan sosial benar-benar terwujud untuk semua, bukan hanya untuk segelintir elite.
Jangan Takut, Lawan!
Meskipun banyak yang menganggap Prabrobro sebagai ancaman yang menyeramkan, ketakutan saja tidak akan membawa kita kemana-mana. Ketakutan pada otoritarianisme bisa menjadi katalis untuk perlawanan yang lebih kuat. Daripada menyerah pada ketakutan, masyarakat Indonesia harus bersatu dan melawan segala ancaman terhadap demokrasi, kebebasan, dan hak asasi manusia.
Hantu-hantu otoritarianisme hanya bisa menang jika kita takut. Oleh karena itu, kita harus melawan dengan ketegasan dan keberanian, menjaga agar demokrasi tetap hidup di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jangan takut pada Hantu Prabrobro, karena pada akhirnya, hantu hanya bisa menang jika kita menyerah pada rasa takut.
Sejujurnya, penulis gemeter dan cuman bisa nulis Prabrobro karena takut juga. So, mana suprotnya?