Konten dari Pengguna

Universitas Telkom Menginisiasi Konversi Motor Listrik Menuju Zero Emission

RENNYTA YUSIANA
Dosen Telkom University
5 Desember 2022 5:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari RENNYTA YUSIANA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Universitas Telkom kembali menampilkan karyanya berupa konversi motor BBM ke motor listrik dalam kegiatan “Digital Talent and Innovation: Creating the Future” yang diadakan pada hari Selasa, 29 November 2022 di kampus Universitas Telkom. Dalam kesempatan ini, terdapat dua motor konversi yang dipamerkan dan salah satunya dapat dicoba oleh pengunjung.
Motor Listrik - Konversi BBM ke Listrik (Sumber: Penulis)
zoom-in-whitePerbesar
Motor Listrik - Konversi BBM ke Listrik (Sumber: Penulis)
Harga bahan bakar minyak yang saat ini naik, memengaruhi meningkatnya biaya operasional kendaraan. Meningkatnya harga bahan bakar minyak disebabkan karena sumber daya minyak yang terbatas dan juga masalah politik dunia. Di Indonesia, harga listrik cenderung lebih stabil dibandingkan dengan harga listrik Amerika maupun negara-negara Eropa. Hal ini adalah salah satu keunggulan menggunakan listrik sebagai tenaga penggerak kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Penggunaan motor listrik sebagai penggerak kendaraan bermotor lebih menguntungkan untuk jangka panjang, sebab lebih hemat dari sisi pemeliharaan. Sebagai contoh, pengguna motor listrik tidak perlu mengganti pelumas (oli) berkala. Selain itu, perkembangan teknologi memungkinkan baterai berkapasitas besar dengan dimensi yang cukup kecil, dilengkapi dengan teknologi fast charging dan yang paling penting, harga yang makin terjangkau.
Devie Suchendra selaku Kepala Urusan Laboratorium yang juga anggota tim konversi menjelaskan bahwa kegiatan kali ini dilakukan oleh startup yang beranggotakan dosen lintas keilmuan dan staf pendukung akademik di Unit Laboratorium, Nourman Aditya Agista dan Rixard George Dillak. Kegiatan ini juga didukung oleh Ko+Lab, sebagai implementasi komitmen kolaborasi antar keilmuan, juga bekerjasama dengan PT Volta Indonesia Semesta selaku vendor.
Tim Konversi Motor Listrik bersama Willty Awan, Direktur PT. Volta Indonesia Semesta (Sumber: Penulis)
"Produk ini adalah produk kedua kami, kali ini yang berbasis motor BBM bertipe matic 125cc. Dalam melakukan konversi, kami tetap berpegang pada batasan power motor listrik (BLDC) dan kecepatan maksimal yang diatur oleh pemerintah. Konversi ini tidak hanya sekadar bongkar pasang, double suspension swing arm sudah kami desain dan buat ulang. Kompartemen baterai juga didesain ulang sehingga tidak menyita ruang bagasi. "Produk ini juga dilengkapi dengan digital display dan kemampuan mundur yang memudahkan ketika bermanuver" tutur Roni Riandi selaku teknisi utama konversi. Menurut Roni, perbedaan yang paling terasa dari produk motor listrik adalah minim getaran dan tanpa polusi udara maupun suara.
ADVERTISEMENT
Untuk kelanjutannya, tim konversi akan berfokus pada pengembangan stasiun pengisian listrik dan penyiapan environment pendukung (service center). Menurut Rini Handayani, salah satu dosen yang terlibat dalam kegiatan konversi, "Stasiun pengisian juga akan terintegrasi dengan pembangkit listrik alternatif." Sementara itu, tim teknis mulai melakukan riset untuk kendaraan roda tiga pengangkut barang dan kendaraan beroda empat.
Antusiasme Pengunjung Pameran Digital Talent and Innovation (Sumber: Penulis)
Kegiatan konversi ini terwujud atas dukungan pendanaan dari PT. Telkom Indonesia melalui program hibah CDC. Kedepannya kami akan terus berkolaborasi dengan industri terkait maupun pihak akademisi dan regulator untuk riset dan pengembangan Electric Vehicle (EV), tambah Anak Agung Gde Agung selaku ketua tim konversi.
Sebagai closing statement, Angga Rusdinar selaku Dekan Fakultas Ilmu Terapan menuturkan bahwa kendaraan listrik akan akan terus berkembang dan dibutuhkan seiring makin terbatasnya bahan bakar berbasis fosil (BBM). Salah satu kendaraan yang mendapat perhatian lebih adalah kendaraan beroda dua (motor) yang populasinya sangat banyak, terutama di Indonesia. Untuk itu, Universitas Telkom khususnya Fakultas Ilmu Terapan harus dapat berkontribusi, baik melalui konversi kendaraan yang sudah ada maupun kedepannya melalui produksi kendaraan listrik hasil karya desain Universitas Telkom.
ADVERTISEMENT